Fimela.com, Jakarta Meski belum populer di semua lapisan masyarakat, gaya hidup minimalis tampak sudah menarik perhatian sejumlah kalangan untuk menerapkannya. Terbukti dari hadirnya komunitas Lyfe With Less, yang terdiri dari perkumpulan penggiat gaya hidup minimalis di Indonesia, khususnya Jakarta.
BACA JUGA
Advertisement
Dalam menjalani gaya hidup ini, kita dituntut untuk mengonsumsi sedikit barang dari sebelumnya. Padahal, bukan sekadar kuantitas yang ditekankan pada gaya hidup ini, melainkan kualitas dan kesadaran dalam mengonsumsi suatu produk. Dalam hal ini, Cynthia, inisiator dari Lyfe With Less memberi beberapa tips untuk menjalani gaya hidup minimalis.
Menurut ibu satu anak ini, belajar menjadi minimalis itu mudah dan banyak manfaatnya. Kita bisa memulai dari hal-hal kecil di kehidupan sehari-hari. "#BelajarJadiMinimalis itu mudah, bisa dimulai dari hal-hal kecil dan praktis sehari-hari. #BelajarJadiMinimalis bisa dilakukan siapa saja dan bisa membuatmu lebih hemat. #BelajarJadiMinimalis dekat dengan syukur dan bahagia," jelas Cythia.
Di sisi yang sama, Cynthia juga selalu menekankan untuk mengonsumsi barang sampai habis atau sampai rusak sebagai bentuk tanggung jawab kita terhadap barang. "#PakaiSampaiHabis dan #PakaiSampaiRusak. Bertanggung jawablah atas segala sesuatu yang kamu punya," imbuhnya.
Lebih lanjut, Cynthia menuturkan, belajar menjadi minimalis itu tidak punya standar tertentu, melainkan harus tahu alasan kenapa memilih pola hidup tersebut. "#BelajarJadiMinimalis itu engga ada standarnya. Mudah banget kamu bisa memulai sesuai dengan preferensi dan caramu. Pelajari dengan seksama esensi minimalism, temukan strong why kamu, kenapa ingin mengadaptasi gaya hidup ini," kata Cynthia.
"Motivasi akan membuat kamu terus mencari tahu, konsisten dan menjadi alasan untukmu kembali melakukan saat kamu jengah di tengah jalan.Yang paling mudah, kamu bisa melakukannya dengan decluttering apa yang ada di rumah, di ponsel atau di sosial mediamu. Pilah dan kurasilah mana yang penting dan spark joy untukmu," tambah Cynthia.
Kendati tampak mudah untuk dilakukan, tapi sebagai manusia yang diberi nafsu oleh Tuhan, bisa saja kita tergoda oleh orang-orang di sekitar dan membuat kita khilaf menjadi individu yang konsumtif. Terutama di masa pandemi seperti sekarang, ketika banyak orang berdagang untuk memenuhi kebutuhan hidup. Untuk menghadapinya, Cynthia punya tips istikamah.
"Beli berdasarkan kebutuhan dan kecintaan. Either kamu suka banget (spark joy) atau kamu butuh banget, cek worth atau nggak produknya untuk dibeli. Lalu bikin anggaran! Membantu boleh tapi jangan sampe niat membantu tapi dompet kita nggak dicek. Aku bikin budget untuk jajan jadi apapun alasannya apapun yang terjadi budget-nya segitu," ungkap Cynthia.
"Kalau ada temen yang menawarkan langsung dan produknya untukku nggak sesuai dengan kriteria di atas, aku akan menolaknya langsung. Bisa dengan bilang "next time akan coba" agar lebih sopan. Intinya, jangan takut untuk bilang "TIDAK" kalau kamu memang tidak butuh dan tidak suka akan sesuatu. Jangan membahagiakan orang lain kalau diri sendiri nggak bahagia nantinya," tandas perempuan lulusan Universitas Bakrie ini.