Judul: Bekal Kunjungan (Kumpulan Puisi)
Penulis: Nermi Silaban
Desain Sampul: Andi Susilo
Advertisement
Tata Letak: Diemas Setyo Aji
Ilustrasi Sampul: Thirty, 1937, Wassily Kandinsky
Cetakan kedua, Februari 2018
Diterbitkan oleh Penerbit Gorga
Dari lintang kabel—garis paranada itu,seayunan sayap burung layang-layangtelah digenggam angin.Pesawat kertas lepasdari tangan masa kecil,derit papan ayun di taman bermaintinggal sepoi napas irama.Di jendela masa tuamumemori menerbangkansekawan burung layang-layangpada biola tengah dibelaitangan-busur yang lirihmengiring rinai senar gitardipetik bagai kereta pengantar terakhirdari pelantun yang getirmengalunkan rindubagimu tak lain hanyabayang-bayang sayap di lantai cahayapanggung ingatan itu.Sejenak tersadarkedua telapak tangantersingkap di wajah—kau telah abadidisembunyikan waktu.(Pengantar TerakhirBurung Layang-Layang)***Apa yang menyenangkan dari membaca puisi? Setiap orang punya caranya sendiri dalam menikmati puisi. Tiap orang pun bisa memaknai sebuah puisi dengan caranya sendiri. Membaca puisi pun bisa jadi salah satu cara untuk melepas penat. Membaca puisi bisa membawa kita ke ruang-ruang perasaan yang selama ini mungkin belum pernah benar-benar kita pahami sebelumnya.
Bekal Kunjungan, buku kumpulan puisi karya Nermi Silaban ini sangat menarik untuk dibaca. Kumpulan puisi di dalamnya dibagi menjadi tiga: Bekal Kunjungan, Ungkapan, dan Potret bagi Kalian. Topik-topik seperti kehidupan, usia, waktu, dan perasaan dituliskan dalam larik-larik puisi yang begitu dalam. Ada banyak emosi yang ditemukan di dalam puisi-puisinya. Soal kerinduan, kehilangan, keikhlasan, kebahagiaan, kesedihan, dan kerapuhan.Membaca puisi-puisi di bagian Bekal Kunjungan, kita akan diajak untuk kembali mempertanyakan kehidupan. Begitu lekat juga dengan kematian. Meski ada beberapa bagian yang terasa begitu muram tapi ada pesan-pesan yang disematkan dalam setiap puisinya.
Di bagian Ungkapan, puisi-puisinya terasa lebih berwarna. Meski yang dibahas tak luput juga dari soal kebahagiaan dan perpisahan. Suara-suara hati yang selama ini mungkin hanya bisa kita pendam pun seakan diceritakan melalui puisi-puisi di bagian ini.Sementara di bagian Potret Bagi Kalian, bahasan tentang Tuhan dan waktu ditulis dalam larik puisi dengan makna yang begitu dalam. Di sini ada banyak puisi yang memberi nuansa lebih positif dan optimis. Membacanya akan menghadirkan perasaan yang begitu hangat.Membaca puisi memang sebaiknya dilakukan pelan-pelan. Sehingga setiap makna dan pesan yang disampaikan bisa kita terima dan pahami dengan baik. Pastinya setiap puisi memiliki keindahannya masing-masing. Seperti puisi-puisi dalam Bekal Kunjungan ini.
- Review: Novel True Stalker Karya Sirhayani
- Review: Buku Jatuh dan Cinta - Boy Chandra
- Review: Kunamai Bintang Itu Namamu - Cindy Joviand
- Review: Dongeng Panjang Literasi Indonesia & Resep Membuat Jagat Raya
(vem/nda)