Fimela.com, Jakarta The Kind Project yang didirikan oleh Aricephine Celline sejak September 2021, dilatar belakangi dengan keinginan sang owner yang ingin mendirikan bisnis di bidang slow fashion, tetapi yang berbeda daripada umumnya. Slow fashion pada umumnya memiliki desain yang sangat timeless dan everyday wear, tetapi untuk The Kind Project, slow fashion yang dijual memiliki ciri feminim dan dress.
Sebelum membangun bisnis, Celline sempat melakukan riset mengenai slow fashion di Indonesia untuk menjual barang yang berbeda dengan bisnis slow fashion lainnya. Berdasarkan risetnya waktu itu, Celline hanya menemukan 5-6 bisnis slow fashion di Indonesia yang rata-rata memiliki style yang sama seperti box t-shirt atau baju-baju yang memiliki desain simple dan ukuran yang agak longgar, tetapi semua style tersebut ternyata tidak sesuai keinginannya sehingga ia melihat pada fast fashion saat itu banyak bisnis yang menjual feminim dress dan menarik peminat cukup banyak.
Oleh karena itu, akhirnya Celline memutuskan untuk menjual feminim dress versi slow fashion untuk bisnisnya The Kind Project dengan floral dress sebagai produk pertamanya yang hingga saat ini masih dijual dan baru di relaunch pada hari jadi satu tahunnya The Kind Project.
Advertisement
Advertisement
Make To Order The Kind Project
The Kind Project menjadi pengalaman pertama bagi Celline untuk berjualan sehingga membuat dirinya mengawali bisnis dengan modal yang tidak besar dan menggunakan mesin yang sudah dimiliki serta tidak menyediakan stok barang supaya tidak mengalami kerugian. Namun, ternyata bisnisnya tersebut terus berkembang walaupun penjualan setiap bulannya sama halnya dengan bisnis lain yaitu tak menentu kecuali pada bulan-bulan liburan seperti pada momen lebaran atau akhir tahun.
“Kalau per bulan ga terlalu nentu, waktu itu sempat perbulan 20, kadang per bulan cuma 7-10 pcs, apalagi tahun ini lagi lumayan berat ya untuk small-small bisnis lainnya,” ujar Celline, owner The Kind Project.
Walau begitu, The Kind Project terus berkembang dengan desain produk yang telah dihasilkan sekitar 18-20 produk untuk para pembelinya. Namun, selain itu, Celline mengatakan bahwa dia memang tidak memiliki keinginan untuk mengeluarkan desain yang banyak karena para pembeli dapat melakukan custom pada The Kind Project sehingga jika ada desain lain yang diinginkan kamu dapat memesannya by custom.
Sistem Make To Order ini menjadikan ciri khas bagi The Kind Project, lantaran konsepnya yang belum terlalu booming di Indonesia. Padahal, konsep tersebut sangat membuka kemungkinan yang sangat luas untuk menambah desain, ukuran, hingga opsi yang tak terbatas untuk para pembeli melakukan custom apapun mulai dari bahan sampai ukuran.
Tantangan The Kind Project
Berjalan hampir dua tahunnya The Kind Project, Celline telah merasakan beberapa tantangan yang menghampirinya seperti time management. Bekerjanya Celline secara sendiri mulai dari penerimaan pesanan hingga produksi membuat dirinya keteteran. Selain itu, tidak adanya orang yang dapat diajak bertukar pikiran juga membuat dirinya sulit untuk mengatasi masalah atau hal yang ingin didiskusikan. Menjalani bisnis sendiri juga membuat dirinya harus menutup toko ketika sakit, ada masalah, atau ada keperluan yang harus diurus karena tidak ada yang mem-back up-nya.
Namun, dibangunnya The Kind Project ke depannya, Celline berharap supaya slow fashion bisa terus berkembang dan diterima di masyarakat serta dapat menyediakan lebih banyak desain dan ukuran untuk market yang lebih besar.
*Penulis: Fani Varensia.