Fimela.com, Jakarta Paradigma yang menganggap perempuan tidak pandai berbisnis sudah pasti keliru. Sebab faktanya, menurut Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak mencatat bahwa ada sekitar 60 persen dari 46 juta UMKM dikelola oleh perempuan.
Hal ini membuktikan perempuan memiliki peran yang cukup besar bagi perekonomian negara. Fakta menarik lainnya adalah womanpreneur tidak merasa malu, sebaliknya mereka justru berjuang sekuat tenaga demi mengekspansi bisnisnya lebih luas lagi.
Advertisement
BACA JUGA
Dalam rangkaian acara Women Empowerment Weeks, sebagai selebrasi Hari Kartini, Sirclo Solution menghadirlan sosok perempuan-perempuan inspiratif yang berdaya dengan caranya masing-masing. Akan ada beberapa tokoh pebisnis yang turut berpartisipasi di antaranya Kelly Tandiono sebagai founder dari Cover Me Not, Cindy sebagai owner of Monday Blues, dan masih banyak lagi.
Kali ini, kisah perjalanan inspiratif datang dari lini busana bernama K.A.L.A Studio. K.A.L.A Studio sendiri merupakan sebuah clothing brand yang ingin menginterprestasikan beragam karya seni dalam wujud busana dan aksesori.
Berawal dari ketertarikan tiga orang pendirinya Vina Ameilya, Adinda Tri Wardhani, dan Karina Mahendra dalam dunia fashion dan seni, lahirlah K.A.L.AÂ Studio di awal September 2018.
"K.A.L.A Sisters" sebutan untuk ketiga founder K.A.L.A Studio yang sudah berteman sejak kuliah. Dengan personality dan latar belakang yang berbeda-beda, ketiganya tetap memiliki goal yang sama untuk berbisnis.
Mengusung konsep "Make Something from Scratch", K.A.L.A Sisters beranggapan bahwa brand ini tidak hanya sebagai fashion label, tetapi juga sebagai kanvas untuk kolaborasi dengan seniman-seniman lokal di Indonesia. Bukan hanya untuk satu atau dua produk saja, tetapi dalam setiap koleksinya.
"K.A.L.A Studio memberi wadah para seniman untuk berkarya. Kami selalu melakukan kolaborasi dengan para seniman, bahkan dalam prosesnya para seniman juga ikut turut andil menyampaikan pesan lewat karya kolaborasi yang dihasilkan," ujar Vina.
Salah satu koleksinya yang bernama Unity in Diversity, merupakan hasil kolaborasi dengan seorang seniman Art Installation, Mulyana. Dikenal sebagai sosok yang peduli akan pencemaran kehidupan bawah laut, kolaborasi ini kemudian menghasilkan sebuah karya ramah lingkungan dengan menggunakan bahan Tencel.
Â
Advertisement
Tantangan bisnis
Sejak awal, K.A.L.A Studio selalu konsisten memasarkan produknya melalui secara online. Keterbatasan biaya, waktu, dan sumber daya manusia menjadi tantangan tersendiri bagi K.A.L.A Sisters selama merintis usahanya.
Dengan modal awal hanya 60 juta di awal tahun 2018, K.A.L.A studio harus berhati-hati mengolah anggaran. Setiap margin penjuaan dibagi sebaik mungkin untuk gaji dan modal produksi kembali.
Beragam langkah bisnis diambil dengan tanpa menghambur-hamburkan anggaran. Pengaturan pembukuan keuangan juga diterapkan dengan bantuan konsultan finansial, sehingga terciptalah sistem keuangan yang tepat.
Di akhir pembukuan tahun 2020, total penjualan sepanjang tahun tersebut mecapai lebih dari 2,7 M rupiah.
Ketika situasi pandemi melanda dunia termasuk Indonesia, K.A.L.A Studio justru tertolong dengan tidak adanya store offline. "Karena terbiasa berjualan secara online, sehingga kita tidak ada satu masalah pun terkait hal itu, yang kami pikirkan justru bagaimana cara survive di tengah pandemi," kata Adinda.
Tips sukses jalin bisnis bersama sahabat
Menjalin bisnis dengan sahabat tidak selalu berbuah manis. Banyak cobaan menghadang di depan mata, bahkan mengancam langsung hubungan pertemanan yang justru bisa kandas dan berakhir sebagai musuh.
Perdebatan dan perbedaan pendapat selalu menjadi makanan sehari-hari. Untuk dapat bertahan, menurut Karina sangat penting setiap individu saling terbuka dan memupuk kepercayaan satu sama lain.
"Selain itu setiap orang harus memiliki visi dan misi yang sama. Pembagian saham pun juga harus dilakukan secara merata, sehingga tidak akan ada yan merasa lebih powering karena kepemilikan, modal, dan usahanya yang juga sama," ujar Adinda menyoal tips sukses bisnis bersama sahabat.
Kunci sukses berbisnis: Punya unique selling point dan cermat mengenal pasar
Di tengah lesunya berbisnis selama pandemi, K.A.L.A Studio justru mengalami peningkatan penjualan, bahkan penjualan tersebut meroket tajam hingga 300 persen.
Satu sisi merasa di untungkan, sementara sisi lainnya peningkatan tersebut mengakibatkan ketiganya sempat kewalahan. Sehingga pada bulan Juni tahun 2020 lalu, K.A.L.A Studio bergabung dengan Sirclo untuk websitenya.
"Kehadiran Sirclo sangat membantu sekali, karena 80 persen penjualan datang dari website," jelas Adinda.
Memiliki latar belakang di bidang fashion industry, Dinda membagikan tips sukses memulai bisnis bagi pemula. Pertama, setiap brand harus memiliki Unique Selling Point dari produknya, mengenal marketnya, dan networking.
"Karena tidak dapat dipungkiri, produk kita pertama kali pasti dibeli oleh orang-orang terdekat, baru kemudian dari mulut ke mulut," sambungnya.
Selama dua tahun pertama, K.A.L.A Sisters selalu menangani customer secara langsung. Sebab menurut mereka, menjalin hubungan dengan customer merupakan satu hal yang penting dalam rangka memperoleh kepercayaan customer.
Perempuan berhak untuk berdaya
Sebagai sosok Kartini masa kini yang selalu ingin berdaya dan berkarya. K.A.L.A Sisters berpesan setiap perempuan berhak untuk berdaya.
"Tidak saling menjatuhkan, melainkan saling mendukung satu sama lain. Namun pada saat kita diperbolehkan untuk berdaya, kita pun tidak lupa diri untuk membagi waktu bersama keluarga,"
"Women empowerment bagi kami itu adalah perempuan bisa bekerja, bebas berkreasi, sambil tetap membagi waktu dengan keluarga. Saat menjalankan beragam peran ini seorang wanita tetap bertanggung jawab sebagai istri dan ibu di rumah." pungkas mereka.
Â
*Penulis: Hilda Irach
#Elevate Women