Fimela.com, Jakarta Menyajikan makanan sehat untuk disantap bersama keluarga, apakah kira-kira hal tersebut akan terpikirkan oleh mereka para penyintas? Tentu saja tidak, bencana yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya pastilah tidak diinginkan oleh siapa pun juga. Di tengah bencana yang terjadi tentu saja para korban bencana tersebut juga tidak akan bisa berpikir tentang makanan yang akan mereka santap pada pagi, siang atau pun malam hari.
BACA JUGA
Advertisement
Namun hal tersebutlah yang selalu dipikirkan oleh sekelompok orang yang menamakan diri mereka sebagai Tim Dapur Sehat. Atas dasar pemikiran ingin memberikan makanan sehat untuk para penyintas, komunitas relawan mandiri, yang terdiri dari individu-individu berbagai macam latar belakang berbeda tersebut mendirikan dapur sehat di daerah yang terkena bencana.
Komunitas Tim Dapur Sehat sendiri baru terbentuk pada Agustus 2018 saat gempa Lombok terjadi. “Awalnya ini hanya kegiatan spontanitas. Kami ingin membantu korban bencana. Tapi sebelumnya kita sudah kenal. Kita sering melakukan kegiatan serupa atau kegiatan yang lain,” tambah Yoyon Daryono dari Tim Dapur Sehat.
Ada beberapa persiapan yang terlebih dahulu dilakukan oleh Tim Dapur Sehat sebelum akhirnya menyiapkan makanan untuk para penyintas. Beberapa persiapan tersebut, yakni mencari masakan lokal dengan bahan segar yang tersedia, makanan tambahan untuk balita, anak-anak dan lansia, lalu memperkenalkan masakan dari luar daerah dan menyediakan makanan kering yang siap santap.
Sekali lagi, Tim Dapur Sehat selalu ingin memastikan makanan yang disantap oleh para korban bencana adalah makanan-makanan sehat dengan penyajian yang rapi. Soal menu dan rasa jangan ditanya, karena Tim Dapur Sehat juga akan membuat menu yang akrab di lidah para penyintas. Jadi, sebelumnya mereka pasti akan mencari tahu terlebih dahulu tentang makanan khas di daerah yang terkena bencana.
“Makanan yang dibuat dapat menjadi sesuatu yang sangat spesial yang bisa jadi sangat mereka rindukan. Karena selama masih ada di penampungan tentunya mereka tidak bisa memikirkan hal itu,” tambah Icil anggota dari Tim Dapur Sehat. Tidak hanya menyantap makanan, para ibu penyintas pun juga turut membantu dalam mempersiapkan makanan.
“Memasak bisa menjadi waktunya mereka untuk menyembuhkan diri mereka. Sambil memasak kan mereka bisa mengobrol dengan satu sama lain, bercerita, jadi sedikit bisa menghilangkan traumanya,” tambah Icil. Selain makanan sehat, Tim Dapur Sehat juga selalu memastikan jika bahan-bahan makanan yang akan mereka masak tersebut berasal dari lokasi sekitar tempat penampungan.
“Untuk mendapatkan bahan-bahan yang segar kita mencari pasar di lokasi, kita dekatkan dapur dengan pasar. Jadi, ekonomi berputar di sana. Ada barang-barang yang memang tidak bisa kita beli, seperti panci besar, kompor, itu kita bawa dari Jakarta,” terang Icil. “Selain dekat dengan pasar, kita juga harus memastikan kalau dapur umum kita dekat dengan air bersih supaya makanan yang kita masak terjamin kehigienisannya.”
Advertisement
Tak Hanya Fokus di Daerah Bencana
Awalnya Tim Dapur Sehat memang memfokuskan diri untuk membantu para korban bencana dengan menyediakan dapur serta makanan yang sehat, namun Icil menjelaskan bahwa kedepannya kegiatan yang dilakukan oleh Tim Dapur Sehat tidak hanya sebatas membantu korban bencana saja.
“Kita pergi ke penampungan orang gila yang nggak jauh dari Jakarta. Kita mau sedikit menghibur. Nggak cuma ngasih makanan,” terang Icil. Ingin menjadi anggota Tim Dapur Sehat? Untuk pertanyaan yang satu itu, Icil memiliki jawabannya,”Untuk sementara nggak buka untuk umum. Karena jujur sampai berangkat pun kita mandiri, pakai uang sendiri. Jadi secara pribadinya sendiri kita memang harus memiliki kesiapan secara finansial.”
Tapi, jika nantinya akan ada penerimaan anggota baru Tim Dapur Sehat, Icil menegaskan bahwa mereka yang menjadi anggota Tim Dapur Sehat tidak perlu pandai memasak. “Kami di sini ada bagian-bagiannya sendiri, yang bisa masak ya menyiapkan makanan, kalau yang tidak bisa ya mengerjakan yang mereka bisa, mulai dari mencuci atau pun memotong bahan makanan,” terang Icil.