Judul: Generasi Phi, Memahami Milenial Pengubah Indonesia
Penulis: Dr. Muhammad Faisal (Youth Researcher, Founder of Youth Laboratory Indonesia)
Editor: Stevy Maradona dan Udan Rusydan
Lay Out: Muhammad Ali Imron
Desain Sampul: Hari Prasetyo
Ilustrasi Sampul: Hari Prasetyo
Diterbitkan oleh: Republika Penerbit
Cetakan I, Desember 2017
Anda bingung melihat pemikiran dan perilaku anak muda zaman now. Bisa dimaklumi. Perbedaan generasi tentu akan memunculkan gap. Mispersepsi dan miskomunikasi seringkali terjadi. Tidak jarang berujung pada perselisihan dan pertengkaran.
Didasarkan pada aktivitasnya meneliti anak muda lebih dari satu dekade, Penulis mengajak kita untuk mengetahui dan memahami generasi millenial lewat pengelompokan generasi yang khas Indonesia. Selain akan mengurangi gap antar generasi, pada saat yang sama juga akan mampu mempersiapkan generasi berikutnya dengan tepat .
“Ulasan Faisal banyak memberikan kedalaman wawasan. Terutama ketika harus berkomunikasi dengan generasi millenial Indonesia.”
—Affi Khresna, Penggiat sinergi lintas Generasi & Chief Happiness Officer Pinasthika Creativestival
Advertisement
***
Selama ini mungkin kita sudah sangat familier dengan istilah generasi milenial. Generasi milenial adalah generasi yang lahir antara tahun 1982 – 2004. Tapi bagaimana dengan generasi phi? Pernah dengar kah?
Generasi phi disebut sebagai generasi pengubah Indonesia. Generasi ini adalah yang lahir antara tahun 1989 – 2000 dan bakal menjadi penentu gerak langkah seluruh generasi muda Indonesia sampai 50 tahun mendatang. Melalui buku Generasi Phi, Memahami Milenial Pengubah Indonesia, semua hal yang berkaitan dengan generasi phi serta perkembangan perubahan yang terjadi dari generasi ke generasi dikupas habis. Ada banyak wawasan menarik terkait perubahan yang pernah terjadi dan yang diprediksi akan terjadi di setiap generasinya.
Terdiri dari lima bab: Generasi Phi (Pengubah Indonesia); Inside Generasi Phi; Generasi Phi: Education & Career; Invasi Generasi Phi: Bonus Demografi Pascatahun 2020; dan Masyarakat Setelah Generasi Phi, buku ini menyajikan banyak pengetahuan baru yang sangat menarik untuk diikuti. Ada banyak hasil studi, kajian, dan temuan menarik yang juga ikut dibahas di buku ini.
Semua hal yang berkaitan dengan generasi phi dikupas habis di buku ini. Kalau kamu termasuk dalam golongan generasi phi, kamu pasti akan menemukan banyak hal yang rasanya begitu dekat dengan dirimu sendiri. Bahkan kamu akan menemukan banyak jawaban terkait hal-hal yang selama ini pernah atau sedang kamu alami di tengah era digital dan dinamika kehidupan yang kadang cukup membingungkan. Seperti kenapa generasi phi disebut sebagai kurator, kecenderungannya untuk ingin modern tapi juga mempertahankan nilai tradisionalnya, lebih suka independen dalam berpikir, juga permasalahan yang kerap dialami generasi phi (misalnya masalah rasa percaya diri, frustrasi, bingung dengan berbagai kesempatan yang ada, cita-cita, memaknai pertemanan, dan rasa kesepian).
Kita juga akan dikenalkan dengan istilah generasi alfa, beta, omega, dan neo-alfa. Sangat menarik mengetahui perkembangan yang terjadi di setiap generasinya. Juga kaitannya dengan perubahan yang terjadi di Indonesia, ternyata masing-masing generasi punya andil dan ikut dipengaruhi oleh peristiwa-peristiwa penting di tanah air. Sementara itu, generasi phi punya aspirasi sendiri tidak ada dalam generasi sebelumnya, yaitu aspirasi untuk menjadi bagian dari minoritas, melawan arus utama, atau anti-mainstream.
Berbagai isu penting yang terjadi di era digital juga turut dibahas. Seperti soal “aturan” tentang bagaimana individualisme dianggap sebagai ancaman keharmonisan kelompok, peergroup, juga interaksi sosial. Mungkin kita sendiri juga pernah mengalami hal ini, saat kita berusaha untuk mencoba menjadi diri sendiri dan menjalani pilihan hidup sendiri tapi malah merasa terasingkan. Hal ini ternyata ada penjelasannya sendiri.
“Semakin besar akses internet dan jangkauan anak muda untuk mengakses media sosial, justru semakin banyak ditemukan kasus anak muda yang kesepian. Kondisi ini sangat kontradiktif,” ketika membaca kalimat tersebut kita mungkin akan langsung tersentil. Ternyata hal tersebut merupakan masalah global. Data WHO bahkan menyatakan bahwa depresi akan menjadi beban penyakit kedua tertinggi di dunia pada 2020. Problematika sosial dan krisis kesehatan jiwa yang terjadi ternyata punya banyak implikasi serius di kehidupan setiap generasi.
Melalui buku ini pula, kita akan memahami bagaimana sebuah tren bisa terbentuk, berbagai faktor yang menciptakan pola perilaku khas dari setiap generasinya, dan juga yang tak kalah menarik adalah prediksi tentang arah generasi yang berikutnya. Kalau kamu masuk dalam golongan generasi phi, membaca buku ini seperti sedang mempelajari diri sendiri. Kita jadi lebih bisa memahami diri sendiri dan bakal terbantu untuk membuat pilihan-pilihan hidup yang lebih baik di era modern ini.
Disampaikan dengan bahasa yang mudah dipahami, buku Generasi Phi, Memahami Milenial Pengubah Indonesia bakal jadi referensi yang tepat untuk memahami pola perilaku generasi dan berbagai potret sosial yang terjadi di Indonesia. Sangat cocok dibaca oleh siapa saja yang ingin tahu lebih banyak soal generasi pengubah Indonesia, sekaligus yang ingin lebih mudah menentukan strategi yang tepat untuk mengetahui ke mana arah generasi muda yang berikutnya.
- Review: Buku Why Men Want Sex and Women Need Love – Allan & Barbara Pease
- Review: Buku Beyond Mars and Venus Karya John Gray
- Review: Novel Rainbirds Karya Clarissa Goenawan
- Review: Buku Men are from Mars, Women are from Venus - John Gray, Ph. D.
- Review: A Little Thing Called Baper (FRIENDSHIP) - @HHONHON