Siklus 2.0, Kreasi Busana Kontemporer dari Batik Pekalongan untuk Pria dan Wanita Karya OE X Wilsen Willim

Fimela.com, Jakarta Masih ingat dengan kain batik Pekalongan yang diberikan Cinta Laura untuk Cara Delevingne? Kain batik tersebut merupakan hasil kolaborasi OE(Omah Etnik) dan Wilsen Willim dengan nama Siklus. Layaknya siklus kehidupan, OE dan Wilsen Willim kembali menghadirkan evolusi dari koleksi sebelumnya dengan nama Siklus 2.0.

Dipresentasikan dalam rangka Hari Batik Nasional, koleksi Siklus 2.0 tampil dalam dereta busana kontemporer kekinian yang apik di Pullman Jakarta Central Park pada Jumat (4/10/2024).

Rilisan terbaru dari ‘Siklus 2.0’ menghadirkan koleksi batik tradisional Indonesia yang dipadukan dengan keterampilan modern dan warna merah yang penuh keberanian. Bisa dibilang koleksi menjadi perayaan keberanian dan undangan untuk merangkul siklus kehidupan dengan ketangguhan dan keanggunan menggunakan batik Pekalongan.

TERKAIT: Cinta Laura Berikan Oleh-Oleh Batik Pekalongan Rp800ribuan Karya OE X Wilsem Willim untuk Cara Delevingne

Busana yang easy to wear

Warna merah yang bold dengan pola pinwheel khas Wilsen Willim dipilih untuk memperkenalkan tradisi batik Indonesia dengan sentuhan modern untuk generasi masa kini.

“Harapan aku untuk Siklus 2.0 tetap sama, kita bisa memajukan pengrajin di Pekalongan dan kita juga membuat sebuah baju batik yang kontemporer, easy to wear, yang anak muda bisa pakai ke semua event, dan semoga bisa jadi terluaskan lagi.” jelas Wilsen Willim.

Men's Collection

Masih menggunakan kain batik dengan tema kincir angin, kain batik Siklu 2.0 ini menggunakan teknik batik cap yang dilakukan oleh para pengrajin binaan OE di Pekalongan, Jawa Tengah. Dengan meningkatkan kualitas dari setiap pakaian, koleksi ini punya finish yang lebih bervolume dan dramatis. Sehingga cocok digunakan untuk acara khusus.

Dalam koleksi ini pula, OE meluncurkan koleksi yang lebih variatif untuk Men’s Collection seperti Red Abiyya Batik Outer yang bisa digunakan 2 style – sebagai outer dan atasan yang terinspirasi dari Kebaya Kartini yang dimodifikasi dengan potongan maskulin sebagai permainan desain dari Wilsen Willim.