Fimela.com, Jakarta Ketua Dekranasda Kota Medan Kahiyang Ayu memperkenalkan wastra asal kota Medan kepada masyarakat luas melalui perhelatan tahunan Jakarta Fashion Week (JFW) 2024 yang digelar di City Hall, Pondok Indah Mall 3, Rabu (25/10).
Kahiyang Ayu terlihat hadir di bangku front row bersama Ibu Negara Iriana Jokowi, Ketua Harian Dekranas Ny Tri Tito Karnavian, Wakil Ketua Dekranasda Ny Ismiralda Wiriya Alrahman, serta para pengurus Dekranasda Kota Medan.
Pada pagelaran yang diberi tajuk “Medan - The Journey of Enchanting Wastra” ini, Kahiyang Ayu bersinergi dengan tiga perancang ternama. Mereka adalah Surya Abduh, Riki Damanik, dan Harry Hasibuan. Ketiganya mengelaborasi wastra Medan, yaitu kain ulos menjadi deretan busana yang dikemas elegan dan modern.
Advertisement
Kahiyang Ayu berharap, perhelatan ini dapat memberikan dampak terhadap peningkatan penjualan dan menambah semangat perajin di kota Medan untuk terus menghasilkan karya-karya terbaik mereka.
Advertisement
Koleksi “Ulos Tale” Rancangan Harry Hasibuan
Pagelaran dibuka dengan koleksi “Ulos Tale” dari label HAZE BE WEAR besutan Harry Hasibuan. Koleksinya terinspirasi dari legenda kain ulos itu sendiri, di mana nenek moyang Batak adalah putri khayangan yang bernama Siboru Deak Parujar. Sosoknya dikenal sebagai ahli pemintal benang atau penenun kain.
Konon, ia bertenun siang dan malam selama bertahun-tahun untuk menghindari perkawinannya dengan si tuan ruma uhir, tuan ruma gorga, putra Mangalabulan. Hasil dari tenunannya itulah yang dinamakan ulos.
Konsep tersebut pun diterjemahkan Harry ke dalam busana-busana dengan bahan ulos dan detail yang tegas, tetapi memiliki unsur fairytale. Ini juga yang menjadi alasan Harry menamakan koleksinya Ulos Tale.
Total ada 11 looks yang ditampilkan Harry menggunakan beragam jenis ulos, mulai dari Tapanuli Utara, Kepulauan Selatan, hingga Simalungun. Berbeda dari ulos kebanyakan yang hadir dalam palet warna merah dan hitam, pada koleksi ini Harry bermain dengan palet warna natural, khususnya earth tone.
Koleksi ULI dari Riki Damanik
Selanjutnya, ada karya bertajuk “ULI” rancangan desainer Riki Damanik. Pada koleksi ini, Riki membawa ulos dengan mengembangkan motif bordiran bunga kenangan dengan benang putih untuk memberikan komplimen dan menonjolkan keindahan motif dan warna kain Ulos yang memikat.
Dengan kombinasi motif bunga kenanga ini, koleksi ini berusaha menggabungkan citra wanita Batak yang cantik dan lemah lembut namun tetap mengandung kekuatan dan keuletan. Siluet yang feminim namun tetap edgy dan modern pun menjadi daya tarik tersendiri.
Secara spesifik, Riki mengangkat ulos dari batak Toba yang dibuat dengan teknik pewarnaan alami. “Eco-conscious kebetulan kan sedang berlaku ya? Jadi aku mau mengangkat itu. Selain itu belum banyak juga yang mengolah ulos yang saya pakai,” kata Riki.
Koleksi ini didominasi dengan tampilan yang fresh dan muda sesuai dengan tujuan kami untuk memikat generasi muda tampil menggunakan Ulos, meninggalkan kesan Ulos yang “berat” dan usang. Tambahan ornament berupa bordir, patchwork, dan aplikasi diharapkan dapat menjadi referensi dalam bergaya dengan Ulos.
Advertisement
Karya “Jatuh dan Cinta” dari Surya Abduh sebagai Penutup
Peragaan ditutup dengan koleksi bertajuk “Jatuh dan Cinta” karya Surya Abduh, desainer langganan keluarga Presiden Joko Widodo (Jokowi), yang juga merancang busana selama prosesi pernikahan Kaesang Pangarep dan Erina Gudono.
Saat konferensi pers sebelum pagelaran dimulai, Surya Abduh menjelaskan inspirasi koleksi busananya itu berasal dari perjalanannya saat mengunjungi kota Medan 10 tahun yang lalu. Melalui pengalamannya itu, Surya mencoba menuangkan keindahan wastra yang ada di kota Medan yang terdiri dari Ulos, songket melayu, lukisan peranakan Cina dan peranakan India. Semua ide tersebut digabungkan dengan “melukis menggunakan benang” versi surya.
"Jatuh dan Cinta bersatu menghasilkan ribuan rasa dari gambaran-gambaran motif yang muncul pertama saat mendapat kesempatan untuk merangkai koleksi busana ini. Lirik nan sendu, tatapan rindu, perasaan sedih, perasaan jatuh, harapan kosong pribadi hampa, gelap terang serta rasa Bahagia membaur menjadi satu karena akan terlalu banyak emosi positif yang bisa diterjemahkan dari melihat lebih dalam tentang rasa, Jatuh dan Cinta. inilah pemantik serta benang merah dalam cerita yang saya torehkan melalui karya ini,” terang Surya.
Total ada 35 looks yang ditampilkan Surya yang dibagi menjadi tiga segmentasi yang berbeda, di antaranya busana siap pakai, deluxe collection (tampilan kebaya) dan koleksi Adibusana. Balutan karya yang didominasi dengan siluet modern, celana dengan tampilan longgar, serta siluet luaran dengan potongan loose, ditambah sentuhan pita besar dengan aksen logam di beberapa busana, menjadikan koleksi “Jatuh dan Cinta” tampil Edgy.