Fimela.com, Jakarta Rumah mode mewah asal Prancis, Chanel, menutup tahun yang sangat penting dengan pertunjukan memukau di West Lake, Hangzhou, Tiongkok, untuk mengungkap koleksi Métiers d'Art 2024-25. Sejak berpisah dengan direktur kreatif Virginie Viard pada bulan Juni, label tersebut terus menjadi subjek spekulasi terkait penggantinya, yang kabarnya akan diumumkan bulan ini. Meski demikian, absennya direktur kreatif tidak menghambat aktivitas merek ini, baik di dalam negeri maupun di kancah internasional.
Koleksi Métiers d'Art 2024-25 ini merupakan tribute untuk Gabrielle Chanel yang terinspirasi dari seni Coromandel, yaitu layar berlapis pernis tradisional yang mengisi apartemennya di Rue Cambon, Paris.
Koleksi ini mencerminkan keindahan artistik dan kedamaian yang terdapat dalam seni lukisan tradisional Coromandel, yang terkenal dengan gambaran romantis kehidupan sehari-hari. Palet warna yang digunakan, seperti hijau giok, biru langit, dan merah muda lembut, berpadu dengan spektrum hitam dan putih khas Chanel. Semua elemen ini menggambarkan keindahan layar Coromandel serta flora dan keindahan air di sekitar lanskap Hangzhou.
Advertisement
Advertisement
Harmoni Masa Lalu dan Masa Depan dalam Koleksi Chanel
Dalam peragaan ini, para model melenggang di atas jalan setapak kayu yang dibangun khusus untuk acara, menciptakan perpaduan unik antara keindahan alam dan kemewahan Chanel. Koleksi ini sekaligus menjadi simbol kolaborasi antara warisan budaya Tiongkok dan estetika abadi rumah mode Prancis. Dengan cara ini, Chanel kembali membuktikan bahwa warisan dan inovasi dapat berpadu sempurna, menghasilkan koleksi yang tak hanya indah secara visual, tetapi juga bermakna secara historis.
Koleksi ini menjadi bukti dari visi Chanel yang terus bertahan dan berkembang selama lebih dari satu abad. Mantel panjang berstruktur bahu dalam bahan tweed dan velvet hadir dengan aksen mewah seperti lengan pagoda berlapis sutra, kerah mandarin, dan bordir detail yang memancarkan kemewahan understated khas rumah mode Prancis ini.
Di sisi lain, mantel duffle dengan detail frogging, rok midi wrap, serta jaket tuxedo dengan kancing samping menghadirkan sentuhan modern pada siluet tradisional.
Motif bunga menjadi elemen utama, dengan bordir camellia khas Lesage dan lotus yang mempercantik gaun lipit serta setelan berstruktur. Sementara itu, aksesori seperti topi karya Maison Michel, boots setinggi betis rancangan Massaro, serta perhiasan bertema artefak Tiongkok kuno buatan Goossens melengkapi setiap tampilan. Semua ini mengukuhkan dedikasi Chanel dalam menonjolkan seni kerajinan tangan.
Aksesori dan Tema Eksplorasi
Sentuhan playful hadir melalui aksesori seperti tas berbahan fleece, mutiara berbentuk awan, dan tas bantal. Sementara itu, tas perjalanan berukuran besar dan kotak rias menggema tema eksplorasi yang diusung koleksi ini. Setiap detail dirancang untuk mengajak kita bermimpi lebih besar dengan menonjolkan savoir-faire khas Chanel.
Untuk menutup malam istimewa ini, sutradara film Perfect Days, Wim Wenders, menghadirkan sebuah karya sinematik yang menangkap esensi koleksi ini. Dibintangi oleh duta Chanel seperti Tilda Swinton, Leah Dou, dan Xin Zhilei, film ini mengeksplorasi tema misteri dan kekuatan transformatif dari kreativitas.
Koleksi ini lebih dari sekadar fashion. Ini adalah kombinasi antara seni tradisional, eksplorasi budaya, dan modernitas yang dirangkai dengan detail luar biasa. Dengan sentuhan savoir-faire khas Chanel, koleksi ini ngajak kita buat embrace keindahan seni sambil tetap stylish