Setelah rajin lihat promo Aroma Karsa yang sepotong-potong di media sosial, akhirnya keluar sudah Aroma Karsa dalam wujud penuhnya, Jumat (16/3). Saya mendapatkannya lebih dulu melalui sistem pre-order via sebuah toko online. And it was worth all the waiting.
Inti cerita dari buku ini adalah perjalanan Jati Wesi sebagai tokoh utama dalam mencari jati diri dan Puspa Karsa. Puspa Karsa sendiri merupakan misteri yang membuka tabir Jati ke unsur terdasarnya --siapa, dari mana, kenapa.
Dalam perjalanannya, Jati dikelilingi tokoh kuat macam Tanaya Suma, Raras Prayagung, hingga Anung. Ditambah dengan kemampuannya membaui semua unsur yang ada, mulai dari aroma terbaik hingga bau terbusuk.
Advertisement
Penggambaran aroma inilah yang menampakkan kesiapan Dee Lestari sebagai penulis yang lengkap. Dia menuliskan sejumlah istilah perparfuman, aneka molekul kimiawi, dan tak lupa ragam jenis anggrek sebagai bunga utama dalam cerita. Kesemuanya memperlihatkan adanya riset kuat yang ia jahit sempurna sehingga di akhir cerita rasanya saya sebagai pembaca ikut memiliki penciuman nan peka.
(Baca: Titik Kulminasi Karya Dee Lestari Itu Bernama Aroma Karsa)
"Aroma Karsa bisa dibilang adalah kulminasi dari semua yang sudah saya kerjakan sebelumnya. Setiap buku yang sudah terbit ada ilmu-ilmu baru yang coba saya terapkan di buku ke-12 ini," ujar Dee saat jumpa pers rilis Aroma Karsa pertengahan Maret 2018.
Jangan kaget juga dengan rangkaian alur maju-mundur tapi saling terkait. Kita jadi dibuat menebak-nebak siapa menjadi apa dalam alur ini. Sekaligus menunjukkan kebenaran review dari sesama penulis, Sapardi Djoko Damono, bahwa Dee sangat tabah dalam membangun jalur cerita Aroma Karsa.
Overall, Aroma Karsa sangatlah worth to read for. Tidak terlalu 'berat' dalam bahasa, tapi sama sekali tidak 'ringan' dalam penyampaian, alur, tokoh, hingga riset yang luar biasa. Salut untuk Dee!
(vem/zzu)