Fimela.com, Jakarta Dalam rangka bernostalgia mengingat awal terciptanya jam tangan Baignoire yang ikonik, Cartier luncurkan kampanye dengan menggandeng Lou Doillon sebagai wajah dari koleksi tersebut. Seorang musisi asal Prancis yang telah menjadi bagian dari keluarga Cartier sejak pemberian jam tangan Baignoire dari sang ibu saat momen ulang tahun.
Sejak dulu, Cartier telah populer dengan kualitas perhiasan dan jam tangannya yang menjadi top of mind banyak orang. Bersamaan dengan kolaborasi ini, Cartier keluarkan dua tipe baru untuk koleksi Baignoire dengan model timeless. Desain pertama bazelnya dikelilingi oleh emas kuning berkilau yang kontras dengan talinya yang berbahan kulit paten, berikan tampilan klasik nan mewah.
Sementara desain kedua sedikit berbeda, jam tangan Baignoire yang memberikan tampilan memukau. Seraya memperkenalkan identitas ganda Cartier sebagai pembuat hiasan sekaligus jam tangan, desain ini diubah menjadi lingkaran emas di pergelangan tangan untuk mencerminkannya sebagai produsen perhiasan mewah.
Advertisement
Advertisement
Pandangan Lou Doillon terhadap Cartier
Bukan hanya tanpa alasan, Cartier melakukan pendekatan dengan Lou Doillon karena ia merupakan sosok wanita yang sangat memerhatikan keanggunan di atas segalanya, dengan tambahan nilai ambisi dan kebebasan.
“Cartier telah menjadi bagian dari keluarga saya dari waktu yang lama. Untuk merayakan cinta dan acara khusus! Pada ulang tahun ke-18 saya, ibu saya memberi jam tangan Baignoire. Cartier, keanggunan dan keanggunan safir, ketenangan dial, bentuk keabadian,”sebut Lou Doillon.
Seperti jam tangan yang baru saja dirilis, Doillon memiliki individualitas abadi dan semangat bebas untuk tumbuh dan berkembang. Ia beradaptasi dengan dunia di sekitarnya tanpa pernah mengubah karakteristiknya serta menghadirkan kualitas yang tak terlukiskan pada karyanya yang tercermin dalam kampanye baru Cartier untuk jam tangan yang ditata ulang.
Dibalik pengambilan nama Baignoire
Jam tangan Baignoire pertama kali diperkenalkan namanya pada tahun 1912 ketika inspirasi datang kepada Louis Cartier sedang membentangkan jam tangan bulat dengan dial yang melengkung, sehingga membentuk seperti bak mandi. Dalam bahasa Prancis pun ‘Baignoire’ diartikan sebagai bak mandi, hal ini yang menjadikan cerita dibalik pengambilan nama koleksi Baignoire.
Cartier kian berinovasi hingga pada akhir 1958 mengadopsi bentuk oval dengan sedikit lengkungan dan dialnya yang ditulis menggunakan angka Romawi. Dilengkapi dengan detail khas seperti kubah kristal dan emas pada sekeliling dialnya. Sejak itu, jam tangan Baignoire hadir dengan karakteristik alaminya dan tersedia dalam beberapa tipe.
Seperti yang dikatakan Jeanne Toussaint yang merupakan creative director Cartier dari tahun 1933 sampai 1970, Jeanne menggambarkan emas sebagai bahan yang mudah dibentuk atau diubah secara permanen tanpa potensi kerusakan atau retak. Melalui proses eksplorasi dan kreasi yang abstrak, membuat emas menjadi perhatian banyak orang. Seperti jam tangan Panthère de Cartier, Baignoire telah menjadi jam tangan perhiasan par excellence.
Advertisement
Identitas ganda Maison
Berdasarkan identitas ganda Maison sebagai pembuat perhiasan dan pembuat jam tangan, para pengrajin menantang apa yang telah dicapainya dan mendorong batas kreatif dengan rasa ingin tahu. Jam tangan bukan lagi sekadar instrumen untuk mengukur waktu atau ornamen, namun juga menggabungkan estetika dengan keunggulan dari satu domain ke yang lain.
“Cartier adalah pembuat perhiasan sebelum menjadi pembuat jam, seringkali mengaburkan batas antara dua kerajinan mendasar untuk menggabungkan yang terbaik dari keduanya. Kombinasi ini menghasilkan desain mini Baignoire yang ramping dan halus.” kata Marie-Laure Cérède, Creative Director of Jewellery dan Watchmaking.
Ia juga menambahkan bahwa koleksi ini mereferensikan warisan Cartier dengan menambahkan sentuhan leluhur dan mengubah jam tangan Baginoire menjadi sebuah perhiasaan.
*Penulis: Balqis Dhia.
#Breaking Boundaries