Fimela.com, Jakarta Dunia mode tidak hanya berbicara tentang pakaian, tren, atau penampilan semata. Di balik desain dan kain yang terlihat memukau, terdapat gerakan yang mencoba memberikan dampak lebih besar pada masyarakat. Salah satu konsep yang kini semakin menarik perhatian adalah fashion activism. Gerakan ini menggabungkan seni, etika, dan advokasi untuk menciptakan perubahan positif dalam industri mode.
Dalam beberapa tahun terakhir, banyak desainer, merek, hingga komunitas mode yang mulai menyadari bahwa mode memiliki potensi besar untuk membawa pesan sosial. Tidak hanya sebagai bentuk ekspresi diri, tetapi juga sebagai alat untuk memperjuangkan isu-isu penting seperti keberlanjutan, hak asasi manusia, dan kesetaraan. Inilah yang menjadikan fashion activism sebuah gerakan unik yang patut mendapat perhatian lebih.
Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan fashion activism? Mengapa gerakan ini menjadi relevan di era modern ini? Dilansir dari Thinking Threads dan Kaia Mar London, berikut ini pengertian, makna, sejarah, hingga contoh-contoh nyata fashion activism yang telah membawa perubahan besar.
Advertisement
Advertisement
Apa Itu Fashion Activism?
Secara sederhana, fashion activism adalah gerakan yang menggunakan mode sebagai alat untuk mempromosikan nilai-nilai tertentu, seperti keberlanjutan, inklusi, dan keadilan sosial. Tidak hanya terbatas pada produk, gerakan ini juga mencakup kampanye, kolaborasi, hingga edukasi publik.
Banyak desainer dan merek ternama kini memanfaatkan platform mereka untuk menyuarakan berbagai isu penting. Contohnya, penggunaan bahan daur ulang dalam koleksi busana, kampanye kesetaraan gender dalam iklan, atau mendukung komunitas yang terpinggirkan. Dengan cara ini, mode menjadi lebih dari sekadar barang konsumsi; mode menjadi pesan.
Namun, fashion activism tidak hanya milik pelaku industri. Konsumen juga memainkan peran besar. Pilihan belanja yang lebih sadar, seperti membeli produk lokal atau mendukung merek yang transparan, adalah bagian dari gerakan ini.
Fashion Activism dan Maknanya dalam Industri Mode
Fashion activism dapat diartikan sebagai upaya menggunakan mode sebagai platform untuk menyuarakan perubahan sosial, politik, atau lingkungan. Lebih dari sekadar pakaian, fashion activism memanfaatkan kekuatan visual dan komunikasi untuk menyampaikan pesan-pesan penting.
Gerakan ini sering kali terlihat dalam bentuk koleksi busana yang terinspirasi oleh isu tertentu, kampanye sosial dari merek besar, atau bahkan inisiatif komunitas kecil yang ingin menciptakan perubahan. Fokus utama dari fashion activism adalah mendorong kesadaran dan memotivasi tindakan melalui mode.
Banyak pelaku mode percaya bahwa industri ini tidak dapat lagi hanya berfokus pada estetika. Dengan pengaruhnya yang luas, mode memiliki tanggung jawab untuk turut serta dalam membangun dunia yang lebih baik.
Advertisement
Sejarah Panjang di Balik Fashion Activism
Meski istilah fashion activism baru populer dalam beberapa dekade terakhir, konsep ini sebenarnya telah ada sejak lama. Pada era 1960-an, misalnya, busana telah menjadi alat untuk menyuarakan perlawanan terhadap perang dan mendukung gerakan hak-hak sipil. Gaya hippie yang penuh warna dan bebas menjadi simbol perlawanan terhadap norma konservatif saat itu.
Di era 1990-an, merek-merek seperti Katharine Hamnett mulai menggunakan busana sebagai media kampanye. Salah satu contohnya adalah kaus dengan slogan "Choose Life" yang menjadi simbol perjuangan melawan isu-isu global seperti perang nuklir dan HIV/AIDS.
Hingga kini, fashion activism terus berkembang dengan adaptasi terhadap isu-isu terkini. Isu seperti perubahan iklim, keadilan gender, dan inklusivitas menjadi fokus utama dari banyak pelaku gerakan ini.
Bagaimana Fashion Activism Membawa Dampak?
Salah satu kekuatan terbesar dari fashion activism adalah kemampuannya menjangkau banyak orang. Lewat media sosial, kampanye kecil bisa mendapatkan perhatian global hanya dalam hitungan jam. Hal ini membuat isu-isu yang diangkat menjadi lebih relevan dan berdampak luas.
Gerakan ini juga mendorong inovasi dalam dunia mode. Banyak desainer berlomba-lomba menciptakan produk yang tidak hanya estetik, tetapi juga ramah lingkungan dan berkelanjutan. Contohnya adalah penggunaan teknologi untuk mengurangi limbah atau menciptakan bahan alternatif yang lebih aman bagi bumi.
Selain itu, fashion activism memberikan ruang bagi berbagai suara untuk didengar. Komunitas yang sebelumnya terpinggirkan kini memiliki platform untuk berbagi cerita mereka. Mode, dalam hal ini, menjadi alat pemberdayaan yang sangat efektif.
Advertisement
Contoh Nyata Gerakan Fashion Activism
Saat ini, banyak merek dan individu yang menggunakan mode untuk menyuarakan perubahan. Salah satu contohnya adalah Stella McCartney, yang sejak awal kariernya telah berkomitmen pada mode yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Karyanya menunjukkan bahwa estetika dan etika bisa berjalan beriringan.
Contoh lain adalah kampanye "We Should All Be Feminists" dari Dior. Slogan ini diambil dari karya Chimamanda Ngozi Adichie dan diangkat ke panggung mode untuk mendukung perjuangan kesetaraan gender. Kampanye ini menunjukkan bagaimana mode dapat digunakan untuk mendukung gerakan sosial yang lebih besar.
Selain itu, banyak komunitas lokal yang memanfaatkan mode untuk memperjuangkan isu di sekitar mereka. Mulai dari penggunaan bahan daur ulang hingga pemberdayaan pengrajin lokal, fashion activism hadir dalam berbagai bentuk dan skala.
Lalu, mengapa Fashion Activism Diperlukan?
Industri mode adalah salah satu sektor paling berdampak terhadap lingkungan. Mulai dari limbah tekstil hingga emisi karbon, jejak ekologisnya tidak bisa diabaikan. Oleh karena itu, fashion activism menjadi upaya untuk menghadirkan solusi yang lebih baik.
Selain itu, isu sosial juga menjadi alasan utama. Banyak pekerja di industri mode yang menghadapi eksploitasi, mulai dari upah rendah hingga kondisi kerja yang tidak layak. Melalui gerakan ini, diharapkan ada kesadaran untuk menciptakan ekosistem yang lebih adil dan manusiawi.
Fashion activism juga mengajak masyarakat untuk melihat mode dari perspektif yang berbeda. Mode tidak lagi semata soal tren, tetapi menjadi cara untuk menyuarakan kepedulian. Fashion activism menjadi bukti bahwa mode bukan sekadar penampilan, tetapi juga alat yang bisa digunakan untuk membawa perubahan.
Melalui penggabungan kreativitas dan kepedulian, gerakan ini memberikan inspirasi untuk melihat mode dari sudut pandang yang lebih luas dan bermakna. Dengan demikian, industri ini bisa menjadi kekuatan positif untuk perubahan global.
Penulis: Virlia Sakina Ramada
#Unlocking The Limitless