Fimela.com, Jakarta Industri fashion seolah tidak ada habiskan kehilangan ide dan tren. Ada saja hal-hal yang bisa digali dan diciptakan industri fashion untuk menampilkan sebuah tren terkini.
Salah satu tren yang kini sedang naik daun adalah koleksi busana yang digarap dari bahan daur ulang. Menggunakan bahan-bahan kain sisa tengah, para pekerja industri fashion ditantang untuk menghadirkan koleksi busana yang siap dipamerkan.
Kabar menggembirakannya, Indonesia memiliki talenta yang bisa menghadirkan koleksi busana apik dari bahan daur ulang. Adalah Stephanie Widjaja dan Yoshella Febesilalahi yang menjadi wakil Indonesia memenangkan juara pertama ajang University Upcycling Design Challenge Award.
Advertisement
Mengikuti kompetisi sejak September 2022 hingga Maret 2023 secara daring, kedua mahasiswi ini menghadirkan pakaian olahraga yang terbuat dari bahan kain sisa dengan warna-warna cerah.
Dengan brand Zip Zap, Stephanie Widjaja dan Yoshella Febesilalahi menghadirkan pakaian olahraga dengan konsep sustainability dan kenyamanan. Konsep utamanya adalah menonjolkan fleksibilitas dalam bergerak dengan memadukan material deadstock dan gaya sporty. Warna-warna cerah juga digunakan untuk menghadirkan kesan positif, bersemangat, dan sangat merangkul kalangan muda-mudi yang aktif.
Advertisement
Pakaian olahraga dari bahan daur ulang
Melalui Zip Zap, Stephanie dan Yoshella menunjukkan berbagai set pakaian olahraga, seperti jaket hoodie yang ringan serta tahan cuaca, celana multifungsi dengan banyak tempat penyimpanan, serta baju berlengan panjang yang melindungi kulit pemakainya dari paparan sinar matahari.
“Karena kita dapat bahan dan harus menyesuaikan dengan tren yang ada, kita terinspirasi dari camping wear. Kita mengkombinasikan sports dengan camping yang memiliki banyak fungsi. Makanya kita membuat pakaian yang bisa dipakai sehari-hari dari warna tenda. Jadi, lebih condong ke activewear,” ucap Stephanie dan Yoshella saat ditanya tentang inspirasi desain mereka.
Di awal kompetisi, terdapat sepuluh tim yang mewakili BINUS International Fashion Design dalam ajang Upcycling Design Challenge Award.
Setelah menjalani proses seleksi lebih lanjut, hanya ada lima tim yang terpilih untuk berkompetisi pada babak final lomba tata busana tersebut. Salah satu tim perwakilan BINUS, yaitu Stephanie Widjaja dan Yoshella Febesilalahi, berhasil mengharumkan nama kampus mereka dengan meraih juara pertama.
“Tentunya kita enggak nyangka banget, terus kita happy banget bisa berkompetisi. Apalagi, ini lomba di luar universitas, ya. Ini kesempatan yang sangat jarang buat kita dapetin dan juga buat nambah pengalaman,” ungkap Stephanie dan Yoshella tentang kemenangan mereka.
Kompetisi sustainability fashion
Upcycling Design Challenge Award merupakan sebuah kompetisi yang diadakan oleh PT Hollit International, BINUS University, Institut Teknologi Bandung, Esmod, dan Universitas Maranatha. Tidak hanya menghadirkan kompetisi, ajang ini juga menghadirkan seminar dan workshop online tentang dampak industri fashion pada lingkungan dan cara mengatasinya.
“Kami memulai ajang award ini sekitar tiga tahun yang lalu untuk meningkatkan awareness tentang limbah tekstil. Metode desain kita sekarang menghasilkan banyak limbah dalam proses pemotongan dan perancangan,” ujar Farina Shabun, Head of Sustainability PT Hollit International, ketika ditanya tentang tujuan diadakannya Upcycling Design Challenge Award.
Di samping webinar dan lokakarya, mata acara lainnya yang sangat dinanti-nantikan dari Upcycling Design Challenge Award adalah kompetisi perancangan busana dari bahan daur ulang. Semua tim partisipan yang terdiri dari mahasiswa jurusan fashion design menerima sisa kain bekas serta deadstock (PVD). Mereka hanya bisa menggunakan bahan yang disediakan untuk membuat pakaian bertema “Sustainability: Change by Design”.
Tiga tim pemenang memperoleh total hadiah Rp10 juta. Lalu, mereka berkesempatan menampilkan karya mereka saat pameran dan pelelangan busana yang diadakan di Dialogue, Jakarta Selatan, pada 18 Maret 2023. Hasil penjualan dari pelelangan tersebut didonasikan kepada penggalangan dana untuk pelestarian lingkungan.