Sukses

Fashion

Selebrasi 11 Tahun Amanda Hartanto Batik Lewat Keindahan Lurik di Koleksi Cascade

Fimela.com, Jakarta Amanda Hartanto jadi salah satu desainer Batik ternama yang memiliki tempat tersendiri di hati para pecinta fashion. Tak terasa, Amanda Hartanto Batik sudah melewati lebih dari satu dekade sejak didirikan pada 2013.

Di momen selebrasi 11 tahunnya di industri fashion, Amanda Hartanto Batik mengukuhkan eksistensinya di dunia Batik dengan menghadirkan koleksi terbaru bertajuk Cascade. Di koleksi ini, Amanda Hartanto mengangkat kekayaan kain lurik buatan tangan yang dijadikan sebagai busana kekinian untuk menggaet semakin banyak anak muda untuk tertarik dengan Batik.

Koleksi Cascade ini juga merujuk pada proses berdiri hingga berkembangnya label Amanda Batik Hartanto hingga sampai pada titik sukses setelah melewati berbagai tantangan.

Konsep kesuksesan yang diraih lewat perjuangan gigih dalam mengatasi tantangan-tantangan itu menjadi inspirasi di balik koleksi “Cascade”. Bagai kehidupan itu sendiri, tenunan dan jalinan indah pada kain lurik yang digunakan di rancangan-rancangan koleksi ini terbentuk melalui sebuah proses panjang hingga akhirnya menjadi helaian-helaian busana penuh gaya dan kemahiran kriya (craftsmanship) dalam sensibilitas masa kini.

Koleksi “Cascade” sekaligus menjadi penghargaan akan tiap perempuan yang berjuang, berpengharapan, dan berhasil menaiki tangga kehidupan mewujud pada kreasi-kreasi versatile, feminin, juga classy dengan pancaran pesona lurik. Lebih dari itu, siluet-siluet bernapaskan simplisitas praktikal yang meresonansi kebutuhan perempuan modern diperkaya dengan elemen bordir, makrame atau kriya simpul serta aplikasi anyaman. Hasilnya adalah rancangan-rancangan dengan estetika mode yang berkarakter dan punya keunikan kultural.

 

Aksen dan siluet

Atasan-atasan tanpa lengan hadir dalam ragam formulasi dan kaya opsi untuk dikenakan pada bermacam-macam kesempatan. Sebuah tank top tampil chic dengan aksen tali-temali di tengah dada. Rancangan serupa jadi lebih feminin dalam desain peplum. Atasan halter dibuat lebih elegan dengan kerah tinggi. Sleeveless top lain memamerkan aplikasi teknik anyam dengan salah satu sumbu dibiarkan tersulur panjang sehingga memberi efek menarik. Lurik yang diterapkan sebagai aksen anyaman juga membangun nuansa lebih dinamis pada kreasi-kreasi monokromatik yang memanfaatkan bahan lain seperti pada blazer, rok maupun celana.

Elemen dekoratif rumbai-rumbai atau tassel turut menghias berbagai kreasi. Dalam ukuran besar, tassel memunculkan nuansa bold pada sebuah rok tube ukuran midi, blus tanpa lengan, juga gaun tanpa lengan. Efek lebih dramatis diciptakan dengan mengaplikasikan tassel ukuran panjang seperti pada sebuah kantong blazer atau kumpulan tassel kecil yang disusun vertikal pada sebuah blus tanpa lengan berkerah ‘V’. Seni kriya lain yang tampil mengesankan pada koleksi ini adalah makrame. Pada sebuah blazer, makrame tampak spektakuler mengisi bagian punggung. Sementara di sebuah luaran berkerah tinggi, makrame di bagian tepi memperkuat efek dramatis terhadap aksi belahan lengan.

Eksplorasi desain digali lebih dalam dengan menyuguhkan rancangan-rancangan sangat atraktif. Sebuah gaun tanpa lengan dikomposisi oleh motif lurik yang saling bertabrakan (clashing). Rok midi bervolume didesain berpinggang tinggi (high-waisted). Celana model wide-leg mendapat aksen simpul (knot). Pendekatan asimetri diterapkan pada sebuah gaun tanpa lengan yang memadukan tiga jenis bahan dengan salah satunya bernuansa agak terawang sehingga memunculkan sisi seduktif. Garis asimetri lainnya muncul dalam rupa blus lengan pendek kerah bundar beraksen rangkaian tassel diagonal di area dada. Luaran adaptasi kimono dibuat semarak dengan kumpulan tassel kecil warna-warni sebagai aksen.

 

Libatkan pengrajin dari Jogja dan Jawa Tengah

Palet vibran nuansa marun, kuning, dan abu-abu dituangkan ke dalam lebih dari 42 kreasi koleksi yang turut mempertemukan kain lurik dengan bahan lain seperti organdi dan katun. Masing-masingnya mudah untuk dipadu-padankan sehingga mampu menghasilkan berbagai tampilan elegan dengan karakter yang beragam. Terlebih dengan tamabahan aksesori scarf lurik panjang yang bisa membawa keanggunan pada tampilan. Sifat versatile ini menjadi kekhasan Amanda Hartanto Batik yang selalu dihadirkan dalam tiap koleksi. Baik untuk kesempatan formal maupun kasual, rancangan-rancangannya bisa dikombinasikan dalam banyak macam cara. Begitupun dengan koleksi “Cascade” yang mengangkat keindahan lurik.

Ini adalah kali ketiga bagi sang desainer mengolah kain lurik setelah 4 tahun berselang. Dalam proses pembuatan koleksi, kain-kain lurik diperoleh langsung dari para pengrajin di Yogyakarta dan Klaten, Jawa Tengah. Dibuat dengan tangan, diperlukan waktu berminggu-minggu untuk pembuatan lembaran kain tenun lurik. Ini menjadikan lurik tak sekadar kain motif garis, melainkan sebuah kearifan tradisional tingkat tinggi yang kaya akan nilai budaya.

“Lurik merupakan salah satu wastra Indonesia yang harus dilestarikan sebagai warisan budaya. Saya ingin menunjukkan bahwa lurik bukan sekadar kain tradisional yang indah tetapi juga dapat diolah menjadi busana yang versatile dan bernilai jual tinggi,” ungkap Amanda Hartanto.

Ia juga menekankan bahwa di balik keindahan lurik terdapat filosofi yang bermakna. “Kain lurik mengandung harapan yang kuat, nasihat serta kekuatan spiritual yang masih dipercaya dan menjadi adat dan tradisi masyarakat,” ucapnya. Koleksi “Cascade” merupakan wujud nyata kecintaan dan kepedulian Amanda Hartanto Batik untuk melestarikan kekayaan budaya dan menyuguhkannya sebagai napas baru yang modis untuk para pecinta mode Tanah Air.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading