Fimela.com, Jakarta Tepat hari ini, Nila Baharuddin meluncurkan koleksi Spring/Summer 2022 bertajuk Una Storia: E.P. Berlandaskan filosofi “Wabisabi” yang berarti penerimaan atas ketidaksempurnaan.
Nila Baharuddin menghadirkan koleksi busana musim panas sebagai suatu penghormatan untuk sosok inspirational, yakni Elsa Peretti. Elsa Peretti merupakan sosok model dan desainer aksesori asal Italia yang berkarya dan berkarir lebih dari 45 tahun di industri fashion.
Kepergian Elsa Peretti di awal tahun 2021 menjadi sebuah refleksi atas perjalanan kehidupan yang telah dilaluinya. Keberanian Elsa untuk meninggalkan kehidupan yang sempurna menjadi langkah besar bagi dirinya dalam mencapai kesuksesan yang diinginkan.
Advertisement
BACA JUGA
Jatuh bangun Elsa dalam berkarier bukan hanya sekali, tetapi ia mampu menghadapinya sehingga menciptakan suatu ketidaksempurnaan yang membentuk karakter tangguh serta visioner.
“Elsa Peretti ini awalnya orang kaya namun tidak puas akan kehidupannya. Akhirnya dia keluar dari rumah tanpa dibekali uang sepeserpun dari orangtuanya. Dia mengalami jatuh bangun mulai dari menjadi model hingga desain botol parfum. Dari sana ia merasa lebih menekuni ini, hingga jadilah dia seorang desainer,” ujar Nila kepada Fimela dalam acara Tunk Show yang digelar di kawasan Jakarta Selatan, Rabu (10/11/2021).
Advertisement
Terinspirasi dari sosok Elsa Peretti
Alur pola hidup yang terbentuk menjadi suatu kisah yang menarik untuk diceritakan. Berawal dari karier sang model menjadi Muse untuk Halston hingga berujung kesempatan sebagai desainer aksesori untuk Tiffany and Co.
Nila Baharuddin merangkumnya dengan sudut pandang Nila ke dalam koleksi Una Storia: E.P yang dapat diterjemahkan sebagai sebuah cerita Elsa Peretti. Gaya ikon mode legendaris, Elsa Peretti kemudian diterjemahkan oleh Nila Baharuddin ke dalam 18 ansambel dengan desain yang elegan, sculptural, dan fluid.
Kepada Fimela Nila mengaku proses yang digunakan untuk merancang koleksi Una Storia: E.P ini cukup panjang. Dirinya harus menghabiskan waktu kurang lebih 2 bulan. Adapun material yang digunakan adalah Chiffon, Lace, hingga Macrame.
“Yang ingin ditonjolkan dari desain dan cutting-an busana ini adalah cenderung layering dan macrame. Aku ingin menunjukkan bahwa macrame itu bukan hanya pajangan, tetapi jadi baju pun bisa,” kata Nila.
“Selain layering, aku juga memadupadankan item fashion yang kerap dipakai Elsa Peretti yaitu busana dengan kerah v-line serta dipadukan aksesori yang dia ciptakan. Dari situ jadilah busana UNA STORIA: E.P,” lanjutnya.
Look busana ini diharapkan akan menjadi suatu memori yang indah dari Nila Baharuddin untuk Elsa Peretti.
#Elevate Women