Fimela.com, Jakarta Perhatian dunia teralihkan di tengah pandemi virus corona. Kali ini, isu ras kembali mencuat dan jadi perhatian dunia akibat kematian George Floyd di tangan polisi.
Protes menyeruak akibat kasus ini, hingga menyebabkan banyak protes dan kerusuhan. Desainer Marc Jacobs menjadi salah satu korban dari peristiwa ini. Di tengah krisis yang melanda industri fashion, ia harus mengalami penjarahan pada butik Marc Jacobs di Los Angeles pekan lalu.
Seperti yang dilansir dari W Magazine, butik tersebut bukanlah satu-satunya. Sejumlah brand ternama mulai dari Gucci hingga Louis Vuitton juga mengalami penjarahan.
Advertisement
BACA JUGA
Advertisement
Butik yang terkena imbas
Menyikapi hal ini, Marc Jacobs angkat bicara lewat unggahannya di media sosial. Ia memaparkan jika "Jangan biarkan mereka meyakinkanmu bahwa kaca atau properti yang rusak adalah bentuk kekerasan. Kelaparan justru kekerasan, peperangan adalah kekerasan, rasisme adalah kekerasan," demikian potongan kalimat pada foto yang diunggah Marc pada 31 Mei 2020.
Pada bagian akhir tertulis, "Properti bisa diganti, tapi nyawa manusia tidak,". Marc Jacobs lalu memberi tagar 'Black Lives Matter', gerakan antirasialis dan diskriminasi terhadap warga keturunan Afrika-Amerika di AS yang disuarakan dalam aksi protes tersebut.
Â
ÂÂÂView this post on Instagram
#ChangeMaker