Fimela.com, Jakarta STUDIOMORAL salah satu brand lokal yang konsisten berkarya selama belasan tahun, kembali menghadirkan kejutan. Dalam gelaran Plaza Indonesia Men’s Fashion Week STUDIOMORAL merilis koleksi terbaru, “COLLECTION: 03” pada Selasa, 3 September 2024. Sebagai brand yang dikenal dengan suguhan busana kerja dengan potongan-potongan esensial serba guna, STUDIOMORAL menghadirkan rangkaian koleksi yang terinspirasi dari seragam. Koleksi ini dikemas apik dan untuk menyuguhkan budaya kerja baru yang tengah berkembang di kalangan generasi muda masa kini.
Andandika Surasetja, selaku Creative Director STUDIOMORAL, menjelaskan dalam siaran pers inspirasi di balik rilisan ketiga STUDIOMORAL yang ia ambil dari hiruk-pikuk pekerjaan yang membawanya bernostalgia. Andandika merenungi pengalaman kanak-kanak sebagai seorang pramuka. “Menjadi dewasa dengan segala rutinitas dan tanggung jawab membuat saya merindukan kepolosan masa kecil yang penuh rasa penasaran. Memori akan pengalaman kepramukaan yang mengajarkan kepekaan terhadap sesama dan lingkungan kembali terkembang dalam kenangan yang menyenangkan. Serangkai nilai masih terpatri dalam diri hingga kini: kesetaraan antara laki-laki dan perempuan serta peran-peran yang dimainkan, memerlukan kepiawaian dalam memadukan kekuatan dengan kelembutan secara bersamaan. Harmoni inilah yang menjadi spirit dari proses kreasi kali ini.”
Jejak nostalgia ini lantas diterjemahkan ke dalam koleksi apik STUDIOMORAL. “Collection: 03”, yang terinspirasi oleh outfit pramuka sebagai simbol akan pengaruh tahun-tahun formatif terhadap jati diri serta pola kerja kita sebagai manusia dewasa.
Advertisement
Advertisement
Bergam Aksen Khas yang Kaya Makna
Tampak terlihat aksen khas dengan berbagai jenis simpul tangan, sebagai simbol dan bukti proses pembelajaran setiap siswa untuk menjadi sigap dan ulet dalam setiap tantangan hidup. Tak hanya itu beberapa elemen dalam seragam juga hadir dalam koleksi ini, mulai dari simpul tunggal yang fundamental, menekankan pentingnya pondasi yang kuat; hingga simpul tindih yang kompleks, menyimbolkan keutamaan jiwa kepemimpinan.
Andandika didampingi oleh duo protégé dari departemen kreatif STUDIOMORAL: Perancang Muda, Lutfiana Rusda, serta Penata Artistik, Stephen Tanius, meramu 42 tampilan bagi pria dengan tarikan kuat konsep genderless. Gaya preppy yang terdiri atas atasan, celana, rok, dan luaran jaket serta mantel dipadu padan sedemikian rupa menghasilkan tampilan anyar nan relevan selaras zaman.
STUDIOMORAL menggunakan bahan katun, utamanya cotton twill, dengan tenunan lain seperti wool-blend, ripstop, dan cotton shirting. Terdapat pula sejumlah nomor berbahan denim dan kulit, baik genuine leather maupun faux leather. Aksentuasi saku, lipit, serta simpul dan kancing menjadi ornamentasi yang menonjol. Tiap busana didapuk transformatif dan dapat dibongkar-pasang ke berbagai potongan. Seluruhnya hadir dalam spektrum warna bumi dan tanah; putih broken white, krem beige, cokelat, serta hijau saga dan zaitun.
Semangat Pramuka dalam Suasana Kekinian
Melengkapi siluet berpotongan rapi adalah rangkaian aksesoris boro tie, kalung manik-manik dengan bandul logam serta batuan, serta tas denim berukuran ekstra yang dibuat bersama SECAWORKS, seluruhnya menampilkan aksen finishing rawis yang dikerjakan tangan. Kreasi ini mengingatkan kepada keterampilan tangan dalam pramuka. Sepatu teplek dengan atasan genuine full-grain leather berpotongan rendah yang dikencangkan dengan buckle logam satu tali bergaya Mary-jane hasil kolaborasi bersama Cajsa diubah menjadi alas kaki uniseks yang apik disandang baik pria maupun wanita.
Nuansa kepramukaan tidak hanya tercermin dalam setiap helai pakaian, tetapi juga meresapi seluruh elemen peragaan mode malam itu. Model-model didapuk dalam tempo rancak laiknya baris-berbaris. Elemen grafis diramu oleh Rayhan Reza Arifin bersama seniman visual Motionbeast, sementara musik yang digubah oleh Barirul menukil sandi Morse yang dipadukan dengan bunyi-bunyian alam mengingatkan pada suasana jurit malam.
Lewat “Collection: 03,” STUDIOMORAL mengajak kita berdialog tentang intisari kepramukaan: untuk tetap membumi dalam beradaptasi dengan perubahan.