Fimela.com, Jakarta Talenta, kreativitas, dan konsistensi mengantarkan brand alas kaki dalam negeri berbasis di Bandung Ittaherl menemukan kelasnya. Berawal dari produksi rumahan yang semuanya dikerjakan dengan tangan, kini jenama sepatu lokal tersebut memiliki pabrikan standarisasi lisensi internasional Disney.
Ittaherl sendiri lahir pada tahun 2012, dibidani langsung oleh sang founder Anita Lundy. Ide awal berasal dari kesulitan Anita dalam menemukan sepatu cantik yang nyaman sembari mencari peluang memperkenalkan kualitas brand lokal yang tak kalah dengan produk internasional.
Hingga akhirnya mimpi Anita lewat Ittaherl untuk menggaungkan produk lokal ke kancah global terwujud, saat ia diajak bekerja sama dengan Disney. Proses kolaborasi yang cukup panjang dan menantang ia lakoni sampai akhirnya benar-benar mendapat kepercayaan dari Disney.
Advertisement
"Mulai diajak dan ngobrol dengan pihak license sejak tiga tahun lalu dan dikasih dua pilihan. Memproduksi di pabrik yang sudah punya lisensi Disney atau building tempat baru, akhirnya saya pilih yang kedua," ujar Anita saat ngobrol virtual dengan Fimela belum lama ini.
Ia memutuskan untuk membangun pabrik sendiri agar tetap fleksibel menentukan desain serta mempertimbangkan para pekerja yang sudah menjadi bagian dari Ittaherl sendiri. Sebab selama ini, Ittaherl memproduksi sepatu skala rumahan dengan pengerjaan dengan tangan.
"Sampai akhirnya 3 tahun rampung, sempat mikir apakah ditinggalin apa gimana dari tim lisensi? Ternyata support banget, dan yes kami dapat cap lolos bisa produksi lisensi Disney," kenang Anita bersemangat.
View this post on Instagram
Advertisement
Aksesori Favorit ke Disneyland
Ittaherl memang sudah memiliki penggemar loyal yang menyukai alas kaki cantik dengan sentuhan unik. Dengan adanya koleksi Disney, Ittaherl menambah fan-nya dari para kolektor pecinta karakter Disney.
"Banyak dari kita yang tumbuh besar dengan Disney dan banyak juga kolektornya. Otomatis dengan adanya koleksi Disney, market Ittaherl ikut bertambah, termasuk yang tadinya enggak tahu ada brand ini, jadi tahu," lanjut Anita.
Hal yang tak kalah bikin senang lagi, sepatu Ittaherl x Disney mendapat atensi saat wara-wiri di Disneyland. Anita Lundy berhasil mengantarkan alas kaki buatan lokal jadi pusat perhatian di taman hiburan.
"Customer Ittaherl banyak yang tinggal di luar negeri dan mereka beli untuk pakai ke Disneyland. Begitu di sana, orang-orang menyetop untuk bertanya sepatunya beli di mana, bisa sampai 30 orang yang penasaran," katanya lagi sumringah.
Anita memang menjaga hubungan dengan para customer lewat pesan langsung di Instagram @ittaherl. Ia ingin menjadi orang yang pertama tahu bagaimana respons setelah pembeli mencoba sepatunya.
"Aku senang banget jawabin direct message, akun Instagram itu handle sendiri enggak pakai admin. Jadi aku terima semua masukan dan review jujur customer," tambah Anita.
View this post on Instagram
View this post on Instagram
Memberdayakan Para Perempuan Beragam Latar Belakang
Anita Lundy mengaku tidak memiliki background footwear dalam menggarap bisnis sepatunya. Namun ia memiliki kecintaan dan selera untuk mewujudkan sepatu impian yang tak hanya menawan tapi nyaman digunakan.
Tak ingin sukses sendirian, ia pun mengajak para perempuan di sekitar tempat usahanya untuk berdaya. Terutama para perempuan yang mengalami tantangan dalam menemukan pekerjaan karena latar belakang pendidikan mereka.
Itttaherl memberi kesempatan bagi para perempuan yang ingin belajar dan maju dengan keterbatasan pendidikan. Mereka diberi pelatihan yang berguna untuk mendukung kinerja dan menjadi penggerak ekonomi keluarga.
"Kami membekali mereka belajar dari nol, dari berbagai latar belakang pendidikan dan usia. Seperti saya juga, punya bisnis sepatu tidak punya latar belakang footwear tapi mencintai apa yang dikerjakan, kami di sini sama-sama belajar bareng," jelas Anita.
Anita pun berbagi tips bagi yang ingin merintis usaha sepertinya untuk menciptakan produk berkualitas, dengan atau tanpa kolaborasi. Terlebih di zaman media sosial, di mana ekspos dan penilaian sebuah produk akan menjadi poin untuk membantu penjualan atau justru menjatuhkan.
"Pasti pembeli posting dan kasih feedback, kalau enggak bagus ya dibilang apa adanya. Maka itu harus berkualitas dan punya keunikan tersendiri, sepatu kan sudah banyak, tapi apa keunikan produk kita?" tutup Anita.
View this post on Instagram
#Elevate Women