Menjawab Tantangan Mode Masa Kini bersama PNM & Batik Tuli Karawang

Dalam talkshow tersebut Cut Ria menyampaikan, bahwa peran PNM dapat memberikan pembiayaan, pendampingan dan bimbingan kepada nasabah untuk mengembangkan usaha agar lebih maju dan sukses. Begitu pula peran PNM bagi Teman Tuli, untuk memberikan pembinaan dan pembiayaan agar sebagian besar tunarungu lebih mandiri.

Selain itu, PNM juga memberika pelayanan, pemberdayaan, pelatihan, pembinaan hingga melakukan pamer yang diberikan kepada pelaku usaha salah satunya pada Teman Tuli. PNM juga memberikan pendampingan agar pelaku usaha dapat tubuh dan berkembang.

PNM dengan program MEKAR (Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera) yang dikhususkan bagi perempuan Indonesia. Selain memiliki nasabah perempuan, PNM juga memiliki karyawan yang 98% adalah perempuan. Mereka berharap bahwa dengan memberdayakan perempuan melalui pembiayaan usaha, bisa meningkatkan kondisi perekonomian yang lebih baik.

Menurut Cut Ria, perempuan begitu menginspirasi, dengan perempuan yang cerdas dan mengisnpirasi diharapkan bahwa perempuan bisa membangun atau menciptakan keluarga yang harmonis dan bahagia.

Tak lupa, Ibu Inaraya turun menyampaikan perihal perkembangan batik tuli yang telah ia besarkan. Awalnya, karyawan pada Kreasi Tuli hanya sejumlah 3 orang dan berkembang hingga 30 orang karyawan yang sebagian besar anggotanya adalah seorang tuna rungu.

Menurut Inaraya, kehadiran PNM cukup meembantu sekali mengembangkan usaha batik tersebut hingga sampai saat ini. Tak hanya memberikan pembiayaan, peran PNM dengan memberikan bimbingan, pendampingan hingga mengikutsertakan batik tuli pada acara pameran bisa membantu dan mendongkrak perkembangan usaha tersebut.

Dalam talkshow tersebut turut menghadirkan pula Akeyla seorang Young Fashion Designer dan Founder Kreasi Tuli Indonesia dan juga anak dari ibu Inaraya yang memiliki ide kreatif tentang batik tuli Karawang. Dimulai dari ketertarikannya terhadapi batik di usia 8 tahun. Ia belajar mendesain batik sederhana. Didukung oleh gurunya, Akeyla mulai terus belajar batik sejak usia belia. Akyela menjadi sejarah dan musim sebagai sumber inspirasinya dalam membuat karya batik. Dengan karya dan bakatnya tersebut Akeyla mampu meyakinkan orangtua bahwa ia mampu mengembangkan hobi tersebut.

Meski banyak hal meyenangkan dalam mengembangka Batik Tuli Karawang, ada beberapa hal sulit yang menjadi tantangan bagi Cut Ria dan Inaraya dalam mengembangkan Batik Tuli Karawang, yakni sulitnya komunikasi dengan para karyawan yang sebagian besar adalah tuna rungu. Namun, seiring berjalannya waktu, tentu hal ini bisa dilalui. Di balik kelemahan dari tuna rungu, tentu ada kelebihan yang dimiliki, misalnya saja, dengan tidak bisa mendengar mereka bisa bekerja dengan fokus tanpa harus terganggu dengan suara yang ada di sekitarnya.

Di akhir talkshow tersebut, disampaikan oleh Cut Ria bahwa PNM akan senantiasa terus bisa membantu para pemiliki usaha untuk memberikan pembiayaan, pembinaan dan pendampingan untuk usaha agar lebih maju.

Sementara itu Inaraya juga berpesan bahwa bisnis bukan hanya tentang untung dan rugi tetapi juga bagaimana kita bisa berguna bagi orang lain yang ada di sekitar kita.