Fimela.com, Jakarta Sarinah menjadi retail store yang sarat akan nilai sejarah. Berhasil bertahan di tengah berkembangnya pusat perbelanjaan megah di ibu kota, di tahun 2022 lalu, Sarinah tampil dengan wajah baru. Konsep yang dihadirkan sangat cermat dan inklusif, sehingga menjadikan Sarinah semakin nyaman. Sarinah mengusung konsep speciality store, dengan deretan produk lokal terkurasi yang berkualitas.
Direktur Utama PT SARINAH, Fetty Kwartati menyampaikan bahwa Sarinah memiliki tujuan untuk menjadi panggung bagi pelaku industri kreatif dan turut mendukung serta mencetuskan gerakan local movement. Melalui misi ini, Sarinah ingin meningkatkan pengalaman ritel yang baru dengan memberikan pengalaman mendalam. “Ada 4 lantai di Sarinah Store dimana di setiap lantainya memiliki konsep yang berbeda. Sarinah menciptakan ruang untuk para desainer dan seniman pada tiap lantainya. Contohnya pada lantai ground, lantai ground merupakan Face of Indonesia yang mana diisi oleh desainer ternama. Lalu ketika naik ke lantai atas, pengunjung dapat melihat produk-produk dari designer muda yang berbakat. Lalu juga setiap produk yang ada di Sarinah memiliki storytelling yang unik dan menarik,” ucap Fetty.
Advertisement
Advertisement
Proses kurasi ketat
Proses kurasi ketat oleh kurator independen dan Sarinah menjadikan produk yang ada di dalamnya nebgusung tujuh kriteria yaitu Nurturing Quality, Indonesian Spirit, Indonesian Ownerm Indonesian Sourcing, Indonesian Process, Indonesian Name, Craftmanship dan Cool Factor. Deretan desainer ternama seperti seperti Edward Hutabarat, Oscar Lawalata, Adrie Basuki, Merdi Sihombing, Votum by Sebastian Gunawan, Studio Biyan.
Para desainer berbakat menjadi fokus Sarinah dalam menjalankan misinya sebagai wadah bagi produk-produk lokal unggulan bangsa untuk tetap hadir dalam dunia fesyen dan wastra. Sarinah sebagai panggung karya Indonesia menjadi rumah bagi para desainer berbakat, dan bagi UMKM unggulan bangsa Indonesia untuk menunjukkan karya dalam skala nasional dan diharapkan dapat menunjukkan eksistensinya di kancah global.
Edward Hutabarat menjadi desainer yang terus bertransformasi sejak awal bersama Sarinah. Ia juga selalu memperbaharui koleksinya di Sarinah. Teranyar yang dipamerkan adalah koleksi Kabakil. Koleksi yang mengangkat kain tenun Nusantara khas Sumba yang menggandeng para artisan lokal.
Berkembang bersama Edward Hutabarat
Dibalik keindahan dari koleksi terbarunya di Sarinah, ada serangkaian proses yang panjang dan tidak mudah. Hal ini juga turut merepresentasikan kesabaran penenun local dalam membuat kain tersebut. Dari mulai memintal benang dari kapas hingga menjadi kain. Koleksi Kabakil memiliki nilai budaya yang tinggi, motif yang variatif dan nilai filosofis yang dijaga. Hal ini yang membuat Edward Hutabarat selalu menjaga pakem dari kain tersebut ketika mengembangkan Koleksi Kabakil.
Selain menjadi specialty store, Sarinah juga merupakan ruang untuk pertemuan. Dengan konsep shop, eat and learn, Sarinah juga menghadirkan fresh brew and eatery di dalam specialty store yang bernama De Stasiun. De Stasiun menyajikan makanan khas Indonesia yang menggunakan bahan makanan yang premium. Selain itu restoran ini juga menyajikan kopi yang memiliki cita rasa khas Indonesia. Menurut Komisaris De Stasiun, Petty Suwito Resto De Stasiun ini dibuat dengan harapan untuk memanjakan pengunjung Sarinah agar dapat dengan nyaman berbelanja sekaligus bersantai dan menjadi titik temu bagi pengunjung.
#Breaking boundaries