Fimela.com, Jakarta Tenun menjadi salah satu wastra nusantara yang harus dilestarikan, salah satunya tenun ikat Nusa Tenggara Timur. Kerajinan tangan tenun dengan proses rumit tersebut juga potensial menjadi pemberdayaan ekonomi.
Sebanyak 1.000 pemuda NTT akan merealisasikannya dengan mengikuti Pendidikan Kecakapan Wirausaha (PKW) yang diselenggarakan seara luring. 1.000 peserta berasal dari 18 kabupaten/kota se-provinsi NTT.
Para peserta diutamakan anak usia sekolah atau tidak sekolah, atau yang telah lulus sekolah namun tidak melanjutkan ke jenjang lebih tinggi, berusia antara 15-25 tahun. Selain itu, diutamakan yang belum memiliki pekerjaan.
Advertisement
Kegiatan PKW ini sendiri dilakukan secara bersamaan di beberapa daerah dengan jumlah pelaksanaan mencapai 200 jam yang dimulai pada 17 Oktober 2021. Pelaksanaan kegiatan itu sendiri mencakup pendidikan teori paling banyak 40 persen dan praktik keterampilan paling sedikit 60 persen.
"Salah satu sektor ekonomi yang dapat menunjang yaitu kerajinan tenun. Kerajinan tenun merupakan salah satu komoditi unggulan di Provinsi NTT dan dalam rangka pelestarian warisan budaya setempat," ujar Ketua Umum Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) Wury Ma'ruf Amin saat membuka secara resmi program PKW di Gedung Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Minggu (17/10/2021) melansir dari Liputan6.com.
Advertisement
Menyediakan Peralatan Tenun dan dapat Modal
Sementara itu, Ketua Harian Dekranas, Tri Tito Karnavian menyampaikan bahwa selain program PKW, diadakan juga fasilitasi bantuan sarana produksi. Seperti peralatan tenun dan alat pendukungnya yang diharapkan dapat membantu akselerasi penumbuhan wirausaha baru di Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Sementara itu, Endang Budi Karya sebagai Ketua Bidang Wirausaha Baru juga menyampaikan bahwa potensi produk kerajinan di Provinsi Nusa Tenggara Timur sangat baik. Ia juga merencakan pameran wastra Nusa Tenggara Timur dan pameran 1.000 topi Ti’i Langga hasil pelatihan 1.000 generasi muda untuk menjadi wirausaha baru.
Ketua Dekranasda NTT, Julie Sutrisno Laiskodat juga menambahkan, 1.000 peserta ini nantinya mendapatkan pelatihan menenun, pemasaran, dan merintis usaha.
"Tiap peserta mendapatkan Rp6.000.000 yang terbagi dalam alat tenun, benang serta modal untuk merintis usaha dan modal yang diberikan tersebut dapat terus berputar sehingga mereka bisa terus berjalan sebagai wirausahawan," dia memungkasi.
#Elevate Women