Fimela.com, Jakarta Sebuah fashion show tak hanya menampilkan beragam busana koleksi terbaru, yang akan membuat para penggunanya terlihat trendi. Sebuah gelaran fashion show kaya makna dan sarat dengan presentasi seni yang kental, bisa menjadi sorotan yang memikat. Itulah yang disuguhkan dalam panggung kolaborasi antara TANGAN dan Anton Ismael beberapa waktu lalu di ajang BAZAAR Fashion Festival (BFF) - Senayan City Mall Jakarta.
Mengambil tema "untitled", TANGAN dan Anton Ismael menyiratkan bahwa manusia memiliki kebebasan bereksplorasi dan berkembang. Ibarat sebuah kanvas kosong, yang digores tanpa aturan dengan melahirkan berbagai kemungkinan sehingga menjadi suatu karya.
Dengan suasana yang dramatis, Creative Show Director, Shadtoto Prasetio mengemas konsep show secara unik, atraktif dan penuh makna. Dimaksimalkan dengan tatanan dan penampilan Choreographer & Dancer, Alisa Soelaeman dan Fitri Anggraini. Alur langkah para model pun tertata apik dengan arahan Fashion Choreographer Panca Makmun. Sungguh mencuri perhatian seluruh mata para fashionista yang hadir, dan sesaat membuat dada berdegup menyelami seluruh pesan yang tersiar.
Advertisement
Bebas, tak terikat, menjadi korelasi temu antara TANGAN dan Anton Ismael yang diterjemahkan melalui esensi pakaian dekonstruktif dan coretan tidak beraturan bak anak kecil.
Bagi Margaretha Novi dan Zico Halim dari brand TANGAN, jelas kanvas ini sendiri menjadi wadah refleksi diri untuk terus berkarya, terus bergerak, membuka semua pintu bagi siapapun sehingga dapat memberikan sebuah pengalaman tanpa batas.
“Saya mempunyai banyak pertanyaan dalam hidup ini. Masa lalu yang telah disimpulkan menjadi keyakinan yang terdistorsi dalam tiap langkah dan pengalamanyang terjadi. Ke depan bagaimana? Keyakinan selalu berubah seiring dengan pergerakan ke depan. Mengosongkan ilmu pengetahuan dengan menerima segala pengaruh yang terjadi disekeliling kita, menjadi baru setiap hari, menjadi kosong setiap hari.” - Anton Ismael.
Advertisement
Presentasi Dramatis
Koleksi kolaborasi ini ditampilkan dengan konsep presentasi tiga act: Kebebasan, Bergelut, dan Eksplorasi. Presentasi ini dimulai dengan Anton Ismael yang mencoret kanvas dan bernarasi dengan bebas tanpa aturan dan arahan. Di sini para hadirin tertegun menyimak sambil mencerna.
Dilanjutkan dengan penampilan yang begitu indah dengan gerakan tari dari seorang choreographer Alisa Soelaeman dan penari Fitri Anggraini sebagai bagian dari presentasi ini. Hadirkan tarian kontemporer yang menerjemahkan pergelutan diri bahwa pada dasarnya kita sebagai manusia adalah musuh dari diri kita sendiri.
Segala pesan dalam gerakan lembut, perlahan dan menggugah hati tampak jelas menyampaikan gambaran manusia dalam proses melawan dirinya sendiri, bahkan dalam berdamai sekalipun.
Sebagai penutup, presentasi diakhiri dengan menampilkan koleksi kolaborasi yang tampil sebagai simbol perjalanan dan eksplorasi.
Didominasi warna off-white TANGAN menampilkan 5 looks yang tercipta dari prototype busana dari koleksi 2018-2021. Distorsi dan ilusi tertuang pada setiap piece-nya: Celana menjadi cropped top, Jaket menjadi rok, ataupun kemeja “kembar“ dengan cara pakai berputar.
Anton Ismael memberikan sentuhan coretan dari charcoal, indian ink, oilpastel, acrylic, graphite pencil. Perpaduan ini mengilustrasikan bagaimana keyakinan kita yang telah mempunyai "warna" yang solid, tertutupi oleh balutan "kertas" putih yang dirangkum dengan segala pertanyaan seiring dengan perjalanan kita ke depan.