Fimela.com, Jakarta Satu atau dua dekade terakhir, pola makan dan gaya hidup vegan mungkin belum begitu populer di dunia. Namun, tidak untuk lima tahun ke belakang, setidaknya di Amerika seperti yang dikatakan Theeconomist.com. Begitu pula di Indonesia, khususnya di Jakarta, yang kian hari kian bertambah individu yang beralih plant based diet atau vegan.
BACA JUGA
Advertisement
Kendati demikian, tak dimungkiri jika gaya hidup vegan masih awam di mata masyarakat. Bahkan, tak jarang ada yang menyamakan dengan vegetarian. Padahal keduanya memiliki arti yang berbeda. Ditambah lagi, gaya hidup vegan kerap dianggap tidak nyaman dari segi rasa makanan dan stigma lainnya.
Setidaknya, hal tersebut yang diungkap oleh Chandra Revo, salah satu inisiator Jakarta Vegan Guide. Oleh karena itu, Jakarta Vegan Guide mencoba menghapus anggapan-anggapan miring tersebut dengan membuat acara bertajuk Woke Space yang menghadirkan kegiatan-kegiatan bertema vegan pada 23-24 November 2019.
"Kami mau vegan people atau vegan community dan vegan brand ini dikenal oleh banyak orang termasuk bukan vegan, that's why kami tidak mention 'vegan', biar orang-orang mau join, karena most of people beranggapan vegan itu nggak enak, dengar kata 'vegan' itu mengandung konotasi negatif, bukan positif, jadi kami sengaja bikin event ini untuk menunjukkan vegan itu cool, nggak seperti yang orang pikirkan," jelas Revo.
Berlokasi di Aksara Kemang, Jakarta Selatan, selama dua hari berlangsung Woke Space diisi dengan workshop, talkshow, olahraga, dan tenant-tenant makanan vegan. Untuk menjaring peserta workshop dan talkshow, Jakarta Vegan Guide membuka pendaftaran online sejak satu minggu sebelumnya.
Di lain sisi, Revo mengatakan, Woke Space merupakan project Roro Jonggrang, sebab untuk membuat event sekompleks ini persiapannya memakan waktu kurang dari satu bulan. "Persiapannya nggak sampai sebulan, sekitar tiga minggu, kami berangkat dari ingin merayakan Vegan Month di bulan November ini, kami ingin melakukan something untuk komunitas vegan kita dengan mengenalkan ke orang-orang bukan vegan," ungkap Revo.
Melihat kesuksesan di hari pertama Woke Space, pria kelahiran Manado ini optimis untuk membuat Woke Space sebagai acara tahunan dari Jakarta Vegan Guide. "Dengan persiapan yang singkat dan melihat antusiasnya seperti ini di hari pertama, kami memiliki goal tahun depan akan lebih besar lagi," kata Revo.
Di kesempatan yang sama, Fimela.com juga mewawancarai pengunjung Woke Space. Adalah Lentia, perempuan non-vegan yang tertarik mengunjungi Woke Space karena ajakan teman. "Gue tahu acara ini dari teman, overall seru, talkshow-nya menarik karena related banget dengan apa yang gue perjuangkan sampai hari ini hehe," kata perempuan yang juga tergabung dalam organisasi Greenpeace Indonesia ini.
"Tapi sayang banget kurang ter-blow up dan tenant-nya juga kurang banyak, padahal gue datang kesini karena mau hunting vendor makanan vegan apa saja yang ada di Jakarta, meskipun gue bukan vegan hahaha hopefully bisa komit ya, because small conscious change," kata Lentia yang bekerja di bidang wedding organizer ini.
Woke Space masih berlangsung hingga Minggu (24/11) di Aksara Kemang, Jakarta Selatan dengan talkshow dan workshop menarik tentunya. Follow Instagram @jakartaveganguide dan @wokespace untuk jadwal lebih lengkap.