Fimela.com, Jakarta Di dunia ini, terdapat banyak bahasa. Dari sekian banyak bahasa, setidaknya ada 10 bahasa yang paling populer di dunia. Bahasa Inggris adalah salah satunya. Dikutip dari fluentin3months.com, bahasa Inggris merupakan bahasa yang paling banyak digunakan di dunia kedua setelah Mandarin. Termasuk digunakan di Indonesia.
BACA JUGA
Advertisement
Kendati bukan bahasa sehari-hari, tapi bahasa Inggris termasuk dalam kurikulum pendidikan. Hal ini membuktikan, bahwa Indonesia juga memiliki andil dalam mempersiapkan warganya untuk mampu bersaing secara global. Sayangnya, bahasa Inggris yang diajarkan di sekolah merupakan bahasa Inggris dengan materi dasar dan didominasi oleh teori yang membuat kemampuan kita jadi terbatas.
Untuk menaikan level, kita bisa melakukan banyak hal. Mulai dari ikut kursus tambahan di sebuah lembaga atau tempat kursus non-formal, hingga belajar otodidak lewat musik, film, dan hal-hal praktis lainnya, termasuk gabung dalam sebuah komunitas belajar bahasa Inggris. Seperti Britzone ID, misalnya.
Digawangi oleh Eldy Taufiq, Britzone hadir sebagai wadah belajar masyarakat yang ingin menaikan level kemampuan berbahasa Inggris. "Britzone adalah komunitas bahasa Inggris gratis, tapi disini kita nggak belajar seperti sekolah atau tempat kursus, penekanan kita lebih kepada memberikan lingkungan yang full bahasa Inggris," kata pria kelahiran 1993 ini saat dihubungi via surat elektronik.
Lebih lanjut, Eldy menceritakan latar belakang terbentuknya Britzone yang cikal bakalnya terbentuk sejak 6 September 2003 ini. "Awal berdiri namanya masih StudyZone Speaking Club (SSC), dulu SSC ini di bawah salah satu lembaga kursus bahasa Inggris yang berlokasi di Perpustakaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud). Jadi, intinya yang bisa gabung di SSC adalah pemegang gold member di lembaga kursus tersebut. Singkat cerita November tahun 2004 perpustakaannya dihibahkan ke Kemendikbud beserta komunitasnya, dan di 2005 mengganti nama menjadi Britzone serta dibuka untuk umum," kenang Eldy.
Di Britzone, Eldy bukanlah inisiator. Namun, semangatnya yang tinggi membuat ia mampu meneruskan semangat dari pendahulunya. "Inisiator sekaligus presiden pertama adalah Bang Achu. Saya di sini hanya meneruskan tongkat estafet dari yang sebelumnya," kata Eldy yang baru bergabung dengan Britzone pada 2016 ini.
Seperti komunitas kebanyakan, Britzone juga memiliki kegiatan. Di sana, kegiatan yang diadakan yaitu berupa kelas yang di dalamnya wajib berbahasa Inggris. Sebab, di Britzone, teori tidak lagi menjadi utama, melainkan praktik yang jadi fokus mereka. Kelas yang diadakan Britzone yaitu setiap Selasa, Rabu pukul 18.30-20.00 WIB dan Sabtu pada pukul 11.00-13.00 WIB.
"Kita percaya kita semua udah dapet cukup banyak teori di sekolah, artinya sebenarnya bukan lagi nggak bisa bahasa Inggris, tapi butuh tempat untuk praktik makanya di Britzone ini full English, walaupun masih terbata-bata nanti kita bantu supaya tetep bisa ngomong full English," ujar Eldy.
"Fluency first than accuracy, di speaking itu yg penting percaya diri dulu, lancar, baru misalnya setelah itu akan bisa menemukan kesalahan dalam grammar. Jadi tenang aja nggak akan ada yang judge di Britzone," imbuhnya.
Bukan tanpa alasan, Edly berkata demikian sebab takut salah adalah kesalahan umum yang kerap terjadi pada orang-orang ketika ingin berbicara bahasa Inggris. "Kesalahan umum yang sering terjadi adalah terlalu takut salah. Umumnya, kita bisa mengendarai motor atau mobil karena kebanyakan praktik daripada baca manual book. Bahkan ada yang sampai nabrak atau jatuh. Bahasa Inggris juga sama, practice, build your confidence, make a mistake, and evaluate," kata pria yang hobi olahraga basket ini.
Dari 2016, hingga saat ini, Britzone mencatat ada lebih dari 10.000 orang yang tercatat pernah ke Britzone. Namun, untuk terjun langsung mengikuti kelas sekitar 40-60 orang. Menariknya, bukan dari kalangan pelajar yang umumnya minat belajarnya masih tinggi, anggota banyak berasal dari pekerja kantoran. "Karena lokasi kita yang di tengah area perkantoran dan waktunya pun setelah office hour membuat banyak teman-teman Britzone itu berasal dari pekerja di usia sekitar 25-35," ungkap pria lulusan Universitas Negeri Jakarta ini.
Di akhir obrolan, Eldy berharap jika masyarakat lebih berani untuk berani bicara di samping benar atau sala. "Kita mengajak siapapun untuk dare to speak. Betul atau salah, ayo speak up dulu. Semoga ke depannya Britzone bisa menjangkau lebih banyak daerah lagi supaya manfaatnya semakin terasa," tandas guru YCAB Foundation ini.
Tertarik untuk bergabung dengan Britzone? Langsung saja pantau kegiatan mereka di @britzoneid dan hubungi admin untuk info lebih lanjut. Menurut Eldy, syaratnya hanya satu, yaitu mau belajar.