Fimela.com, Jakarta Dampak pandemi Covid-19 memberikan perubahan pada dominasi fashion selama setahun kebelakangan, di mana pakaian santai yang nyaman namun tetap terlihat rapi dan stylish untuk segala aktivitas di rumah menjadi tren.
Aktivitas yang mengharuskan setiap orang tetap tinggal di rumah, membuat pakaian rumahan seperti sleepwear hingga loose wear lebih digemari dan dicari banyak orang, terutama perempuan. Pakaian tersebut menjadi incaran karena model pakaian yang nyaman dan simple, serta modelnya yang trendi. Jadi cocok untuk digunakan dalam segala situasi, ketika di rumah saja atau bisa dilakukan ketika meeting online.
Tak hanya nyaman dan stylish, bagi Rodiatun Alawiyah atau yang akrab disapa Uwie sleepwear menjadi pembuka pintu rezeki baginya di tengah pandemi Covid-19.
Advertisement
BACA JUGA
Sama seperti kebanyakan orang, dampak pandemi Covid-19 dirasakan Uwie dan keluarga, perekomonian yang menurun hingga harus hemat dalam pengeluarannya sehari-hari. Kondisi ini pun menjadi landasan Uwie untuk mencari penghasilan tambahan.
Melihat tren sleepwear tengah digemari, memacu ibu satu anak ini untuk mulai berjualan sleepwear dengan menjadi reseller terlebih dahulu.
"Bisnis ini pas banget saat pandemi, dan siapa sih yang ngga ngerasin dampaknya. Saya pun harus irit-irit pengeluaran yang pasti itu rasanya ngga enak banget. Dari situ mulai mikir untuk cari tambahan, lihat-lihat sosial media ternyata sleepwear ini lagi naik daun. Trus mikir jualan aja kali ya, lagi tren juga. Dari situ mulai jadi reseller," ujar Uwie kepada Fimela.com.
Uwie bercerita, awalnya ia hanya mengambil enam set pakaian namun di luar ekspetasinya, pakaian tersebut laku tanpa butuh waktu lama. Hingga akhirnya terus menambah quantity yang dijualnya. "Ternyata responnya bagus, akhirnya ambil 12 trus laku lagi sampai pernah ambil 100 pcs laku dalam waktu yang singkat," paparnya.
Advertisement
Memulai produksi sleepwear sendiri
Respon yang bagus selama menjadi reseller, membuat Uwie memantapkan hati untuk membuat sleepwear produksi sendiri. Walau ia tahu risikonya lebih besar, seperti berpikir gimana jika barang tidak laku.
Kegalauannya tersebut terjawab ketika berdiskusi dengan sang suami. Dan sang suami pun menyetujui dan memotivasi untuk menjalankan bisnis sleepwear produksi sendiri. Bermodalkan Rp3 juta, untuk membeli bahan pakaian dan produksi terciptlah brand Hilsco Daily by Hils & Co yang memiliki koleksi sleepwear dengan desain basic dan bahan-bahan berkualitas.
Modal yang minim membuatnya hanya bisa memproduksi sekitar 30 pcs dari bahan 40 meter. Namun, lagi-lagi di luar ekspetasinya, pakaian tersebut langsung habis diborong para reseller. Sampai-sampai Uwie sendiri tidak menjual produksinya secara pribadi.
"Punya tabungan Rp3 juta, buat modal cari bahan hingga cari tukang jahit itu sendiri. Tapi bersyukur, reseller mulai bermunculan satu persatu, jadi abis sama reseller, sampai ngga kebagian jual sendiri," ujarnya.
Dari keuntungan yang didapatkan, Uwie trus memutarnya untuk modal lebih besar. Akhirnya, kini ia bisa membeli hingga 4 roll kain, dan membeli mesin jahit dan memiliki penjahit sendiri. Sebab, sangat sulit mencari penjahit seusai dengan keinginannya.
"Jasa konveksi orang lain pasti ada aja ngga sreknya kan, kaya ngga cocok sama jahitannya. Akhinya mutusin beli mesin dan punya penjahit sendiri biar sesuai dengan keinganan. Produksi sendiri pastinya ingin hasilnya sempurna, biar tidak malu pas menjualnya," paparnya.
Hingga kini, Hilsco Daily by Hils & Co memiliki dua penjahit, satu cutting, dengan sebulan bisa memproduksi 300 sampai 500 pcs pakaian atau tergantung dari ramainya pesanan.
Menurut Uwie bisnis ini tidak akan ada habisnya, karena baju tidur selalu dibutuhkan setiap kalangan dan digunakan setiap hari. "Sebenernya bisnis ini juga tercipta karena melihat diri sendiri sebagai ibu rumah tangga yang ngga kemana-mana tapi pengen tetep cantik stylish walau di rumah. Jadi jawabannya sleepwear ini," paparnya.
Uwie sendiri mengaku memang memiki passion di bidang bisnis. Bahkan setelah menikah ia bercita-cita untuk memiliki bisnis sendiri tanpa bergantung dengan orang lain.
Akhirnya terciptlah brand Hils & Co, yang menjual pakaian sisa eksport branded, parfum, dan yang terakhir sleepwear. "Jualan ini memang karena hobi, jadi punya brand parfum, pakaian sisa eksport tapi pasarnya masih sulit ketemu walau ada keuntungannya namun lambat. Barulah sleepwear ini perkembangannya sangat pesat," ungkap Uwie.
Kelebihan sleepwear Hilsco Daily by Hils & Co
Produk pakaian sleepwear memang sudah banyak di pasaran, namun sleepwear Hilsco Daily by Hils & Co, Uwie mengklaim memiliki kualitas yang terbaik dengan bahan kualitas nomor satu, hingga resleting dan kancing terbaik yang digunakan.
Jahitan pun rapi tidak asal-asalan, jadi tidak mudah sobek. Dengan desain pakaian yang basic dengan pattern motif dan polos. Tersedia pilihan sleepwear pendek atau panjang. Ia mengatakan setiap produksi, pasti ada motif atau warna baru. Harga pakaiannya pun ramah di kantong, mulai dari Rp85 - Rp125 ribu yang bisa dibeli diakun Instagram @hilsco_daily atau ecommerce.
"Jadi percaya diri sama produk yang saya jual," ujarnya.
Hingga kini, selain omzet yang meningkat dan perekonomian yang stabil. Uwie mengatakan mendapat ilmu yang bisa digunakan untuk bisnis lainnya.
"Harapannya tentu ingin tetap bertahan dan berkembang, lebih luas lagi pasanya. Ingin merangkul semua orang yang butuh dana tambahan bisa jadi reseller kami. Jadi sesulit apapun keadaannya pasti akan ada jalannya selagi kita mau berusaha, yang penting jangan pernah takut untuk mencoba dan terus berkarya," tutupnya.
#elevate women