Fimela.com, Jakarta Sejak tahun 2011, Indonesia dicanangkan menjadi kiblat fashion muslim di tahun 2020. Hal ini dikarenakan Indonesia menjadi salah satu penduduk muslim terbesar di dunia. Dengan fakta tersebut, negara ini akan memiliki peluang besar untuk ‘bermain’ di industri fashion. Namun, sudahkah target tersebut tercapai?
BACA JUGA
Advertisement
Menurut Desainer sekaligus Ketua Indonesia Fashion Chamber, Ali Charisma mengatakan, sepertinya target Indonesia menjadi kiblat fashion Muslim di dunia belum tercapai. “Namun bukan enggak tercapai, tapi belum,” ujar Ali saat ditemui di Konfrensi Pers Muffest 2020. Lalu mengapa belum tercapai? Ali mengatakan masih banyak hal-hal yang harus dibenahi untuk mencapai target tersebut.
Pertama, belum mengusai pasar kalangan bawah. “Pakaian muslim lokal didominasi pelanggannya di kalangan menengah atas. Sedangkan kalangan bawah, lebih suka pakai produk impor karena harga pakaian lebih murah. Padahal pasar terbesar ada di kalangan bawah,” tambahnya.
Advertisement
Hambatan lainnya
Lalu, hambatan lainnya para pembeli khususnya kaum milenial lebih menyukai membeli produk-produk fashion muslim dari brand laur. Alasannya karena produk dari retail-retail luar negeri memiliki desain beragam dengan material bahan nyaman.
Dan terpenting harganya tetap terjangkau.“Kekurangan kita, gimana caranya brand lokal bisa head to head sama brand luar, dari segi harga dan merchandising gimana caranya kita bisa bersaing sama mereka. Ini yang kita lagi coba cari solusinya,” tutupnya.
#Growfearless with Fimela