Judul: The Woman in the Window
Penulis: A. J. Finn
Penerjemah: Ingrid Nimpoeno
Advertisement
Penyunting: Yuli Pritania
Penata letak: TBD
Cetakan ke-1, Mei 2018
Diterbitkan oleh Noura Publishing (PT. Mizan Publika)
Anna Fox berdiri di depan jendela. Siap melakukan kegiatan rutinnya: memata-matai para tetangga lewat lensa kamera. Ya, dia hafal kegiatan mereka semua. Ya, dia menyaksikan perselingkuhan. Namun, tidak pernah sebuah pembunuhan.
Hari itu, pemandangannya berbeda. Pisau di dada Jane--tetangga barunya, darah di kaca, jemari yang menggapai meminta pertolongan. Anna bergegas ke luar rumah untuk menyelamatkan wanita itu. Namun, agorafobia parah yang diidapnya membuatnya pingsan saat melangkah ke tempat terbuka. Saat sadar, ada Jane Russel lain di hadapannya, seorang wanita yang tidak dia kenal, Jane Russel sesungguhnya. Tidak ada yang mati, dia mungkin berhalusinasi.
Anna pun mencurigai ingatannya sendiri. Terlalu banyak minum, mereka bilang. Mungkin dia hanya berusaha mencari perhatian karena kesepian. Benarkah?
***
Setahun belakangan ini Anna Fox tak pernah keluar rumah. Hari-harinya ia habiskan di dalam rumah dan mengamati aktivitas para tetangganya. Dengan bantuan kamera, Anna bisa mengamati gerak-gerik para tetangganya, bahkan ia hafal dengan jadwal kegiatan mereka dengan cukup detail. Sampai suatu hari ada sebuah keluarga yang menjadi tetangga barunya.
Tetangga barunya itu terdiri dari pasangan suami istri, Alistair dan Jane serta putranya, Ethan. Anna memang tak langsung berkenalan dengan mereka. Namun, Ethan sempat bertamu ke rumahnya. Pun dengan Jane yang sempat menghabiskan waktu yang cukup lama mengobrol dengan Anna. Sampai suatu ketika Anna mengamati rumah keluarga tersebut dan menyaksikan sebuah kejadian mengerikan.
Anna melihat Jane ditusuk. Melalui kameranya, Anna dengan jelas melihat Jane berdarah dan menggapai meminta bantuan. Sebelumnya Anna juga mendengar teriakan dan sempat menelepon Ethan tapi keadaan jadi makin mencurigakan. Anna pun memberanikan diri untuk keluar rumah berusaha menolong. Tapi kondisi agoraphobia (takut keluar ke tempat umum) yang cukup parah membuatnya ambruk. Dia tak sadarkan diri.
Keadaan jadi makin membingungkan ketika Anna sadar tapi situasi yang terjadi sangat berbeda dengan sebelumnya. Anna dituduh berhalusinasi. Memang selama ini ia menjalani terapi dan mengonsumsi obat untuk mengatasi kondisinya. Tapi beberapa waktu terakhir Anna lebih sering menenggak minuman keras bahkan mengabaikan peringatan dokter yang melarangnya minum obat bersamaan dengan minuman beralkohol.
Yang paling mencengangkan adalah sosok wanita yang mengaku sebagai Jane muncul di hadapannya dan masih hidup. Alistair pun berkesaksian kalau wanita itulah istrinya, Ethan juga secara tidak langsung mengakui wanita itulah ibunya. Sedangkan Jane yang dilihat Anna saat itu bukanlah Jane yang sempat mampir ke rumahnya dan menghabiskan banyak waktu mengobrol hingga bermain catur. Lalu siapa wanita yang ditikam waktu itu? Siapa sebenarnya Jane? Siapa yang berpura-pura jadi Jane?
Membaca The Woman in the Window bikin penasaran sampai akhir. Ikut menebak-nebak dengan apa yang sebenarnya dilihat dan dialami oleh Anna. Begitu banyak misteri dan halusinasi. Bahkan Anna sendiri tampak begitu sulit membedakan mana yang asli dan mana yang palsu. Jadi ikut curiga dengan para tetangga dan orang-orang yang berada di dekat Anna. Ada sesuatu yang disembunyikan. Ada hal yang ditutup-tutupi.
Setelah sebuah tragedi yang mengerikan yang terjadi setahun yang lalu, kehidupan Anna berubah drastis. Waktunya ia habiskan di dalam rumah, menonton film hitam putih kesukaannya, dan berselancar di internet turut memberi konsultasi pada orang-orang yang mengidap kondisi yang sama dengannya. Meskipun ia sendiri bekerja sebagai seorang psikolog yang menangani anak, tapi kondisi post traumatic stress disorder yang dialaminya membuat hidupnya sempat kehilangan arah.
Ada plot twist yang tak terduga pada kejadian yang dialami Anna. Ada sesuatu yang dibalikkan dan kemudian menjadi jawaban dari pertanyaan besar yang menggelayuti Anna. Sangat salut dengan usaha keras Anna untuk mencari kebenarannya. Di tengah kondisinya yang sering dicap gila, Anna berjuang sekuat tenaga melawan rasa takutnya untuk mengungkap kenyataan yang sebenarnya.
Novel ini menyajikan kisah yang begitu pahit. Tapi juga menyuguhkan sisi yang mengharukan soal cinta dan keluarga. Karakter Anna pun dibuat dengan begitu memikat, dari yang tadinya seperti wanita lemah dan tak berdaya berubah jadi wanita yang akhirnya membuat keputusan besar dalam hidupnya meski tidak mudah.
Oh iya novel ini juga bakal difilmkan, lho. Pastikan baca novelnya dulu biar nanti dapat pengalaman yang lebih lengkap saat menonton filmnya ya.
- Review: Novel Go Where Your Heart Takes You - Susanna Tamaro
- Review: Novel Antologi Rasa - Ika Natassa
- Review: Novel Ready Player One - Ernest Cline
- Review: Buku Media Sosialita - Joey Roesma dan Nadia Mulya
- Review: Buku Neng Koala (Kisah-Kisah Mahasiswi Indonesia di Australia)
(vem/nda)