Fimela.com, Jakarta Banyak cara untuk menjadi sehat. Salah satunya adalah olahraga. Pilihan olahraga pun beragam. Mulai dari dengan bantuan alat hingga bermodal tubuh saja. Mulai dari yang gratis hingga yang bayar. Salah satu olahraga fleksibel yang bisa masuk ke dua kategori tersebut adalah yoga.
BACA JUGA
Advertisement
Awalnya, Yoga merupakan aktivitas meditasi yang dewasa kini sedang populer di kalangan Hindu. Namun, seiring berkembangnya zaman dan ilmu pengetahuan, kini yoga juga menjadi salah satu olahraga yang berpusat pada pengaturan nafas. Kendati demikian, yoga kerap diidentikan dengan olahraga mahal, karena membutuhkan instruktur yang biasanya hanya ada di pusat kebugaran, sehingga hanya kalangan tertentu yang bisa merasakan manfaat yoga.
Namun, rupanya kini stigma tersebut telah memudar dengan adanya komunitas-komunitas yoga di beberapa kota. Komunitas Yoga Depok, misalnya. Eksis di Kota Belimbing, komunitas tersebut rupanya turut menyebarkan 'virus' yoga ke masyarakat. Ditemui di lingkungan Kampus Universitas Indonesia (UI), Bhetsy Angelina, salah satu pengurus komunitas bercerita tentang yoga dan komunitasnya.
"Kami berdiri pada 2016, dan kami melihat di daerah Depok ada wilayah seluas Universitas Indonesia ini merasa 'kok nggak ada yoga ya?', dulu awalnya di Yoga Gembira Taman Suropati rame banget, ya, dan itu peminatnya banyak juga," kenang Bhetsy.
"Melalui komunitas ini, bagaimana kami ingin memasyarakatkan yoga, jadi semua orang bisa tahu manfaatnya yoga, yang tadinya dikenal sebagai olahraga yang mahal, awalnya sih begitu, orang lewat bisa aja coba kemudian merasakan manfaatnya dan jatuh cinta kepada yoga," imbuh perempuan yang mengenal yoga sekitar 2010 ini.
Menurut Bhetsy, pendiri Komunitas Yoga Depok adalah guru yoga. Namun, kini komunitas tersebut diurus oleh Bhetsy dan dua orang temannya. "Kalau anggota yang hadir tiap Minggu sekitar 30-40 orang, tapi yang tetap sekitar 20," ungkap perempuan yang bekerja di bidang penerbitan ini.
Untuk bisa bergabung dengan Komunitas Yoga Depok, tidak dibutuhkan persyaratan khusus. Setiap orang bisa datang tiap Minggu pukul 7 pagi di kawasan Universitas Indonesia. Di akhir kegiatan, setiap orang bisa secara sukarela memberi iuran untuk instruktur yang mengajar pada hari itu.
"Setiap orang bisa langsung datang, lagi jalan terus mau coba juga silakan, tanpa daftar, matras bisa kami pinjami, karena tujuan kami meyogakan masyarakat dan memasyarakatkan yoga," jelas perempuan berkacamata ini.
Setiap orang yang hadir tidak perlu khawatir tentang gerakan, sebab setiap orang bisa menyesuaikan dan tidak perlu memaksakan gerakan. "Setiap rangkaian gerakan pasti ada gerakan dasarnya, dan setiap orang aku rasa bisa melakukan itu, kalau untuk pemula banget, harus benar-benar mendengarkan dan harus bilang kalau kamu baru, jadi gurunya bisa memberikan opsi gerakan," ucap Bhetsy.
"Dan ketika ada gerakan nggak nyaman atau berisiko cedera, berhenti, nggak ada guru yang marah ketika kamu berhenti, tidak ada yang perlu dipaksakan karena kamu tidak berkompetisi dengan orang lain, tapi bagaimana kita tahu apa yang kita bisa dan tidak, dan kita bisa mendapatkan manfaat dari yoga, bukan malah cedera," sambungnya.
Di akhir pembicaran, tak lupa Bhetsy memberi tips untuk para pemula melakukan yoga. "Rutin, kenali diri, jangan berkompetisi jadi sesuaikan dengan badan kita, kenali rasa," tandasnya.