Fimela.com, Jakarta Perawakan tinggi dengan kaki jenjang seperti model menjadi ciri fotografer Glenn Prasetya. Pembawaannya yang hangat membuat siapa saja orang mudah melekat. Begitu mulai membicarakan seputar industri fashion dan beauty dalam fotografi ia menjelaskan dengan penuh semangat. Yuk, simak cerita Glenn Prasetya dalam rubrik Fimela People yang penuh dedikasi dan inspirasi.
Glenn Prasetya telah mengukirkan namanya sebagai fotografer profesional spesialis di industri fashion dan beauty. Ia juga melebarkan dan mengembangkan kariernya sebagai seorang director dari sebuah perusahaan creative management bernama Studio47.
Selama 15 tahun berkiprah di dunia fotografi, satu per satu mimpinya terealisasi. Dalam perjalanannya, ia sekaligus membuktikan jika karier sebagai fotografer bisa diandalkan sebagai mata pencaharian.
Advertisement
Di mana saat ia memulai karier sebagai profesional, profesi fotografer masih dipandang sebagai pekerjaan sampingan dengan penghasilan yang tidak ‘kelihatan’. Namun, berbagai pemikiran orang tentang masa depan suram fotografer dipatahkan dengan berbagai pencapaian.
“Pada saat gue dedikasikan hidup di karier fotografi dan memang berjuang setiap harinya, orang ngeliat kayak “Apaan sih cuman fotografer, freelance, penghasilan gak tetap.” Tapi nyatanya hari ini gue buktikan bahwa I build my own company, kerjanya business to business secara profesional, punya karyawan, ngantor, dan punya jam kerja,” cerita Glenn saat interview di kantor Fimela.com beberapa waktu lalu.
Advertisement
Form Zero to Hero
Kini Glenn memboyong Studio47 ke rumah baru dengan desain studio impiannya. Bicara soal mimpi yang jadi hal klise, Glenn mengaku punya banyak mimpi besar dan cukup menakutkan. Namun, lewat mimpi, ia merasa memiliki tujuan yang membuatnya fokus dan terarah serta terasah.
“Jadi gue tuh pemimpi sebenarnya dan ada orang bilang sama gue “Kalau mimpi lu enggak cukup nakutin lu, itu nggak cukup besar buat lu.” And then one of my dreams is building my own studio dengan cahaya matahari yang bisa masuk, seperti studio-studio di New York City gitu. Dan hari ini gue mewujudkannya,” lanjut Glenn bangga.
Selain bermimpi memiliki studio sendiri, Glenn juga ingin menjadi sosok yang menginspirasi banyak orang. Terutama orang-orang yang bekerja di perusahaannya, di mana hal itu menjadi visi dan misi yang diusung sebagai seorang pengusaha.
“As simple as that. Melalui apa yang kita kerjain di fotografi, ingin inspiring many people. Share pengalaman gue ke banyak orang juga part of my dream, jadi I’m happy to do that,” timpalnya sambil tersenyum puas.
Selain percaya akan kekuatan mimpi, pria asal Surabaya yang merantau ke ibu kota ini juga memiliki modal semangat dan nekat. Istilah ‘from zero to hero’ juga pas menggambarkan proses awal berkarier dengan nol koneksi dan nol pengalaman.
“Kalau orang Jawa, tuh, bilangnya gw ‘bondo nekat’. Hahaha. Jadi, gue besar di Surabaya dan pindah ke Jakarta tahun 2007 dengan enggak punya apa-apa. Gue bawa portfolio ke semua majalah fashion, diamplopin, dan kirim satu per satu naik busway. Sampai akhirnya ada satu majalah yang ngajak gue motret profil model dan ngebukain ketemu sama teman-teman di industri,” kenang Glenn.
Glenn pernah mencetak rekor, dalam sebulan karya fotonya bisa dilihat di 13 majalah, dan sembilan di antaranya adalah pemotretan sampul. Sebuah kepuasan dirasakan Glenn saat melihat hasil karyanya terpampang, belum lagi suasana menyenangkan selama photoshoot, energi dari teamwork, dan bertemu dengan banyak orang berbeda setiap harinya.
The Man for The Job
Kini Glenn sedang menikmati pencapaian terbesarnya dengan membangun Studi047 yang baru. Dari yang tadinya seorang diri dengan dua asisten, kini memiliki 11 staf dengan membawahi puluhan associates.
Sambil terus memupuk mimpi lainnya sebagai fotografer yang sedang digarapi. Yaitu memotret selebritas internasional. Mimpinya pun tak egois, ia juga ingin menjagak talent yang bernaung di Studio47 ikut go international bersama.
“Gue kepengin banget motret celebrities luar negeri yang sedang dijajaki dengan agent yang menghubungkannya. Kami juga ingin kirim talent bekerja di luar negeri, dari model, fotografer, dan karya-karya associates yang dikenal di Indonesia agar bisa mendunia,” harapnya.
Saat kami bertanya, apakah kamu meyakini, jika your are the man for the job? Glenn menjawab Yes, I do!
“Gue orangnya emang cukup confident, jadi memang mulai karier nekat aja, gitu. ‘Ujug-ujug’ ke Jakarta, enggak punya apa-apa, bikin porto ke mana-mana, tapi gue bisa wujudin mimpi gw, masuk majalah A, kerja dengan brand B. Dari kerja perorangan, punya asisten, dan berhasil set up company, growing cukup sukses di industri, dikenal banyak klien dan brand,” rinicnya.
Banyak orang yang sudah mengenali ciri Glenn dari hasil karya fotografinya. Seperti ada detail-detail saat pemotretan beauty, treatment lighting, cara model berpose, atau bahkan detail gerakan rambut.
Semuanya tentu dicapai dengan konsistensi dan kerja keras. Hal ini juga jadi tips dari Glenn bagi Sahabat Fimela yang ingin masuk ke industri fotografi apa pun genre yang dipilih.
“Boleh lo coba semua genre foto sampai nemuin yang lo suka. Dan itu harus ada limit waktunya. You have to be true to yourself and find yourself. Pada saat itu terjadi, lo harus fokus develop bisnis ke arah sana yang otomatis lo harus kerja keras, extra time, extra energy sebagai fotografer profesional. Jadi, selalu ada konsistensi sama kerja keras di balik suatu profesi,” tutup Glenn.