Fimela.com, Jakarta Kekerasan terhadap perempuan masih menjadi isu yang santer dan menjadi fokus banyak pihak untuk menghentikannya. Terlebih di 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan (16HAKTP), yang diperingati dari 26 November-10 Desember mendatang.
BACA JUGA
Advertisement
Di rentang waktu tersebut, kita memiliki kesempatan untuk mengatahui lebih jauh dan berbuat lebih banyak soal kekerasan pada perempuan. Besar atau kecil yang kita lakukan akan sangat berarti untuk mereka yang membutuhkan. Berkaitan dengan kampanye 16 HAKTP, HelpNona, inisiatif sosial tentang self respect dan hubungan pacaran bebas kekerasan, tidak lupa untuk 'meramaikannya'.
Diwakili oleh Nike Nadia, inisiator HelpNona, ia menjelaskan, dalam memperingati kampanye 16HAKTP, HelpNona baru saja mengadakan workshop bertajuk Ready to Say I Do as Dating Violance Survivor pada Minggu (25/11).
Workshop tersebut menjadi penutup workshop interaktif HelpNona di tahun 2018 ini yang mengusung tema kesiapan pernikahan bagi teman-teman penyintas kekerasan dalam pacaran (KDP) . "Untuk memperingati movement ini, kemarin kami mengadakan workshop kesiapan pernikahan bagi teman2 survivor yg punya pengalaman KDP," kata Nike.
Lebih lanjut, Nike menuturkan pendapatnya tentang 16HAKTP. Menurutnya, kampanye 16HAKTP menjadi momen yang tepat untuk membangun kesadaran masyarakat.
"Momen 16HAKTP ini menjadi satu di antara beberapa momentum lain yang dapat mengingatkan masyarakat tentang 'pekerjaan rumah' yang harus dibereskan agar penghapusan kekerasan terhadap perempuan dapat terwujud. Momen ini harus digunakan secara strategis agar kesadaran masyarakat tentang isu kekerasan terhadap perempuan semakin meningkat," ujar perempuan yang aktif di Unit Pengaduan Rujukan Komnas Perempuan divisi Monitoring, Complaint&Referral Gender Based Violence Unit.
Dalam penghapusan kekerasan terhadap perempuan, tentu kita tidak bisa beraksi sendiri. Dibutuhkan peran dari pihak lain untuk memaksimalkannya. Pemerintah dan lembaga nirlaba, misalnya. Dalam pandangan Nike, keduanya memiliki peran yang cukup baik dalam memperjuangkan hak perempuan untuk hidup tanpa kekerasan.
"Dalam rangka 16 HAKTP sendiri, banyak lembaga masyarakat atau non-governmental organization (NGO) yang fokus pada isu kekerasan terhadap perempuan juga bekerjasama dengan lembaga negara, misal Komnas Perempuan untuk menyatukan aksi dalam memperingati 16 HAKTP. Artinya baik lembaga negara maupun inisiatif masyarakat juga memiliki peran dalam memperingati momentum ini. Fokus tahun ini pada dorongan untuk mengesahkan Rancangan Undang Undang Penghapusan Kekerasan Seksual," imbuh Nike.
Tak sekadar berbagi tanggapan, Nike juga memberi beberapa tips untuk para perempuan yang tengah menjadi korban kekerasan untuk keluar dari jerat 'neraka' tersebut. "Ketika mendapat kekerasan, yang paling penting adalah sadar dan memahami bahwa kamu ada dalam pola kekerasan, tambah informasi tentang pengalaman kekerasan, cari support system yang paling membuatmu nyaman, lakukan aksi untuk merespon pengalaman kekerasan yang kamu alami tersebut," tandas lulusan Universitas Indonesia ini.