Fimela.com, Jakarta Batik merupakan salah satu peninggalan sejarah yang berbentuk seni dari Indonesia. Batik sendiri sudah hadir di Indonesia diperkiraan pada abad ke 17. Dimana pada masa itu motif batik hanya berputar seputar bentuk binatang dan tanaman. Bukan hanya teknologi, batik juga mengalami perkembangan sendiri terutama pada bentuk dan motif-motif, diantaranya adalah awan-awan dan motif relief candi.
Faktanya Museum Batik Indonesia mulai dibangun pada 2014 oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan selesai dibangun pada tahun 2018. Dimana pengelolaannya sudah dipindah alihkan kepada Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek). Dari segi arsitektural, bentuk dari museum batik Indonesia merupakan sebuah penggambaran dari lipatan kain. Di mana pada bagian depan museum dihiasi dengan beberapa motif batik, salah satunya adalah motif Kawung.
Meskipun sudah ada lama di Indonesia, pada 2 Oktober 2009 batik Indonesia baru pertama kali diakui oleh dunia. UNESCO menetapkan batik sebagai salah satu budaya peninggalan yang diberi sebutan “Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi”. Ingin melihat budayanya makin dikenal oleh calon-calon anak bangsa dan turis-turis,Kemendikbudristek telah meresmikan peluncuran Museum Batik Indonesia di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) pada Senin (2/10/23).
Advertisement
Demi mengenal batik dengan cara yang menarik dan berbeda, Museum Batik Indonesia di desain dengan berbagai macam bentuk ruangan yang memiliki cerita dan latar belakang batik. Salah satunya adalah ruangan yang membahas soal sejarah batik. Ruangan “Sejarah Batik” mengangkat kisah penting dibalik lahirnya batik di Indonesia. Dalam ruangan ini, dijelaskan awal mula pendirian Museum Batik Indonesia, pengertian dasar batik, dan sejarah batik di Nusantara. Dimana pada ruangan ini juga menyediakan Republika dari sertifikat penetapan batik Indonesia sebagai Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity oleh UNESCO.
Bukan hanya itu, ruangan ini juga menceritakan dan menunjukkan sejarah batik Indonesia dari sisi keberadaan arca yang telah digambarkan telah mengenakan kain yang terlihat sebagai Representasi motif batik di masa Hindu Buddha. Dalam ruangan pameran ini juga ada menampilkan dua Replika arca tersebut, yaitu Arca Prajnaparamita dan Arca Durga Mahisasuramardini.
Advertisement
Gallery Khusus Batik
Bukan hanya ruangan yang menceritakan tentang sejarah batik nusantara, museum batik juga ada menampilkan enam ruangan lainnya, sebagai berikut.
Khazanah Batik Nusantara
Ruangan kedua ini memiliki tema Khazanah Batik Nusantara Karena pada ruangan ini terdapat berbagai macam jenis koleksi batik yang merepresentasikan berbagai daerah yang menghasilkan batik dan perkembangan batik yang berakulturasi dengan budaya asing. Pada saat masuk ruangan, kamu akan disajikan dengan tampilan kain tradisional dengan teknik yang serupa dengan batik, yaitu kain Sarita dan Ma’a dari Toraja, serta Simbut dari Banten.
Bukan hanya memamerkan dua kain tradisional dari dua daerah berbeda, museum batik Indonesia juga ada memamerkan kain batik tradisional yang berasal dari enam wilayah awal perkembangan batik di Indonesia, yaitu Yogyakarta, Surakarta, Pekalongan, Cirebon, Lasem, dan Madura.
Sedangkan batik yang memberikan nuansa modern karena akulturasi juga ada di pamerkan, Beberapa batik tersebut yaitu batik Besurek, batik motif Kilin Menari, batik Jawa Hokokai, dan batik Belanda.
Teknik Pembuatan
Batik Seperti judulnya, ruangan ini akan menampilkan teknik pembuatan batik. Seperti makna dasar dari Batik, Museum Batik Indonesia akan lebih menekankan ke titik ini, yaitu tekniknya. Hal ini dikarenakan batik adalah peninggalan yang dikenal dengan sebutan”Warisan Budaya Takbenda. Dimana suatu kain bisa dikatakan batik berdasarkan dari tekniknya dan bukan gambarnya.
Ruangan ini akan menunjukan beberapa teknik diantaranya seperti batik cap dan batik tulis. Dimana pewarnaanya menggunakan warna lilin malam panas dan alatnya berupa canting tulis, serta cap. Sebagai ilustrasi orang membuat batik, Museum Batik Indonesia ada membuat patung yang menggambarkan seorang ibu-ibu pengrajin yang sedang membuat batik tulis dan bapak-bapak yang membuat batik cap.
Penggunaan Batik
Secara Tradisional Ruangan ke 4, menceritakan bagaimana batik secara tradisional dikenakan. Dalam ruangan ini pengunjung akan dipamerkan dengan jenis-jenis cara penggunaan batik yang ada pada masyarakat, seperti kain bawahan, dodot, kemben, ikat kepala, gendongan, Selendang.
Bukan Hanya Itu
Perkembangan Batik
Ruangan kelima secara spesifik akan menjelaskan perihal perkembangan batik secara modern. Di ruangan ini juga terdapat berbagai macam koleksi batik yang menunjukan akulturasi antara batik tradisional dan modern. Kain batik yang dipamerkan adalah berbagai macam koleksi yang perkembangan nya terlihat dari segi motif batik Indonesia yang dibuat secara khusus oleh Go Tik Swan. Menambahkan, kain batik yang ditampilkan juga menunjukkan variasi pewarnaan yang tanpa batas dan bahan kain yang dipakai untuk membuat batik.
Galeri Kemasyhuran
Pada galeri ke enam, yaitu galeri kemasyhuran akan menampilkan beberapa tokoh penting khususnya dalam lineal masa batik yang ada di Indonesia. Ruangan ini Memiliki panel khusus yang menjelaskan beberapa tokoh, seperti raja dan ratu Jawa, R. A. Kartini, Oey Soe Tjoen, Soekarno, Go Tik Swan, Ibu Soed, Soeharto, Ali Sadikin, Iwan Tirta, dan Susilo Bambang Yudhoyono. Selain itu, galeri ini juga akan memamerkan kain batik yang telah digunakan oleh tokoh tokoh tersebut.
Kesimpulan
Memiliki ciri khas tersendiri, museum batik Indonesia menyediakan satu ruangan khusus yang menceritakan tentang kesimpulan dari batik yang merupakan sebuah warisan dari nenek moyang dan akan terus dijaga agar Lestari. Pada ruangan ini akan terdapat berbagai macam replika koleksi busana Kampuhan yang merupakan salah satu batik pengantin yang pernah dikenakan oleh Sinuhun Paku Buwono X dan Gusti Kanjeng Ratu Hemas. Terakhir, Museum Batik Indonesia juga terdapat koleksi kain batik yang menggambarkan kisah kehidupan manusia.
Penulis: FIMELA Sherly Julia Halim