Judul: KATWALK
Penulis: Maria Murnane
Alih bahasa: Rita Octaviany
Editor: Bayu Anangga
Desain sampul: Iwan Mangopang
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Katrina Lynden selalu melangkah di jalan hidup yang lurus, sehingga kini dia memiliki karier yang stabil dan orangtua yang senang. Meski demikian, dalam lubuk hatinya dia merasa ada sisi dirinya yang tak terpuaskan. Seorang sahabat mengajaknya meninggalkan pekerjaan di Silicon Valley untuk bertualang selama dua bulan di New York City, dan awalnya Katrina menolak, tapi kemudian setuju. Walaupun khawatir dan tegang, dia bangga akan melakukan sesuatu yang mendebarkan.
Tiba-tiba, pada detik terakhir, sahabatnya mengundurkan diri. Katrina dihadapkan pada situasi sulit, tapi dia mengerahkan keberanian untuk bepergian sendiri. Hasilnya adalah suatu perjalanan yang mengubah dirinya secara fisik dan emosional. Dia menemukan serta kehilangan teman, belajar hal-hal yang penting dalam kehidupan, dan menemukan cara untuk menjadi dewasa tanpa meninggalkan jati dirinya.
***
Setelah delapan tahun bekerja sebagai akuntan di Silicon Valley, Katrina Lynden melakukan lompatan baru dalam hidup. Sahabatnya, Deb mengajaknya untuk pergi ke New York dan menikmati petualangan selama dua bulan. Katrina pun memberanikan diri mengajukan resign. Tapi begitu pengunduran dirinya diterima, Deb malah memberi kabar kalau dirinya batal ikut. Padahal Deb lah yang pertama kali memiliki ide dan mengajak Katrina bertualang ke New York.
Akhirnya Katrina memutuskan untuk pergi sendiri. Sudah kepalang tanggung juga dan dia memang butuh jeda sejenak setelah bertahun-tahun menjalani hidup yang sebenarnya tidak benar-benar ia nikmati. Orangtua Katrina pun memberi izin, dengan syarat Katrina masih harus tetap cari pekerjaan. Di mata orangtua Katrina, punya pekerjaan yang mapan tetaplah harus jadi prioritas.
Di New York, Katrina mendapat teman-teman baru yang tak lain adalah tetangga apartemennya, Grace dan Shana. Juga ada Josh, pacar Shana. Mereka adalah orang-orang baru pertama yang dikenal Katrina di New York. Bahkan membuatnya lebih akrab dipanggil dengan sebutan Kat daripada nama depan lengkapnya, Katrina.
Advertisement
Berada di kota baru dengan lingkungan yang masih asing, Kat memberanikan diri mencoba banyak hal. Hal-hal yang tadinya selalu ia tolak dan tak pernah dilakukan selama di Silicon Valley, semua dicobanya. Tapi tidak semuanya berjalan mulus.
Perkenalan Kat dengan seorang pria beristri memberinya pengalaman yang tak pernah ia duga sebelumnya. Sosok baru yang dijumpainya di sebuah kedai kopi memberinya kejutan sendiri. Pertemanan Kat dengan Grace dan Shana pun mencapai tingkat yang begitu istimewa.
Membaca KATWALK ini benar-benar memberi pengalaman yang tak terlupakan. Ada banyak isu yang rasanya begitu dekat dengan yang dirasakan oleh wanita modern kebanyakan. Mulai dari karier, tuntutan orangtua, dan menciptakan kebahagiaan sendiri. Hal-hal yang berkaitan dengan rutinitas, zona nyaman, dan kualitas hidup juga diangkat di sini. Saya sendiri menyukai karakter Shana. Rasanya ingin bisa langsung mengikuti kelas yoganya untuk mendapatkan banyak pencerahan.
Kat pun dihadapkan pada banyak pilihan. Selama tinggal di New York, dia telah mencoba banyak hal. Matanya pun lebih terbuka pada hal-hal yang selama ini luput darinya. Membuat pilihan besar dalam hidup pun tidak semudah membalikkan telapak tangan. Kat pun harus melakukan sesuatu yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya di akhir petualangannya.
Satu hal lagi yang seru dari novel ini adalah kita akan diajak untuk menjelajahi berbagai tempat menarik oleh Kat. New York City disebut-sebut sebagai Disneyland-nya orang dewasa. Mountain View dan New York pun diibaratkan sebagai dua planet berbeda.
KATWALK, novel yang manis sekaligus memberi banyak pencerahan. Cocok banget dibaca para wanita yang mungkin saat ini lagi galau atau ingin membuat perubahan baru dalam hidup tapi bingung harus memulai dari mana. Oh iya, ada kisah yang manis juga yang dialami Kat selama dua bulan di New York. Biar nggak makin penasaran, langsung saja baca novelnya ya ladies.
- Review: Novel The Portrait of a Lady Karya Henry James
- Review: Buku Reasons to Stay Alive, Kisah Nyata Melawan Depresi - Matt Haig
- Review: Buku Love Karya Ade Aprilia
- Review: Nevermoor (The Trials of Morrigan Crow) Karya Jessica Townsend
- Review: Catatan Harian Menantu Sinting - Rosi L. Simamora
(vem/nda)