Fimela.com, Jakarta “Apa sih sebenarnya social entrepreneur?” Pertanyaan yang diungkapkan oleh Stephanie Arifin, Direktur PLUS (Platform Usaha Sosial) membuka sesi bincang-bincang dalam peluncuran Young Changemakers Social Enterprise (YCSE) Academy di @america, Jakarta Selatan beberapa waktu lalu. Jawaban dari pertanyaan tersebut tentu saja menarik perhatian puluhan orang yang hadir dalam acara peluncuran YCSE Academy. Stephanie sendiri mengakui bahwa belum banyak orang yang memahami apa itu social entrepreneur.
BACA JUGA
Advertisement
“Being social entrepreneur is good,” ungkap Stephanie. Banyak sumber yang menyebutkan bahwa social entreprise adalah sebuah model bisnis yang tidak hanya mencari economic value, tetapi juga social value.
Hal tersebutlah yang dilakukan oleh Helga Angelina Tjahjadi, penggagas restoran yang menyajikan berbagai menu sehat yang bernama Burgreens. Helga menjelaskan bahwa bisnis restoran yang dibuatnya tersebut mengusung konsep wirausaha sosial. Tidak hanya membuat makanan sehat, tetapi ia juga memiliki misi sosial, yakni memberdayakan petani lokal.
“Semua bahan yang kami gunakan berasal dari petani lokal. Kini sudah ada beberapa petani yang memang bekerjasama dengan kami. Kami meyakinkan para petani bahwa pendapatan mereka akan lebih banyak usai bekerjasama dengan kami,” jelas Helga saat ditemui dalam peluncuran YCSE Academy.
Banyak tantangan yang memang harus dihadapi ketika memutuskan untuk menjadi social entrepreneur. Tapi, seperti yang ditegaskan oleh CEO Campaign, William Gondokusumo,”Keep going. Being social entrepreneur is worth it.” Dan untuk meningkatkan kemampuan dan kualitas pelaku usaha sosial di Indonesia, @america dan Campaign bekerja sama mengadakan Young Changemakers Social Enterprise (YCSE) Academy.
YCSE Academy terdiri dari sejumlah kegiatan yang akan dilakukan dalam tiga bulan, seperti peluncuran dan talkshow, coaching classes, pemilihan usaha sosial terbaik, intensive mentoring bersama para ahli dibidang usaha sosial, hingga kesempatan bagi peserta untuk meluncurkan usaha sosialnya masing-masing.
Advertisement
Bagaimana Caranya Menjadi Social Entrepreneur?
Banyak orang yang akhirnya bertanya-tanya usaha sosial apa yang harus dijalani. Untuk itu Helga memberikan jawabannya,”Menurutku, kamu bisa memulai dengan sesuatu yang memang menjadi concern atau kepedulian utamanya. Contoh aku sendiri, aku memulai bisnis makanan sehat lantaran aku memang memiliki permasalahan kesehatan dan harus selalu makan makanan sehat.”
Setiap usaha pasti akan memiliki tantangannya masing-masing dan itulah salah satu tujuan dari diadakannya YSCE Academy. “Kegiatan ini dapat menjadi kesempatan yang bagus. Karena harus diakui kalau jadi anak muda pelaku usaha sosial itu memang nggak gampang,” ungkap Helga. “Kegiatan ini kami targetkan bagi anak muda pelaku usaha sosial, karena kami percaya bahwa ada kekuatan besar dalam diri anak muda untuk menggerakkan Indonesia,” pungkas William Gondokusumo.