Judul: The Book of IKIGAI (Make Life Worth Living)
Penulis: Ken Mogi, Ph.D.
Penerjemah: Nuraini Mastura
Penyelaras aksara: Sheilla Amelia & Lya Astika
Penata aksara: Puthut Tri Sudarmanto
Perancang sampul: Artgensi
Cetakan ke-1, Juni 2018
Penerbit Noura (PT Mizan Publika)
Perkenalkan Jiro Ono, 91 tahun:
– Chef bintang-tiga-Michelin paling tua di dunia yang masih hidup.
– Di restorannya, selalu tersedia telur ikan salmon (ikura) dalam kondisi segar yang biasanya hanya bisa disajikan di musim gugur.
– Ono “memijit” daging gurita selama satu jam agar empuk dan enak untuk membuat menu guritanya yang terkenal,
– Saat orang-orang masih meringkuk di tempat tidur, Ono sudah tiba di pasar demi mendapatkan ikan terbaik.
Tak heran restoran sushi milik Ono masuk daftar resto kelas dunia. Presiden Barack Obama bahkan memuji karya Ono sebagai sushi terlezat yang pernah disantapnya.
Apa sebenarnya kunci kesuksesan Ono? Apa yang membuatnya mampu tetap bersemangat menjalani hari-harinya?
Ternyata Ono memiliki IKIGAI yang membuatnya tak pernah bosan melakukan hal yang sama dan detail setiap hari. Dia menemukan ikigai dari senyuman pelanggannya, penghargaan-penghargaan yang dia peroleh, atau dari hawa sejuk kala fajar, saat dia bangun, dan bersiap-siap pergi ke pasar ikan. Dia bahkan berharap bisa mati selagi membuat sushi.
Ikigai, filosofi hidup dari Jepang, akan memberikan Anda motivasi, semangat, gairah, dan tujuan untuk menjalani hidup. Melalui berbagai kisah inspiratif, Ken Mogi, seorang brain scientist, menunjukkan keajaiban ikigai dalam hidup manusia.
Tidakkah kini saatnya Anda menemukan Ikigai Anda sendiri?
***
Beberapa waktu yang lalu saya menonton film dokumenter yang sangat bagus. Judulnya Jiro Dreams of Sushi (2011). Sebuah film dokumenter tentang master sushi bernama Jiro Ono yang saat itu berusia 85 tahun. Dia memiliki sebuah restoran sushi yang legendaris dan menyandang 3 bintang Michelin. Tapi jangan bayangkan restorannya itu besar dan mewah. Restorannya sangatlah sederhana, bahkan hanya bisa menampung 10 tamu dan setiap tamu yang mau makan di situ harus reservasi setidaknya satu bulan sebelumnya.
Jiro Ono sebenarnya sosok yang sederhana tapi dedikasinya pada pekerjaan sangat luar biasa. Meski hidangan yang ia buat "hanyalah" sushi tapi setiap bahan ia cari dan dapatkan dengan begitu teliti. Tiada hari tanpa bekerja, bahkan ia benci dengan hari libur.
Once you decide on your occupation... you must immerse yourself in your work. You have to fall in love with your work. Never complain about your job. You must dedicate your life to mastering your skill. That's the secret of success... and is the key to being regarded honorably.
(Jiro Ono, Jiro Dreams of Sushi)
Apa yang dilakukan dan dikerjakan oleh Jiro adalah salah satu potret yang menggambarkan konsep ikigai. Dalam The Book of Ikigai, kisah Jiro Ono pun dibahas. Ikigai adalah tentang menemukan, menjelaskan, dan menghargai kesenangan-kesenangan hidup yang memiliki arti bagi Anda (hlm. 17). Konsep dan falsafah ini sepintas tampak sederhana, tapi bisa memberi perubahan besar dalam hidup seseorang.
Ikigai adalah istilah Jepang untuk menjelaskan kesenangan dan makna kehidupan. Kata itu secara harfiah meliputi "iki" (untuk hidup) dan "gai" (alasan). Dalam bahasa Jepang, ikigai digunakan dalam berbagai konteks, dan dapat diterapkan pada hal-hal kecil di keseharian selain target-target dan prestasi-prestasi besar. Itu adalah sebuah istilah umum yg digunakan orang-orang dalam keseharian hidup secara luwes, tanpa menyadari akan artinya yg istimewa.
(hlm. 5)
Apa sih yang membuat seseorang bisa betah dan bertahan pada satu profesi selama puluhan tahun? Bagaimana seseorang bisa sukses dengan menggeluti satu bidang saja? Pertanyaan ini mungkin pernah terbesit di pikiran kita saat melihat orang-orang di sekitar kita yang begitu berdedikasi pada pekerjaannya.
Bisa jadi, disadari atau tidak, orang-orang yang berdedikasi tinggi tersebut mengikuti filosofi hidup ikigai. Melalui The Book of Ikigai kita akan memahami konsep ikigai dengan lebih dalam. Juga ada contoh sosok-sosok luar biasa yang telah menerapkan ikigai dalam hidupnya.
Dalam kehidupan, kita terkadang salah menempatkan prioritas dan arti penting suatu hal. Sering kali, kita melakukan seuatu demi imbalan. Kalau imbalannya tidak kunjung datang, kita kecewa dan kehilangan minat dan semangat dalam bekerja. Itu jelas pendekatan yang salah.
(hlm. 98)
Ada Hiroki Fujita yang sudah mulai beraktivitas pukul 2 dini hari demi mendapatkan ikan tuna terbaik. Koshimizu yang hanya makan mi udon kuah untuk santap siang setiap hari demi menjaga kemampuan mencicip lidahnya agar tidak terganggu. Dan juga Hayao Miyazaki yang bisa berjam-jam bekerja di mejanya demi menghasilkan karya terbaik.
Filosofi ikigai bisa diterapkan oleh siapapun. Sebenarnya konsepnya sederhana saja. Tapi hanya segelintir orang yang bisa melakukannya. Nggak semua orang mau menghabiskan waktu satu jam untuk memijit daging gurita seperti yang dilakukan Jiro Ono untuk membuat sushi terbaik. Nggak semua orang bisa mendedikasikan hidupnya untuk membuat ribuan sketsa demi karya terbaik seperti yang dikerjakan oleh Hayao Miyazaki.
Melakukan hal yang sama berulang-ulang. Memulai dari hal-hal kecil dan detail. Konsisten membuat sesuatu sampai tahap sempurna. Tak mengharapkan imbalan atau penghargaan. Semua demi kepuasan diri. Jauh dari sorotan, tapi bisa membuat perbedaan yang begitu besar.
The Book of Ikigai memberi kita wawasan yang lebih luas dan dalam soal makna hidup. Ada cara-cara yang bisa diikuti untuk membuat hidup terasa lebih berharga. Ada langkah-langkah hingga motivasi yang bisa kita jadikan pegangan dalam bekerja dan menjadikan hidup lebih berarti. Setelah membaca buku ini, kita akan kembali tergerak untuk melakukan sesuatu untuk perubahan yang lebih baik di hidup ini.
Advertisement
- Review: Novel Buku Panduan Matematika Terapan - Triskaidekaman
- Review: Novel Fiesta - Ernest Hemingway
- Review: Novel Hingga Pantai Seberang - Aquarina Kharisma Sari
- Review: Novel Antologi Rasa - Ika Natassa
- Review: Novel I AM SARAHZA - Hanum Salsabiela dan Rangga Almahendra
- Review: Buku Aku Senang Membaca (Seri Anak Hebat)
(vem/nda)