Sukses

FimelaHood

3 Komunitas Ini Turut Selamatkan Bumi dengan Cara yang Berbeda

Fimela.com, Jakarta Jauh sebelum manusia lahir ke dunia, alam semesta sudah lebih dulu tercipta. Sebagai tempat tinggal, Bumi dan isinya perlu dipelihara dan dirawat agar tidak rusak. Dimulai dari hal-hal sederhana, rasa cinta pada lingkungan baiknya diasah sejak dini pada setiap individu. Tidak membuang sampah sembarangan, misalnya.

Namun, semakin kompleksnya permasalahan sampah di Bumi, rupanya membuang sampah pada tempatnya tidak cukup. Ada hal-hal lain yang berkenaan dengan sampah, yang harus dilakukan. Salah satunya adalah pengolahan sampah.

Untuk membuat sebuah perubahan terhadap lingkungan, seseorang tidak bisa melakukannya sendirian. Mengajak orang-orang di lingkungan sekitar dengan visi dan misi yang sama tak jarang dilakukan. Hingga pada suatu hari, terbentuklah komunitas yang menjadi wadah melakukan perubahan.

Seperti tiga komunitas berikut ini, misalnya. Menjadikan lingkungan dan Bumi sebagai fokus utama dalam membuat perubahan, tiga komunitas ini melakuannya dengan cara yang berbeda. Apa yang mereka lakukan? Yuk, intip ulasannya berikut ini.

 

Get Plastic

Diinisiasi oleh Dimas Bagus Wijanarko, Get Plastic tumbuh menjadi komunitas yang peduli terhadap lingkungan, terutama pada sampah plastik. Alih-alih menjadikan sampah plastik menjadi barang yang bernilai seni atau digunakan kembali, Get Plastic 'menyulap' sampah plastik menjadi bahan bakar minyak yang bisa digunakan sebagai bahan bakar kendaraan.

Dengan alat konversi buatan Dimas, ia membuktikan pada masyarakat bahwa sampah plastik yang kian hari kian membludak bisa dimanfaatkan dengan cara yang tepat.

Jakarta Eco Project

Serupa dengan Get Plastic, Jakarta Eco Project merupakan komunitas yang fokus pada sampah plastik. Mereka menjadikan sampah plastik,  dari berbagai jenis, khususnya sampah botol plastik, menjadi eco brick atau 'batu bata' ramah lingkungan.

Tidak hanya sampai di situ, Jakarta Eco Project juga kerap mengadakan workshop yang mengedukasi masyarakat dalam pengelolaan sampah plastik. Melalui Instagramnya, mereka kerap berbagi tips soal pengolahan sampah yang bisa masyarakat simak.

Komunitas Daur Bunga

Melihat bunga-bunga di resepsi pernikahan yang sering bermuara menjadi sampah, Talisa dan Mutia mendapatkan sebuah ide untuk merangkai bunga tersebut lalu memberikannya kepada seorang teman. Ide mereka rupanya mendapat apresiasi dari orang yang menerima.

Lebih dari itu, Talisan dan Mutia ingin berbagi lebih luas lagi yakni dengan berbagi pada anak-anak panti asuhan. Bersama-sama dengan anak-anak panti asuhan, Komunitas Daur Bunga memberi latihan membuat hand bouquet. Dengan demikian, Komunitas Daur Bunga membuktikan jika bunga bekas tidak selalu menjadi sampah, tapi juga bisa menjadi kebahagiaan baru.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading