Fimela.com, Jakarta Wastra merupakan istilah yang diambil dari Bahasa Sansekerta yan berarti kain. Istilah Wastra biasanya digunakan untuk menyebut kain tradisional Indonesia. Dengan kata lain, wastra Indonesia adalah kain tradisional yang sarat akan makna budaya nusantara, di mana masing-masingnya memiliki ciri khas yang dapat dibedakan dari simbol, warna, ukuran, hingga bahan yang digunakan.
Keberagaman suku di Indonesia mempengaruhi proses pembuatan ragam wastra yang memiliki teknik berbeda-beda dengan ciri khasnya masing-masing. Indonesia memiliki empat wastra yang telah mendunia, yaitu kain batik, kain Songket Palembang, kain Tenun Ikat Flores, dan kain Tenun Endek Bali.
Batik
Sejak tahun 2009, UNESCO telah menetapkan batik sebagai salah satu Warisan Budaya Takbenda Indonesia yang perlu dilestarikan. Batik dibuat dengan menggunakan canting dan cairan malam, serta memiliki keunikan motif di tiap daerahnya. Proses pembuatannya yang unik dan cukup rumit menjadikan batik sebagai karya yang bernilai seni tinggi. Tidak hanya bernilai seni, tetapi juga penuh akan sarat makna yang dianggap sangat melekat dengan kebudayaan Indonesia.
Advertisement
Advertisement
Songket Palembang
Songket merupakan kain mewah yang biasanya terbuat dari benang emas dan perak yang ditenun dengan tangan menjadi sebuah kain cantik. Pada tahun 2013, Songket Palembang, Sumatera Selatan resmi menjadi Warisan Budaya Takbenda oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan Riset dan Teknologi. Proses pembuatan songket terbilang cukup rumit, sehingga memiliki nilai jual yang cukup tinggi.
Songket memiliki beragam motif unik yang mengandung makna yang berbeda-beda. Misal motif bunga mawar memiliki arti sebagai penangkal malapetaka, motif melati yang berarti kesucian dan sopan santun, dan motif bunga tanjung berarti keramah-tamahan atau sebagai ucapan selamat datang.
Tenun Ikat Flores
Tenun merupakan teknik dalam pembuatan kain dengan menggabungkan benang secara memanjang dan melintang. Kain tenun biasanya terbuat dari serat kayu, kapas, atau sutra. Tenun Ikat Flores berhasil dikenal dunia melalui ajang Paris Fashion Week 2018. Desainer Indonesia, Julie Laiskodat memperkenalkan pesona Tenun Ikat Flores kepada dunia.
Selain proses pembuatannya yang rumit, satu lembar kain tenun ikat diketahui membutuhkan sekitar 20 tahapan dan waktu yang panjang dalam pembuatannya. Ditambah dengan motif, corak, dan warna yang beragam mencerminkan keanekaragaman suku, adat, agama, dan kehidupan masyarakat Flores. Setiap daerah memiliki motif khasnya tersendiri.
Advertisement
Tenun Endek Bali
Nama endek berasal dari kata ‘gedekan’ atau 'ngendek' yang berarti diam atau tetap, tidak berubah warna. Kain endek merupakan kain tenun khas Bali yang memiliki motif beragam. Kain tenun Endek asal Bali ini didominasi oleh warna-warna cerah seperti merah, oranye, kuning, hijau, biru, dan ungu. Kain Endek Bali menarik perhatian dunia karena masuk sempat masuk sebagai koleksi Spring and Summer 2021 oleh perancang busana terkenal Christian Dior pada peragaan busana Paris Fashion Week.
Selain keempat jenis kain tersebut perlu diketahui bahwa Indonesia sangat kaya akan karya wastra yang begitu indah dan perlu terus dilestarikan seperti Kain Lurik Jawa, Kain Ulos Sumatera Utara, Kain Saringan Kalimantan, dan masih banyak lagi. Hingga saat ini Indonesia terus berusaha untuk dapat memperkenalkan wastra Indonesia ke mata dunia.
Penulis: Maritza Samira
#BreakingBoundariesOktober