Fimela.com, Jakarta Kompetisi merancang busana memakai wastra Nusantara telah diadakan beberapa waktu lalu. Kompetisi ini menjadi bagian dari Parade Wastra Nusantara 2024. Ada beberapa anak muda berkemampuan luar biasa yang terpilih sebagai finalis di dalamnya. Mereka yang terpilih berkesempatan mendesain wastra dari beberapa daerah untuk dijadikan busana terbaik dan dipilih sebagai juara.
Perlu diketahui, wastra sendiri merupakan kain tradisional yang digunakan dalam berbagai upacara adat, ritual keagamaan, dan kegiatan budaya di Indonesia. Wastra umumnya memiliki nilai seni dan simbolik yang tinggi, dengan motif dan desain yang mencerminkan identitas budaya dan sejarah suatu daerah.
Salah satu finaslis beruntung yang berkesempatan mengikuti kompetisi ini ada Primo Nugroho. Ia merupakan pemuda bertalenta dari Pacitan, Jawa Timur. Sebagai lulusan Kriya-Seni Rupa Desain, Institut Seni Indonesia Surakarta, Prima berkesempatan untuk mendesain busana batik Trenggalek. Dalam kompetisi ini, ia berhasil menjadi Pemenang Harapan.
Advertisement
Advertisement
Kecintaan Pada Seni Membuatnya Tertarik di Dunia Fashion
Meski tak baru menggeluti dunia fashion, Prima mengungkapkan ia senang dengan dunia ini. Ia yang begitu antusias dalam bidang seni, akhirnya memutuskan untuk menggeluti dunia fashion. Ini juga sebagai caranya mengekspresikan kecintaannya pada seni secara mendalam.
Prima mengatakan, ““Kalau tertarik di bidang fashion itu mungkin baru baru aja kak mungkin dari sekitaran 5 tahun lalu, dan kenapa saya tertarik di bidang fashion ini mungkin karena saya suka seni jadi ini salah satu cara mengekspresikan karya karya seni saya melalui bidang fashion, seperti itu”
Ikut Berbagai Kompetisi Khususnya Bidang Seni Sejak SMP
Mengikuti kompetisi telah dilakukan Prima sejak ia masih duduk di bangku SMP. Ada beragam kompetisi di bidang seni termasuk di dunia fashion yang telah ia ikuti. Dengan mengikuti sebuah kompetisi, Prima mengungkapkan jika ia sebagai caranya untuk terus mengasah kemampuan, mengoreksi diri sendiri dan mengukur sejauh mana kemampuannya selama ini.
“Untuk pertama kali ikut lomba sekitar waktu SMP mungkin kak. Dan itu mengapa saya ikuti karena untuk menchallage diri saya sendiri sebagai tolak ukur kemampuan udah sejauh apa. Dan tentunya dari situ mungkin saya bisa intropeksi atau koreksi karya karya saya sehingga dari situ bisa muncul sebuah ide ide bar uterus gaya gaya baru style baru yang mana itu bisa membuat karya karya saya mungkin bisa lebih dari sebelumnya.”
Advertisement
Berkesempatan Mendesain Wastra dari Kabupaten Trenggalek
Dalam kompetisi Tata Wastra 2024, sebagai finalis yang terpilih, Prima mendapat kain batik Trenggalek. Kain ini kemudian didesain dan dibuat busana seapik mungkin untuk dikreasikan dan dipresentasikan dalam sesi penjurian.
Batik Trenggalek sendiri adalah batik yang unik dan mengesankan. Ada banyak motif seperti unsur padi, cengkeh, turonggo yakso dan lain-lain yang erat dengan tempat di mana batik ini dibuat. Bagi Prima, ia cukup mengagumi wastra dari Trenggalek. Ia menggunakan kesempatan ini sebaik mungkin untuk membuat karya terbaiknya.
“Itu waktu saya pertama kali lihat wah dapet kain trenggalek, wastra dari kabupaten trenggalek yang mana saya jujur sangat mengagumi motif batik parang. Untuk motifnya sendiri itu parang ceplok kupu yang mana itu menggambarkan sebuah ketegasan. Untuk motifnya sendiri saya cukup kaget karena itu mau saya olah dengan style style yang edgy. Tapi akhirnya saya olah menjadi desain desain yang lebih memunculkan keanggunan para perempuan. Ini juga tentang bagaimana desain ini akan semakin menonjolkan perempuan itu cantik,” jelasnya.
Menjadi Pemenang Harapan
Setelah menjadi empat finalis terpilih dari 350 peserta yang mendaftarkan diri, lewat karyanya Prima berhasil menjadi Pemenang Harapan. Meski tak menjadi juara satu atau yang terbaik, Prima menunjukkan kreativitasnya yang luar biasa. Dalam desainnya, ia tetap mempertahankan ciri khas Batik Trenggalek. Meski desainnya cukup dituntut untuk lebih modern dan kekinian, ia tak melewatkan sentuhan alami atau khas yang melekat dari Batik Trenggalek.
Prima mengatakan, “karena motif parang ini sangat kuat dan khas, ya gimana caranya saya mengolah motif parang motif batik ini tetap dengan ciri khasnya. Bagaimana ini tetap dengan nilai nilai nya, walau nantinya jadi sebuah desain kebaya yang terbaru atau mengikuti tren terkini. Misal, saya desain dengan lengan terompet. Atau dibawahnya sendiri untuk kain batiknya seolah menjadi rok duyung.”
Harapan Prima mengenai Wastra Nusantara, anak muda sebaiknya ikut melestarikannya. Anak bisa melestarikan dan bertanggung jawab merawatnya dengan memakai wastra ini. Dengan membuat dan memakai wastra ini tanpa malu.