Fimela.com, Jakarta Perempuan adalah sosok yang luar biasa. Ketangguhan dan kekuatannya tak boleh dipandang sebelah mata. Kita sebagai perempuan harus bangga terhadap diri sendiri. Jangan sampai komentar negatif yang menjatuhkan rasa percaya diri kita turut menjadikan kita serba terbatas.
Apalagi dengan stigma kecantikan yang sering dijadikan tolak ukur seseorang dan membuat dirinya merasa minder. Tentu hal ini sangat merugikan diri sendiri. Bahkan sebagai sorang perempuan, sudah seharusnya kita saling mendukung, bukan saling menjatuhkan satu dengan yang lain.
Hal inilah yang memotivasi Paula Anselmi, seorang mompreneur yang sukses mendirikan brand fashion KURVE. Rasa insecurities pada tubuh sendiri menjadi dorongan bagi dirinya untuk ciptakan sebuah clothing line yang tak hanya membuat seseorang terlihat cantik, namun juga bisa mendorong rasa percaya diri mereka.
Advertisement
Mendirikan sebuah brand dengan konsep body positivity di tengah maraknya media sosial yang terus menampilkan kesempurnaan bukanlah hal mudah. Namun Paula bercerita jika inilah yang menjadi identitas KURVE yang harus dipertahankan dengan mendorong seseorang berani akan dirinya sendiri dan merasa percaya diri sesuai dengan ciri khasnya masing-masing.
BACA JUGA
Advertisement
Jadilah versi terbaik diri kita sendiri
Menurut Paula, siring berjalannya waktu, para customer Kurve akhirnya mengerti dengan konsep yang menjadi DNA KURVES dan mendorong dengan sepenuh hati. “seiring waktu, KURVIES (customer dari Kurve) mengerti dengan konsep ini. Mereka mendukung dengan sepenuh hati dan dengan sendirinya mau berpartisipasi di dalam value tersebut. Mereka menjadi percaya diri dan mau ditampilkan di platform Kurve dan bahkan juga mau untuk menjadi KOTM (Kurvie of the Month) untuk mengekspresikan diri mereka dan menginspirasi orang lain. “ Ungkapnya.
Bahkan Paula juga tak henti mengingatkan jika kita tidak boleh melupakan untuk menjadi versi terbaik diri sendiri. Kita juga harus menerima segala kekurangan dan kekhawatiran, dan juga kekuatan kita. Walaupun sulit, justru dengan menerima kekurangan dan kelebihan diri sendiri, justru para perempuan bisa saling mengisnpirasi. Bahkan kita akan menyadari jika setiap orang memiliki keunikannya masing-masing.
Sebabagai makhluk sosial, apalagi seorang perempuan, melakukan body shaming tentu bukanlah hal bijak. Agar tidak melakukan hal tersebut kepada orang lain, kita juga harus bisa menghargai dan menerima insecurities kita.
Setiap orang memiliki keunikan tersendiri
Beranilah untuk terbuka dan berani berbicara terhadap ketidaknyamanan yang kita hadapi. Karena, banyak perempuan di luar sana yang juga merasakan hal yang sama terutama insecure terhadap apapun terutama bentuk tubuh.
Dengan saling mendukung, tentu rasanya akan sangat melegakan dan menyenangkan, bahka Paula bercerita jika “Sangat melegakan dan menyenangkan rasanya ketika kita mendapat dukungan dari orang lain, bahkan dari orang yang kita tidak kenal sebelumnya. Hal inilah yang menyatukan kita semua. "Even our insecurities will look weak because we are strong when we are together.” Tutur Paula.
Di saat kita mendapatkan perlakuan body shaming, atau kita mengetahui ada keluarga, sahabat, teman, atau siapapun yang mendapatkan perlakuan tersebut, maka percayalah bahwa kamu tidak sendirian. Paula juga pernah mengalaminya. “Saya akan membuat mereka mengerti bahwa hal yang mereka alami juga pernah dialami banyak orang termasuk saya sendiri. Jangan hiraukan selentingan atau pendapat negatif yang dilontarkan orang lain, tapi dengarkan dan percayai diri sendiri karena tidak ada yang tau apa yang terbaik bagi kita selain diri kita sendiri,” paparnya.
Jadi, jangan terpaku akan stigma yang ada di masyarakat tentang standar kecantikan. Normal saja jika hal tersebut dijadikan acuan, namun sebaiknya jadilah versi terbaik dari diri kita sendiri. Berbahagialah dengan keunikan dan jadilah seseorang yang tak biasa. Dengan cara ini, kamu akan merasa semakin spesial.
#Elevate Women