Fimela.com, Jakarta Banyak cara untuk membangun peran perempuan di dunia teknologi. Salah satunya yakni dengan kolaborasi dengan komunitas-komunitas perempuan yang bergerak di bidang tersebut. Seperti yang dilakukan Facebook dan Komunitas Girls In Tech (GIT), misalnya.
BACA JUGA
Advertisement
Sejak 2016, Facebook dan GIT membuat sebuah program bernama #SheMeansBusiness, yang memberdayakan perempuan wirausaha dengan pengetahuan, koneksi, keterampilan dan teknologi untuk membangun bisnis sejak 2016. Adisti Latief, Marketing Science Lead, Facebook in Indonesia, menjelaskan project tersebut.
"Di 2016, Facebook dan GIT kami bikin training di Jakarta, kami training hampir 300 orang, kami ada beberapa workshop, kami meet up, karena kami lihat minatnya tinggi, di 2017, kami membuat program yang lebih spesifik tentang digital program, misalnya 30, 60, dan 90 hari pertama program, di 2018 kami expand ke kota lainnya, dan platform GIT sudah kuat, kami memanfaatkan platform itu dengan mengadakan live Q&A," jelas Adisti di Ruang Komunal Indonesia, Jumat (23/8).
Co-Managing Director Girls in Tech Indonesia, Nafinia Putra, juga ikut membeberkan kegiatan-kegiatannya bersama Facebook. "Kalau dari sisi pelatihan, dari 2016-2018 ada digital marketing workshop dan itu terus berlanjut sampai sekarang jadi namanya Arisan Digital (hands on worskhop), dengan tujuan ketika mereka selesai dari worskhop, mereka sudah punya sesuatu untuk diteruskan," ungkap Nifinia.
Kisah sukses perempuan wirausaha yang sudah menggunakan teknologi Facebook tidak hanya berhenti pada Nafinia Putra, tetapi juga dirasakan oleh Co-founder Callista Skin Treatment, Shinta Priantika Sari dan Irzalisa Irsjafri Founder dari Lingua Franca Batik.
"Jadi awalnya di 2016, banyak perempuan yang peduli dengan kesehatan kulitnya, tapi nggak punya akses, waktu, atau uang. Banyak pilihan produk yang beredar tapi nggak tau mau pakai yang mana, dokter kulit mahal dan butuh waktu, maka kami buat personalized skincare product dan kami provide dengan Artificial Intelligence (AI) di website kami, setelah itu konsumen bisa konsultasi ke beauty consultant langsung," jelas Shinta.
"Dengan Facebook dan Instagram, kami bisa memasarkan produk kami ke seluruh Indonesia, kami juga memanfaatkan WhatsApp untuk konsultasi dan pembelian, jadi analisis dari website kami re-direct ke WhatsApp," imbuhnya.
Lain hal dengan Irzalisa Irsjafri yang juga ikut bergabung dengan GIT. "Kami mulai di 2014 kami memulai di Facebook, awalnya teman-teman sendiri, karena saya juga masih kerja, jadi terbengkalai. Lalu bertemu dengan Arisan Digital, saya mendapat pencerahan untuk belajar tools yang ada di media sosial, konten yang bagus, dan saya merasa bisnis ini harus diseriusi," kata perempuan yang akrab disapa Lisa ini.
Bersama Facebook, GIT juga telah meluncurkan buku bertajuk Playbook for Your Success pada Hari Kartini, April 2018 lalu. "Buku tersebut berisi kumpulan tips, tools, dan pengalaman-pengalaman bisnis sukses, di situ juga di-list down banyak sekali tools dan tips biar nggak trial dan error lagi, tapi sudah siap," kata Adisti.