Sukses

Fashion

Fimela People: Novita Yunus dan Cerita Cintanya dengan Batik, Ingin Gen Z Lestarikan Batik Sebagai Warisan Budaya

Fimela.com, Jakarta Tak kenal maka tak sayang jadi istilah yang menggambarkan perjalanan cinta Novita Yunus dan batik. Pindah ke Jogja sejak kecil membuat rasa cinta Novita Yunus terhadap batik mulai tumbuh dan mengakar.

Cerita cinta Novita Yunus dan batik dimulai ketika sang desainer mengikuti sanggar untuk belajar soal budaya dan seni tari. Selain itu, ia kerap mengikuti ibunya yang merupakan ibu rumah tangga untuk belanja batik di Pasar Klewer untuk dijual ke Jakarta. Hobi menjahit yang dilakoni sang ibu juga turut memupuk rasa cinta Novita Yunus terhadap batik.

"Dari situlah ketertarikan dengan batik. Jadi dari, situ batik itu engga pernah lepas. Artinya gini, kalau ada ulang tahun, ada ya everything lah pokoknya. Aku dipakein batik. Jadi dari situ udah seneng. Berangkat ke SMP, SMA itu everything ada sesuatu yang mengenai batik yang aku pake. Entah itu berupa syal, entah itu dibuatkan jaket, dan lain sebagainya," cerita Novita Yunus kepada Fimela.

Kebiasaan Novita Yunus mengenakan batik terus berlanjut hingga memasuki dunia kerja dengan mengenakan syal batik sutra. Namun, memiliki penghasilan tetap sebagai pegawai bank rupanya tidak mampu memuaskan hati seorang Novita Yunus. Hingga akhirnya ia memutuskan keluar dari bank pada 2009 dan kembali kepada batik.

 

Bikin tas batik

Bak cinta bersemi kembali, Novita Yunus secara tak sengaja memulai perjalanannya sebagai seorang desainer dengan membuat koleksi tas batik. Sebagai perempuan, diakui Novita Yunus bahwa dirinya memiliki ketertarikan tersendiri akan tas.

"Nah waktu aku resign, aku tuh pengen banget beli designer bag yang collectible item. Waktu aku mau beli tuh, aku mikir, 'Aduh ngapain ya beli mahal-mahal. Mendingan isi tas gue tuh di situ uangnya," kata Novita Yunus.

Ia pun melihat belum ada yang membuat tas Batik secara serius sehingga menjadi peluang bisnis. Novita mulai membuat kreasi tas batik dengan kulit dan diproduksi rumahan di rumah produksi milik kerabatnya yang dijual melalui Facebook. Kebanjiran pesanan tas batik membuat Novita Yunus terus bersemangat membuat tas batik hingga akhirnya memiliki galeri sendiri di kawasan Kemang dengan nama Batik Chic.

Keseriusan Novita Yunus berkarya bersama batik membawanya ke jenjang karier yang lebih tinggi sebagai desainer. Hingga akhirnya ia bisa membawa Batik Chic ke luar negeri untuk pertama kali lewat peragaan busana di Yunani. Ia memperkenalkan batik Tuban dan Indramayu dengan warna-warna yang lebih vibrant sehingga menarik minat pecinta fashion di Yunani.

 

Batik Chic

Sebagai seorang desainer, Novita Yunus memandang batik sebagai karya seni peninggalan nenek moyang yang harus dilestarikan. Namun kesan old school yang melekat pada batik membuat generasi muda mulai enggan mengenakan batik sebagai item fashion sehari-hari. Oleh karena itu, ia membuat banyak koleksi busana dari batik dengan siluet yang modern.

Sebagai pemilik bisnis fashion, Novita Yunus merasa Batik Chic harus memiliki identitas yang dikenal oleh konsumen maupun pecinta fashion. Sehingga ia membuat signature style yang membuat Batik Chic mudah dikenali.

"Dan aku punya strategi untuk membuat batikku stand out dari yang lainnya. Aku membuat signature style ku, ada bordir berupa lingkaran baik di belakang atau di depan. They already know it pasti itu Batik Chic. Dan bordir itu pasti berganti-ganti setiap season," kata Novita Yunus.

 

Tularkan cintanya ke generasi muda

Meski sudah mencoba mengikuti tren fashion anak muda, nyatanya bukan perjalanan mudah bagi Batik Chic dan Novita Yunus untuk menjadikan batik sebagai pakaian sehari-hari. Salah satu tantangannya adalah ketidaktahuan anak muda terhadap batik.

"Waktu itu aku kasih di harga (tas) kalau engga salah Rp850ribu. Itu untuk kalangan mereka pada umumnya, 'Aduh mahal banget. ngapain gue harus beli tas batik segini mahal? Mending gue beli tas branded lainnya lah', yang anak-anak muda gitu ya," cerita Novita Yunus.

"Karena mereka gatau gitu loh, ini tuh batik. Like, kalo misal lo beli tas brand apalah itu, kembarannya ribuan. Tapi kalo tas batik engga. Maybe you’re the one and only yang punya tas itu. Kalo itu tas batik tulis ya," lanjut Novita.

Sebagai manuver, Novita Yunus memilih masuk ke komunitas pecinta batik untuk menularkan rasa cintanya akan Batik. Menurutnya komunitas ini sudah memiliki pemahaman yang akan batik dari setiap sisi. Sehingga ia bisa memberikan pengaruh lebih mudah kepada generasi muda sekaligus menjadi sumber inspirasi Novita dalam mengkreasikan Batik di koleksi selanjutnya.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading