Sukses

FimelaHood

Perempuan Menari, Pelestari Budaya Lewat Gerak Tubuh Berirama

Fimela.com, Jakarta Indonesia adalah negeri yang kaya. Bukan hanya hasil alamnya, melainkan juga dari aspek budaya. Salah satunya yakni budaya tari yang ada di setiap daerah di Nusantara ini. Dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote punya tari tradisional yang patut dibanggakan.

Namun, seiring berjalannya waktu, sadar atau tidak, kebudayaan asing yang masuk dan menjadi idola ke Indonesia turut serta memudarkan kebudayaan tari yang ada. Apakah Sahabat Fimela menyadarinya? Tak ingin semakin memudar, sejumlah perempuan yang concern dengan budaya tari Indonesia bergerak untuk melestarikannya.

Adalah Perempuan Menari, komunitas perempuan yang dibangun untuk melestarikan tarian tradisional yang kini perlahan mulai terlupakan. Diinisiasi oleh Pritha Nandini dan enam sahabatnya, Perempuan Menari tak hanya menjadi sebuah wadah bagi kaum Hawa yang gemar menari. Lebih dari itu, Perempuan Menari juga melestarikan budaya. Itulah sebabnya mereka hanya menarikan tari-tari tradisional Indonesia.

"Komunitas Perempuan Menari ini dibentuk oleh tujuh orang, yaitu aku, Made, Lia, Icca, Rara, Listy, dan Betty, tapi sekarang Icha sudah berhenti karena bentrok dengan kesibukan pribadi," jelas Pritha Nandini saat ditemui di Gigi Art of Dance, Pondok Indah, tempat latihan mereka saat ini.

"Kami menarikan tari-tari daerah, karena misi kami adalah ingin melestarikan budaya, tarian modern tidak kami lakukan," imbuh perempuan yang akrab disapa Pritha ini. Di sisi lain, Dwi Arlina Avriliawati atau Lia, salah satu inisiator Perempuan Menari menambahkan jika mereka komitmen dengan tarian dari Sabang sampai Merauke.

"Kami komitmen untuk tari tradisional, tapi dari Nusantara, itu salah satu cita-cita kami untuk explore tarian, seperti sekarang lagi tari daerah Sumatera, mungkin besok yang lain," kata Lia.

Menurut Pritha, berdirinya komunitas yang terbentuk pada 6 Januari 2018 ini berawal dari pertemuan intens di kegiatan paduan suara anak-anak mereka. "Berawal dari kumpul-kumpul karena anak-anak kami ikut paduan suara bareng, terus mereka latihan intens dan kami sering ketemu, aku ajak Listy, Listy ajak Lia, dan kita mulai bareng menari itu Oktober 2017 di sebuah sanggar dan pentas bareng, setelah itu kami memutuskan untuk keluar dan membentuk komunitas sendiri yang nggak ada senioritas," imbuh perempuan yang hobi makan ini.

Hampir setahun berdiri, saat ini Perempuan Menari telah memiliki sekitar 30 anggota aktif yang siap melestarikan tari Nusantara. Menariknya, bukan hanya terdiri dari ibu rumah tangga seperti perkiraan Pritha, tetapi juga ada anak remaja yang bergabung. "Anggotanya banyak, sih, sekitar 30-an yang tercatat, tadinya kami kira cuma ibu-ibu aja, tapi ada juga anaknya teman kami ya senang juga, paling muda 13 tahun, semua background, deh," ucap Pritha.

Tularkan Virus Menari

Dalam menguasai tari, Pritha mengungkapkan jika tarian yang mereka pelajari dilakukan per daerah. Untuk saat ini, Perempuan Menari memulai tarian dari daerah Sumatera, seperti Cik Minah Sayang, Mak Inang, Tor-tor, Gending Sriwijaya, Indang dan Senandung Kipas.

"Kami belajar per daerah, seperti saat ini kami belajar tari Sumatera, karena kami anggap tarian Jawa dan Bali sudah putus asa duluan untuk belajar, ragam kembangannya paling banyak, dan menurut kami tarian Sumatera bisa diikuti untuk awal-awal belajar dan bisa diserap oleh banyak orang," ujar perempuan kelahiran Jakarta ini.

Di luar kegiatan latihan menari bersama, Perempuan Menari juga kerap melakukan kegiatan bersama lainnya untuk mengusir sepi dan mencari kesibukan. "Makan-makan, kumpul-kumpul, bersenang-senang, karena beberapa di antara kami ada yang sudah ditinggal anaknya kuliah dan kerja, cari kesibukan saja," ungkap Pritha.

Tak berhenti sampai di situ, Pritha dan kawan-kawan juga telah tampil di berbagai acara, termasuk acara pernikahan teman. "Sejauh ini kami pernah tampil di pernikahan teman, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, dan Galeri Indonesia Kaya, awalnya kami nggak ingin tampil, pokoknya kumpul bareng, tapi kami merasa rugi sudah latihan tapi nggak ada yang tonton, bahkan ada yang awalnya nggak ingin tampil tapi sekarang jadi mau," kata perempuan yang bekerja sebagai konsultan pendidikan ini.

Terdiri dari para perempuan, yang konon adalah makhluk drama, Pritha mengaku bahwa konflik pasti ada, tapi semua itu akan berakhir dengan sendirinya. "Ya normal, sih, konflik-konflik biasa dan baikan lagi, tujuannya kan menari bareng, abis itu beres lagi, karena kami memang basic-nya teman, sih," kata perempuan yang telah menari sejak TK ini.

Sebagai komunitas independent, Perempuan Menari mendapat dana secara mandiri. Mereka memiliki iuran bulanan yang digunakan untuk mendanai kegiatan mereka. "Kami ada iuran, perbulan, ya buat bayar guru, bayar tempat, kami nggak pernah manggung untuk dibayar, karena misinya bukan untuk profesional, tapi untuk menyalurkan bakat dan mengisi waktu," jelas Pritha.

"Ya, mengisi waktu dan kami juga ingin menyalurkan hasrat banci tampil, kami cari panggung," kata Lia sembari tertawa.

Dengan berdirinya Perempuan Menari, Pritha berharap supaya makin banyak orang yang tertular virus menari. "Semakin banyak yang tertular, terus kalau ibu-ibunya ikut, anak-anaknya bisa ikutan, penginnya tiap tahun ada kegiatan rutin, selanjutnya mungkin kolaborasi dengan penyanyi atau penari lain, intinya kami ingin terus berjalan," jelas Pritha.

Bagi Pritha dan Lia, menari bukan hanya sekadar kegiatan, tapi juga sudah merasuk ke dalam jiwa yang akan dibawa hingga tua. "Kegiatan ini akan gue keep sampai gue tua, karena gue tahu gue akan gue ikuti, akan gue pelihara menari sampai tua," ungkap pemilik akun Instagram @dwiarlina ini.

Tertarik untuk gabung dengan Perempuan Menari? Menurut Pritha, tidak ada aturan khusus untuk para anggota. Setiap perempuan dipersilahkan datang untuk latihan menari bersama mereka. "Caranya gampang, kok, mau latihan, mau menari, pokoknya asal mau silahkan, nggak ada senior, nggak ada junior," tutup ibu kelahiran 11 Agustus 1969 ini.

"Datang, kalau mau trial boleh satu kali, yaudah join aja, nggak ada syarat, tanpa tes, kalau suka langsung join aja," imbuh Lia. Masih ragu? Follow akun Instagram Perempuan Menari @perempuanmenari untuk melihat kegiatan dan info-info kegiatan terbaru mereka. 

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading