Fimela.com, Jakarta Di tengah kegemparan industri mode tentang sosok pengganti Virgine Viard, direktur kreatif Chanel yang mengundurkan diri pada Juni lalu, Chanel memamerkan koleksi Spring Summer 2025 di Paris Fashion Week, persembahan Creation Studio Chanel. Peragaan yang berlangsung pada (1/10) itu dilaksanakan kembali di Grand Palais, lokasi ikonik Chanel sejak Lagerfeld pertama kali menggelar peragaan busana di sana pada musim semi/panas 2006 (S/S 06).
Grand Palais dan peragaan busana Chanel sudah seperti kesatuan, tetapi dalam beberapa musim terakhir, brand ini terpaksa meninggalkan tempat khasnya karena renovasi. Sejak 2005, Grand Palais telah menjadi tempat bagi banyak peragaan Chanel, yang diubah menjadi chalet ski, supermarket, landasan pesawat luar angkasa, dan atap-atap Paris. Kali ini, desainer set yang berbakat dari Chanel membangun struktur kandang burung di tengah ruang, dengan lambang CC khas Chanel yang dibentuk di kolom-kolom logamnya.
Menurut siaran pers, kandang burung tersebut memiliki berbagai makna. "Cerita yang disajikan oleh Creation Studio hari ini berhubungan dengan terbang ke udara," demikian tertulis. Kandang burung juga memiliki arti penting bagi Gabrielle Chanel, yang pernah diberi versi kandang burung yang lebih kecil bersama dengan beberapa burung oleh salah satu penjahitnya. Kandang burung miliknya kemudian dijadikan referensi dalam iklan parfum Chanel yang dibintangi oleh Vanessa Paradis muda pada tahun 1991.
Advertisement
Advertisement
Merayakan Kebebasan dan Kemerdekaan Perempuan
Koleksi ini bertema kebebasan dan kemerdekaan, sebagai penghormatan kepada perempuan yang membebaskan diri dari pandangan masyarakat yang membebani, mirip dengan apa yang dilakukan Gabrielle Chanel. Â
"Koleksi ini merupakan penghormatan kepada para wanita yang membebaskan diri dari pandangan masyarakat yang membelenggu, seperti halnya Gabrielle Chanel," demikian pernyataan tersebut dalam keterangan rilis yang diterima FIMELA.
Kain Tweed, Chiffon, dan Bulu Mendominasi
Inspirasi ini datang dari beberapa tokoh, seperti seniman musik-hall dan tokoh sastra Colette, serta gerakan garçonne yang terkenal di era Roaring Twenties (1920-an), dan juga para penerbang perempuan yang turut mengubah pola pikir masyarakat. Hal ini tercermin dalam desain jaket penerbang, jubah ringan, jumpsuit, dan gaun seragam. Namun, ciri khas rumah mode Chanel tetap terlihat, seperti tas tangan berlapis, setelan tweed, dan sepatu dua warna (dalam bentuk platform yang sangat tinggi).
Tema kebebasan dan penerbangan terus berlanjut dengan tampilan yang menampilkan bulu-bulu halus dan chiffon yang ringan, seringkali dipadukan dengan tweed khas Chanel. Ada hiasan bulu di ujung rok, manset, dan kerah pada rok tweed dan setelan celana, membuat bahan yang kadang terasa kuno jadi terlihat lebih muda dan menyenangkan. Cape chiffon hadir dalam berbagai panjang, dari yang pendek hingga menyapu lantai, membuat setiap tampilan terlihat menarik baik dari depan maupun samping. Meski skema warna hitam-putih klasik Chanel tetap ada, Creation Studio juga tidak ragu menampilkan warna-warna cerah khas musim semi seperti biru muda, pink, kuning, dan ungu. Sentuhan rajut dan bahan transparan menambah kesan ringan dan lembut pada keseluruhan produksi.