Judul: Buku Panduan Matematika Terapan
Penulis: Triskaidekaman
Editor: Sasa
Desain sampul: Fauzi Fahmi
Desain isi: Nur Wulan
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Pertanyaan P-NP (sesuatu yang bisa diperhitungkan-sesuatu yang tidak bisa diperhitungkan) muncul setelah Prima didatangi oleh hantu yang mengajarinya cara berhitung dan berbagai teori matematika di dalam mimpi. Teka-teki itu semakin mengusiknya ketika ia bertemu Tarsa—si cerdas yang juga memiliki pertanyaan sama tentang P-NP. Namun, meski telah mencurahkan seluruh hidupnya, Prima tak juga mampu menemukan jawabannya. Tentu. Karena, siapa pula manusia di dunia ini yang bisa menjawab kapan ia akan dimatikan?
***
Buku Panduan Matematika Terapan, awal mendengar judul ini langsung terbayang ini adalah buku pelajaran. Tapi ternyata bukan. Buku Panduan Matematika Terapan adalah sebuah novel. Bahkan novel ini berhasil menyabet juara satu di UNNES International Writing Novel Contest 2017. Makin penasaran lah dengan isi novel ini. Cerita apa yang diangkat di dalamnya?
Seperti judulnya, novel ini sangat kental dengan unsur matematika. Tapi jangan bayangkan isinya hanya penuh dengan angka dan rumus saja. Ada gabungan antara pertanyaan-pertanyaan soal kehidupan dan uraian makna yang disarikan dari sejumlah rumus matematika. Tidak pernah terbayang sebelumnya kalau sebuah rumus matematika bisa jadi jawaban atas pertanyaan soal kehidupan yang penting.
Mantisa, anak gadis yang tinggal di panti asuhan. Dia bukan gadis biasa. Dia selalu banyak tanya. Banyak hal yang sangat mudah membuatnya penasaran. Bahkan dia punya keistimewaan bisa menghitung tetes air hujan.
Lalu ada Prima, anak genius yang karena sebuah kejadian menjadi seorang anak tunarungu. Beruntung ia mempunyai seorang ibu yang begitu menyayanginya. Prima menjalani "sekolahnya" dengan cara berbeda. Prima pun kemudian berjumpa dengan Mantisa. Sosok Tarsa lah yang membuat Prima dan Mantisa bertemu. Mereka kemudian dibuat penasaran untuk memecahkan konsep P-NP.
Hidup terkadang seperti kurva parabola. Kamu menginginkan sesuatu. Kamu datang mendekat padanya dengan penuh harapan. Ternyata ia mengusirmu menjauh bahkan sebelum kamu bersentuhan dengannya. Kejam. Apa yang kamu mau justru tak mau kamu ada. Ia membuang muka, berpantang sudi. Begitulah. Tanpa bersentuhan lagi, tanpa pamit, tanpa niat untuk mundur, dan tanpa tolehan sama sekali, ... ."
(hlm. 21)
Konsep P-NP (sesuatu yang bisa diperhitungkan-sesuatu yang tidak bisa diperhitungkan) mengusik hidup Prima. Ada hantu yang mendatangi mimpinya. Mimpi yang begitu absurd tapi juga terasa sangat nyata. Dari hantu tersebut, Prima bahkan belajar cara menggunakan abakus. Prima pun menghabiskan banyak waktunya berdialog dengan hantu tersebut mengenai berbagai persoalan kehidupan.
Cuma ada dua cara menjelaskan matematika. Satu, dengan perhitungan sampai dapat. Dua, dengan mencoba-coba. Tidak ada pilihan ketiga.
(hlm. 115)
Bersama Prima, Mantisa bisa mendiskusikan banyak hal. Terlepas dari cara berkomunikasi yang berbeda, keduanya begitu terobses untuk memecahkan misteri P-NP.
Konsep P-NP tak cuma soal misteri besar di matematika. Tetapi juga di kehidupan. Hal-hal yang terhitung dan tampak bisa diibaratkan sebagai P. Sedangkan yang tak terhitung dan misteri adalah wujud dari NP. Bahkan P dan NP tak ubahnya mimpi dan kehidupan nyata.
Advertisement
Bayangkanlah jika tak pernah ada sang waktu di dunia yang kaukenal. Tanpa waktu meskipun ada jarak, tidak akan ada kecepatan; sehingga jarak itu menjadi tak ada artinya.
(hlm. 204)
Begitu banyak pertanyaan mendasar soal kehidupan yang dibahas di novel ini. Di bab-bab awal membaca, kening kita mungkin akan dibuat berkerut. Dibuat meraba-raba ke mana arah cerita dan nasib dari setiap tokohnya. Tapi begitu karakter-karakternya semakin hidup, kita akan diajak untuk memasuki ruang yang tak pernah kita bayangkan sebelumnya.
Dari kisah Prima dan Mantisa, kita seperti diajak untuk berdialog dengan diri sendiri. Seperti ada tombol dalam pikiran kita yang kembali dinyalakan. Lalu dibuat berkelana dengan menghinggapi berbagai pertanyaan soal kehidupan.
Manusia cuma penumpang. Cuma pemeran. Cuma bidak-bidak yang bergerak-gerak sesuai perannya.
(hlm. 284)
Ada kisah yang begitu mengharukan juga di novel ini. Tentang menghadapi kehilangan juga menyikapi kehidupan yang kadang begitu pahit. Penuh kejutan dan hal tak terduga, termasuk soal identitas sosok hantu yang tak pernah dibayangkan sebelumnya.
Novel Buku Panduan Matematika Terapan memberi pengalaman membaca yang tak akan pernah terlupakan. Ditulis dengan referensi yang begitu solid dengan jalinan bercerita yang kompleks, Buku Panduan Matematika Terapan seperti sekumpulan puzzle yang harus kita rangkai satu per satu dengan begitu cermat untuk mendapatkan keindahan ceritanya.
- Review: Novel Barichalla Karya Khrisna Pabichara
- Review: Novel Fiesta - Ernest Hemingway
- Review: Novel Hingga Pantai Seberang - Aquarina Kharisma Sari
- Review: Kekasih yang Tak Bahagia (5 Cerita Pendek Perempuan Dunia)
- Review Buku I AM: THE BANKER 2 - Damar P. Wimantoko
(vem/nda)