Fimela.com, Jakarta Merantau dari Indonesia ke Kanada, Juan Iskandar tak pernah menyangka akan tampil memamerkan karya pakaian dan aksesorinya di gelaran Fashion Art Toronto 2022. Dalam kesempatan yang didapatkannya, Ia akan membawa budaya Indonesia lewat wayang dan batik dalam presentasi fashion dan aksesori bertajuk 'Pearls from Southeast Asia' di FAT 2022 berlokasi di Design Exchange 234, Bay Street, Toronto, Kanada, 8 Mei 2022.
Juan Iskandar yang biasa dipanggil Iskandar atau ISK menceritakan perjalanannya hingga akhirnya terpilih tampil di FAT 2022 setelah melewati beberapa seleksi dan wawancara sejak November 2021. Menjadi desainer fashion dan aksesori bukan pilihannya saat merantau dari Indonesia ke Montreal pada Maret 2020 sekaligus menjadi momen lockdown pertama di Kanada.
"Saya datang ke Montreal 7 hari sebelum lockdown pertama dan terkurung sendirian selama 3 bulan lebih. Saat itu, saya menemukan barang-barang seperti lempengan besi di tempat yang saya sewa dan menjadikannya aksesori. Saya memang pernah membuatnya di Jakarta untuk show desainer lain," ujar ISK.
Advertisement
Dari situ, ISK merasa menemukan kembali dunianya serta menggali bakat terpendam sebagai perancang aksesori. Sampai akhirnya pada bulan Juli 2021, toko-toko mulai buka, ia berburu material bangunan sampai mesin jahit bekas untuk memproduksi pakaian.
Advertisement
Modifikasi Wayang Menjadi Headpiece dengan Sentuhan Modern
ISK mengaku tidak pernah bersekolah desain, kemampuan menjahit didapatkan dengan belajar online. Hingga ia berhasil membuat gaun pertama pada Mei 2021 dan disewa oleh seseorang untuk mengikuti parade pada Agustus 2021.
"Dari situ saya bisa beli mesin jahit baru dan mulai join pertama kalinya sekolah design online Billy Tjong. Dan sekarang, saya akan menggelar presentasi pertama di acara Fashion ART Toronto 2022 untuk memamerkan 11 desain gaun yang bersiluet kebaya sampai batik bergaya haute couture," lanjutnya.
Bahan batik didapatkan ISK dari seorang teman yang akan kembali ke Indonesia. Sementara untuk aksesori headpiece, ia juga memakai wayang yang diberinya dari toko preloved yang dimodifikasi dengan sentuhan modern.
"Semua koleksi saya kerjakan sendiri setelah selesai bekerja di restoran. Saat interview, pihak panitia juga mengetahui kalau sehari-harinya saya bekerja di restoran, bukan di industri fashion. Tapi tim FAT memberi kesempatan pada saya untuk memberikan karya yang terbaik," tutupnya.