Fimela.com, Jakarta Pepatah lama mengatakan buku adalah jendela dunia. Lewat buku, kita dapat 'membaca' dunia lewat aksara. Lewat buku pula, kita dapat menambah sudut pandang dari berbagai arah. Setidaknya, manfaat seperti itulah yang dirasakan oleh Lintang Indra Listika, pendiri One Week One Book (OWOB), ketika membudayakan dirinya untuk membaca satu minggu satu buku.
BACA JUGA
Advertisement
Dari manfaat yang ia dapat, Lintang, begitu ia akrab disapa, ingin mendapatkan support system dari orang-orang dengan latar belakang yang sama. Namun, ia tidak menemukannya. Hal tersebut tidak membuatnya putus asa. Semangat membaca membuatnya tersulut untuk membuat komunitas literasi seperti yang ia cari selama ini.
"Karena saya merasakan manfaat membaca, maka saya pun mencari komunitas membaca dengan semangat yang serupa. Sayangnya,yang kerap saya temui adalahkomunitas menulis, fotografi atau handicraft di media sosial yang tentunya terus mendorong anggotanya untuk berkarya.Saya belum menemukan komunitas online yang mengajak komunitasnya untuk rajin membaca saat itu," kata perempuan satu anak ini.
"Dari situ saya memutuskan untuk membuat komunitas Gerakan One Week One Book di instagram. Juga karena saya merasa miris dengan fenomena lingkungan yang kurang mendukung untuk membaca, maka saya ingin menyebarkan virus membaca," imbuhnya.
Dipilihnya Instagram sebagai media menyiarkan semangat baca bukan tanpa alasan. Lintang punya alasan tersendiri untuk hal itu. "Saya melihat instagram adalah media online yang sering digunakan generasi mudauntuk berkreasi. Sebagai contoh, dalam hal membaca, kita sudah mengenal istilahbookstagrameruntuk menyebut preview buku di Instagram.Maka,saya memilih Instagram sebagai wadah komunitas online untuk berinteraksi dan mengajak teman online untuk membaca," jelas perempuan yang lahir tahun 1995 ini.
Didirikannya komunitas literasi yang berbasis di Sidoarjoini diharapkan bisa menjadi masyarakat yang terbiasa membaca minimal satu buku dalam satu minggu, serta menjadikan sosial media sebagai sarana penyebar virus baca.
Lebih lanjut, Lintang menjelaskan misi komunitas garapannya itu. "Sementara misi kami adalah menjadikan komunitas Gerakan One Week One Book sebagai tempat berkumpulnya para pejuang baca, menjadikan akun media sosial Gerakan One Week One Book sebagai rujukan referensi buku, mengembangkan program yang dapat meningkatkan semangat berliterasi, menjalin kerjasama dengan pihak-pihak yang dapat membantu pengembangan program," tukas perempuan yang hobi baca sejak SMP ini.
Meski berbasis virtual, komunitas yang berdiri sejak 4 Januari 2018 ini juga memiliki kegiatan yang tak kalah seru dengan komunitas offline. Di antaranya ada One Day One Post (ODOP), Bincang Literasi, Bincang Buku, Giveaway Buku, Consistent Reader Challenge, The Best Photo Challenge, OWOB bahas buku, baca bareng buku, dan Kelas Moco Bareng," kata Lintang.
"Ada grup WhatsApp khusus untuk melakukan aktivitas tersebut. Kami sangat bersyukur karena anggotanya pun sangat antusias dengan kegiatan Gerakan One Week One Book, mereka bisa memiliki wadah khusus bagi sesama pembaca dan bisa berdiskusi dengan para penulis yang baru saja menerbitkan karya," tambahnya.
Di sisi lain, komunitas yang tak membatasi genre buku ini juga memiliki kegiatan offline, yaitu kopi darat di setiap regional. Mereka juga pernah mengadakan OWOB Goes to School, workshop meneulis bersama IDN Times dan KomInfo, festival relawan, hadir dalam acara Deklarasi Ibu Bangsa Membaca, Bincang literasi dengan Ijakarta, menjadi narasumber di acara Indonesia Women's Forum, menggelar lapak baca buku gratis, dan masih banyak acara lainnya yang dilakukan secara offline.
Tertarik untuk bergabung dengan One Week One Book. Caranya gampang banget, Sahabat Fimela! Cukup dengan me-repost foto di tautan bio Instagram One Week One Book, kemudian Tag pada foto banner komunitas dan mention Instagram @gerakan_1week1book agar admin bisa mendata keanggotaan baru.
"Selanjutnya, member menyetor ulasan buku. Kedepannya, jika anggota komunitas tidak memposting review selama 7 Minggu berturut-turut, otomatis akan dikeluarkan dari keanggotaan," jelas alumni Universitas Trunojoyo Madura ini.
"Kami juga menerapkan deadline setiap minggunya dalam kurun satu bulan itu. Minggu pertama tanggal 1-8, minggu kedua tanggal 9-15, minggu ketiga tanggal 16-22, dan minggu keempat tanggall 23-28/30/31. Jika ada member yang tidak setor pada deadline-deadline yang sudah ditentukan tersebut, maka dihitung tidak hadir. Jika ketidakhadiran sudah tujuh minggu berturut-turut, maka akan dikeluarkan dari keanggotaan," tandas perempuan berzodiak Cancer ini.
Saat ini, anggota aktif per tanggal 5 Januari 2021 ada 238 orang dan akan terus di-update per tujuh minggu.