Fimela.com, Jakarta Malam pembukaan Jakarta Fashion Week (JFW) 2020 pada Selasa (22/10) dihiasi begitu banyak pagelaran busana inovatif. Salah satunya, Headway, sebuah presentasi peragaan busana senyap atau silent fashion show persembahan Senayan City dan Tangan pada Selasa (22/10) malam.
Menghadirkan konsep inovatif, kreatif, dan istimewa, silent fashion show ini bukan satu-satunya keunikan pada pagelaran Headway, sebuah karya kontemporer yang menampilkan keindahan kreasi 'unfinished.' Menurut Zico Halim, salah satu perancang Tangan, Headway mengisahkan sebuah keindahan hasil kreasi yang diciptakan, meskipun prosesnya belum rampung.
Advertisement
BACA JUGA
"Headay itu sebuah kreasi unfinished dalam konteks proses pembuatan baju. Jadi terlihat busana-busana yang diperagakan seakan belum selesai. Namun tetap indah," jelasnya pada saat press conference Senayan City and Tangan Breaking Boundaries at Jakarta Fashion Week 2020 di Tent JFW, Selasa (22/10) sore.
Sentuhan unfinished ini menjadi ciri khas dan pembeda dari semua koleksi presentasi Tangan lainnya. Memadukan warna bumi dan natural dengan warna gelap yang mendominiasi, masing-masing dari 25 look memiliki aksen warna terang mencolok. Bukan hanya sentuhan-sentuhan kontemporer itu saja, Headway juga memberikan efek kontras antara simplicity dan complexity dengan detil plaid dan patchwork pada setiap desain.
Advertisement
Menyulap Launch Pad the Crystal yang Senyap
Headway bukan hanya sekadar pagelaran busana biasa. Jika JFW biasanya menggelar fashion show di Atrium, Tent, atau the Hall di lantai 8 Senayan City, kali ini pihak Tangan dan Senayan City memilih the Crystal sebagai launch pad Headway. Kedua pihak ternyata memiliki visi yang sama; menciptakan sebuah inovasi di dunia fashion.
"Kali ini Senayan City membuat sebuah gebrakan baru. Biasanya fashion show diadakan di the Hall, Atrium, dan Tent Kali ini kami ingin membuat sesuatu berbeda, mulai dari konsep, kreativitas, dan inovasinya itu sendiri. Kami sama-sama tidak menginginkan sesuatu yang berulang, karena itu, Senayan City menggandeng Tangan untuk membuat show yang berbeda," jelas Frances Jaclyn Halim selaku General Manager Leasing & Marketing Senayan City.
Inovasi ini buka hanya tentang pemilihan tempat, the Crystal, yang sebenarnya merupakan area yang sebenarnya bukan untuk show. Untuk menyulap area di sebelah kanan main lobby mal menjadi the Crystal, membutuhkan usaha dan kerja keras.
"Tangan merupakan salah satu desainer yang hebat. They're doing very well, here. Untuk menyulap area ini menjadi the Crystal, ada banyak persiapan yang mereka lakukan. Terutama untuk mengatur seating area di luar ruangan yang tidak mudah. So, they did a very hard work," tambah Jaclyn.
Di seating area di mana semua orang yang hadir menyaksikan rancangan Zico Halim dan Margaretha Novantry malam itu mengenakan headset. Dari headset itu, ada suara narator yang seakan mempersiapkan setiap yang hadir untuk menempuh sebuah perjalanan jauh. Lewat headset itu pula, musik mengawang mengiringi para model berjalan di runway.
Suasana the Crystal semakin membius dengan karya seni visual untuk Tangan dari the Editors Club. Sementara Lumix menggunakan Lumix S1 memanifestasikan karakter otentik dalam satu video untuk menyampaikan pesan-pesan estetika dan filosofis dari Senayan City dan Tangan.
#Growfearless with FIMELA
Fimela ingin mengajak kamu untuk lebih inspiratif dan positif dengan lewat berbagai kelas menarik di Fimela Fest 2019. Yuk, daftarkan dirimu di sini!