Fimela.com, Jakarta Fashion telah mengalami revolusi selama beberapa dekade terakhir, dengan tren dan gaya yang terus berubah cepat. Namun, di tengah ramainya fast fashion, hadirlah "Hanya The Label," merek pakaian yang berfokus pada slow fashion dengan nilai etika, material berkualitas, dan proses produksi yang ramah lingkungan. Berdiri sejak tahun 2017, Hanya The Label mengusung konsep contemporer minimalist, modern, simple, dan modest, dengan fokus utama pada swimwear.
Ricca Athanasia selaku owner dari Hanya The Label menjelaskan bahwa, kehadiran Hanya The Label merupakan awal motivasinya dalam menawarkan produk pakaian dengan kualitas terbaik tetapi juga berkomitmen dalam menjaga lingkungan.
Komitmennya dalam menjaga lingkungan, tercermin dalam pemilihan bahan dan pewarnaan pakaian yang digunakan. Ricca memilih untuk menggunakan bahan nylon hasil daur ulang dari Italia dan menggunakan pewarna pakaian yang berbasis tumbuhan.
Advertisement
Penggunaan bahan tersebut bertujuan agar pakaian yang digunakan memberikan rasa aman dan nyaman, terutama pada kulit. Bahkan dalam proses packaging, Hanya The Label mengutamakan penggunaan bahan kertas berkualitas sebagai alternatif yang ramah lingkungan.
Advertisement
Mendorong masyakat mengerti dan mendukung slow fashion
Tak hanya sekedar menjaga kualitas produk, Hanya The Label juga menjunjung tinggi nilai-nilai keberlanjutan. Ricca selaku owner Hanya The Label, turut berambisius mengedepankan Hanya The Label menjadi brand lokal fashion Indonesia yang mampu menginspirasi generasi muda dan mengedukasi masyarakat tentang pentingnya memilih pakaian yang ramah lingkungan dan mendukung slow fashion.
"Limbah tekstil biasanya disebabkan oleh adanya fast fashion. Oleh karena itu, kami hadir sebagai solusi sekaligus menjadi wadah kontribusi masyarakat dalam membeli pakaian yg ramah lingkungan. Dengan membeli pakaian yang ramah lingkungan, kita bisa memberikan dampak positif bagi bumi dan masa depan," ucap Ricca.
Tantangan di balik pilihan slow fashion
Seperti halnya dalam segala hal, pilihan untuk berada di jalur slow fashion juga tidak terlepas dari tantangan. Ricca Athanasia juga menyadari bahwa masih banyak orang yang tidak menerima dan mengerti pentingnya memilih pakaian yang ramah lingkungan. Hal ini menjadi salah satu tantangan terbesar bagi Ricca di Hanya The Label untuk mengubah pandangan masyarakat akan pentingnya memilih pakaian ramah lingkungan.
Dalam menghadapi tantangan ini, Ricca memutuskan untuk mengambil jalan bijak yakni melakukan anti-death stock dan memproduksi koleksi secara terbatas. Dengan strategi ini, dapat dipastikan bahwa setiap produk yang dihasilkan tetap memiliki nilai dan eksklusivitas tersendiri.
Advertisement
Di balik kesuksesan Hanya The Label
Ricca Athanasia selaku pendiri Hanya The Label telah meniti perjalanan panjang di dunia fashion, yang dimulai dari sekolah fashion pada tahun 2005 dan berkecimpung dalam bidang street wear hingga tahun 2008. Namun, semangatnya dalam berinovasi dan berkontribusi pada lingkungan membawa dirinya ke Bali. Disana, ia belajar dari orang-orang Australia tentang pentingnya menghindari penggunaan plastik demi keberlanjutan lingkungan dan bumi.
Oleh karena itu, pada tahun 2017, ia mengambil keputusan untuk menyudahi brand lama-nya dan beralih sepenuhnya ke Hanya The Label yang mengusung konsep slow fashion. Keputusannya mengusung konsep slow fashion dikarenakan produk yang dihasilkan tidak perlu mengikuti tren, tetapi berfokus pada kualitas dan pemilihan material yang lebih berkelanjutan.
Meskipun Ricca menyadari bahwa masih banyak masyarakat Indonesia yang belum menerima dan mengerti konsep produk Hanya The Label, Ricca juga tidak putus asa. Ia justru meningkatkan penjualannya dengan menjangkau pasar internasional melalui platform online. Hal ini tentunya jauh lebih efektif karena Hanya The Label dapat dikenal oleh mancanegara.
Komitmen Hanya The Label untuk menjadi brand slow fashion yang berkualitas, beretika, dan ramah lingkungan, tidak hanya menjadi inspirasi bagi generasi muda, tetapi juga mendorong masyarakat Indonesia untuk berpikir lebih bijaksana dalam memilih pakaian. Dengan semakin banyak brand yang menekankan pentingnya slow fashion, semakin besar harapan untuk menciptakan perubahan positif bagi lingkungan mode yang lebih berkelanjutan.
*Penulis: Amelia Septika.