Fimela.com, Jakarta Batik atau kain bermotif yang dilukis menggunakan teknik khusus, merupakan warisan leluhur bangsa Indonesia. Tak hanya Jawa, di Tarakan, Kalimantan Utara juga ada kain batik dengan motif yang beragam.
Motif-motif batik Tarakan biasanya terinspirasi dari kekayaan alam Kota Tarakan, yakni flora dan fauna. Selain proses pewarnaannya dilakukan menggunakan bahan alami, motif batiknya pun harus ditulis bukan batik print.
Namun, tidak seperti batik di daerah lain, batik Tarakan belum banyak dikenal publik, bahkan di kalangan masyarakat Tarakan sendiri. Padahal batik Tarakan dengan ciri khas motif besar-besar dan palet warna-warni ini memiliki potensi sangat besar.
Advertisement
Dalam upaya mengembangkan dan mempromosikan batik Tarakan, Pemerintah Kota Tarakan dan Dekranasda Kota Tarakan, berkolaborasi dengan jenama Tenun Gaya untuk memamerkan koleksi busana dari kain batik khas Tarakan melalui Festival 6, Lintas Generasi Tanpa Batas! yang digelar di Senayan Park, Jakarta Pusat, pada Minggu (9/7/2023),
Lewat rancangan desainer Wignyo Rahardi, kain batik Tarakan berhasil disulap menjadi pakaian ready to wear deluxe yang modern dan dinamis. Wignyo yang dikenal sebagai pelopor ‘Kemeja Tenun SBY’ berharap kreasinya bisa menginspirasi para pelaku industri dan desainer, khususnya di kota Tarakan sendiri.
“Karena di sana (Tarakan) masih minim banget, baik pelaku industri dan desainernya. Sehingga kalau tidak kita berikan contoh sebagai inspirasi mereka, agak lama ya. Diharapkan dengan keterlibatan kami di sini itu bisa bergerak cepat,” kata Wignyo saat ditemui Fimela.
Terdapat 5 koleksi pakaian siap pakai dari batik Tarakan, dengan beragam motif dan filosofi. Berikut selengkapnya.
Advertisement
Koleksi Ready To Wear Deluxe dari Batik Tarakan
Peragaan busana dibuka oleh seorang model yang tampil dalam balutan dress panjang dominasi warna hitam yang dipadukan dengan obi belt dari kulit kayu.
Bagian tengah dress tersebut, terlukis motif batik yang terinspirasi dari tanaman pakis. Motif pakis sendiri memiliki filosofi yang berarti keselarasan, keharmonisan dalam kehidupan, dan hidup subur masyarakat Kalimantan Utara.
Batik Bultiya
Selanjutnya ada batik Bultiya, yang merupakan paduan ornamen dari tiga suku yang ada di Kalimantan Utara (Kaltara), yakni Bulungan, Tidung dan Dayak.
Ornamen Dayak Taghol biasa dijumpai pada ornamen Rumah Panjang. Kemudian ada motif Bunga Raye, merupakan bunga kebanggaan dari warga Tidung. Selanjutnya kombinasi ornamen ukiran pada rumah kesultanan Bulungan.
Pesan filosofi yang terkandung dalam batik Bultiya ini sejalan dengan semboyan bangsa Indonesia yang tertulis di lambang negara Garuda Indonesia, yakni “Bhineka Tunggal Ika” atau berbeda-beda tetap satu jua.
Advertisement
Batik Motif Gurita
Batik hitam oranye motif gurita, motif yang menggambarkan kota Tarakan sebagai pesisir yang kaya akan hasil laut yang merupakan produk andalan kota Tarakan. Mengandung filosofi, gurita, yang berarti banyaknya kehidupan yang ditangkap menjadi satu kesatuan yang utuh.
Selanjutnya ada batik hitam motif utok gayang kepala barak. Zaman dahulu para petani suku Tidung mengukir kepala parang sebagai sebagai simbol kesiapan dalam bertani.
Hal ini dilakukan sebagai bentuk kecintaan terhadap budaya nenek moyang mereka, yang berarti sebagai simbol kekuatan, kebersamaan, keluguran, dalam memecahkan pekerjaan sehari-hari.
Terakhir, ada batik hitam abu-abu motif nauk siak sembilan gelombang, yang menandakan nenek moyang suku tidung adalah pelaut yang andal dalam menghadapi kerasnya kehidupan di laut. Nauk siak yang menyimbolkan bahwa kehidupan itu pasang surut dalam hal mencari rezeki.
“Seperti umumnya, kain wastra di daerah dibuat dengan memperhatikan kualitasnya. Jangan asal jadi dan mengenar kuantitas, sehingga image masyarakat kepada batik tarakan nggak bagus. Tarakan masih pemula, nah kalau berkualitas dengan motif menarik pewarnaan terjaga, pasti orang banyak suka,” pesan Wignyo.