Judul: Dongeng Panjang Literasi Indonesia (Sehimpun Esai)
Penulis: Yona Primadesi
Desain sampul: Andi Susilo
Tata letak: Diemas Setyo Aji
Gambar sampul: A world of Your Own/Carlin Laura
Cetakan pertama, Januari 2018
Penerbit: Kabarita (penerbitkabarita@gmail.com)
Literasi bukan hanya perkara baca-tulis-hitung, itu hal pertama yang harus diluruskan pada persepsi banyak penggiat literasi maupun masyarakat. Meskipun basic literation menurut deklarasi Praha memang menyangkut kemampuan mengenal dan membaca sumber pengetahuan. Akan tetapi praktiknya, literasi tidak bisa dipilah-pilah bertingkat secara gamblang seperti demikian. Literasi menyangkut banyak aspek, dan salah satunya baca-tulis, yang kemudian mesti dikembangkan menjadi baca-kaji-hitung-nalar-kritis-tulis-dan komunikatif.
Apa yang terlintas di pikiran kita bila mendengar kata literasi? Mungkin kita akan berpikir kalau literasi hanya berhubungan dengan kegiatan membaca dan menulis saja. Tapi ternyata literasi lebih dari itu. Literasi tidak hanya terbatas pada kegiatan baca, tulis, dan hitung semata. Ada banyak aspek dalam literasi, antara lain juga mengkaji, menalar, bersikap kritis, menulis, dan perilaku komunikatif. Dongeng Panjang Literasi Indonesia, sehimpun esai karya Yona Primadesi ini bisa jadi referensi menarik untuk memahami dunia literasi.
Ada 14 esai di buku ini, antara lain Bukan Sekadar Baca Tulis, Bekal Awal Literasi untuk Anak, Kamu Kok Enggak Suka Baca?, Buku dan Cara Pandang yang Tabu, Anak Membaca Orangtua Memerdekakan, Praktik Imperialisme dalam Buku Anak, Menu Sastra dalam Literasi Anak, Kanak-Kanak Juga Butuh Menulis, Keluarga Basis Literasi, Membaca Keluarga yang Membaca, Indahnya Masa Kecil Kids Jaman Now!, ISBN dan Indikator Literasi, Berpiknik di Perpustakaan, dan Kembali Berbudaya bersama Indigenous Literacy.
Mengikuti esai-esai dalam buku yang ditulis dengan bahasa ringan dan mengalir, kita jadi mendapat banyak tambahan pengetahuan soal dunia literasi. Salah satu topik yang sangat mengena yang banyak dibahas dalam buku ini adalah soal pentingnya peran orangtua untuk membangun kebiasaan membaca pada anak. Bahkan bukan sekadar membaca, melainkan cara yang tepat untuk mengembangkan kemampuan dan daya pikir anak jadi lebih baik dengan membaca.
Kadang memang agak dilema ketika anak yang sudah dibebani dengan banyak tugas dan pekerjaan dari sekolah masih harus didorong untuk menyukai buku-buku dan lebih banyak membaca. Dari tulisan Yona, ada beberapa hal yang bisa dijadikan pegangan orangtua untuk membangun kebiasaan membaca pada anak. Tidak sekadar menyediakan buku, melainkan ikut berperan aktif mendampingi hingga menjadi teman diskusi anak untuk membahas berbagai hal yang sudah dibaca.
Ada banyak hal menarik yang dibahas dalam kumpulan esai ini. Salah satu yang cukup berkesan bagi saya adalah soal pentingnya mengenalkan sastra pada anak sejak dini. Dijelaskan seorang penulis bernama Phillips Pullman mengatakan bahwa anak membutuhkan sastra sama halnya seperti kebutuhan akan air dan udara. Ternyata mengenalkan anak pada sastra itu tidak cuma bisa membuatnya jadi terhibur. Lebih dari itu, perkembangan psikologis dan intelektual anak pun bisa lebih optimal ketika sudah diakrabkan dengan sastra sejak dini.
Menurut banyak hasil penelitian, sastra merupakan media paling jitu untuk membantu anak-anak memahami diri dan lingkungannya. Bukan hanya karena karya sastra berisi ide-ide yang kaya, imajinatif, dan cenderung eksploratif. Sastra juga membantu anak-anak untuk melihat dunia dengan perspektif yang berbeda sehingga mampu mengajak anak pada pemahaman yang lebih dalam memaknai hidup. Selain itu, kosakata yang digunakan dalam karya sastra sangat beragam, hingga mampu memperkaya dan membantu anak dalam perkembangan psikologis serta intelektualnya.
(hlm. 64)
Selama ini saya berpikir bahwa bacaan yang diberikan pada anak-anak itu harus benar-benar dibatasi sesuai usianya. Tapi saat membaca esai Anak Membaca Orangtua Memerdekakan, saya mendapat perspektif baru. Bahwa ternyata bisa kok memberikan variasi bacaan yang lebih banyak untuk anak. Tapi tentu saja memang harus selalu didampingi. Di sinilah sekali lagi peran orangtua sangatlah penting untuk membantu anak bisa memiliki banyak pengetahuan dan suka dengan kegiatan membaca.
Mengapa kita sibuk membatasi bacaan apa yang layak dikonsumsi oleh anak-anak, jika orangtua justru mampu membangun atmosfer yang menggembirakan dalam aktivitas membaca. Tidak ada buku yang membahayakan, jika dibaca dan dipahami secara benar. Cara membaca dan memahami buku secara benar tersebut bisa terwujud jika orangtua atau orang dewasa mengambil peran yang cukup besar di dalamnya, bukan hanya semacam suplier buku.
(hlm. 38)
Yona Primadesi memiliki seorang putri bernama Abinaya Ghina Jamela (Naya). Naya ini pun sudah memiliki bukunya sendiri. Judulnya Resep Membuat Jagat Raya yang berisi kumpulan puisi hasil tulisan dan karyanya sendiri. Yona ternyata sudah menganjurkan putrinya untuk menulis sejak berusia lima tahun. Seperti apa puisi-puisi karya Naya?
Karena itulah, saya mengatakan bahwa anak-anak harus menulis. Agar mereka memiliki sahabat imajiner yang akan terlihat lebih real untuk semua emosi yang mereka sembunyikan. Agar orang-orang dewasa atau ketika kelak kanak-kanak tersebut beranjak dewasa, mereka bisa belajar dari masa lalu yang sempat mereka tuliskan, masa lalu yang tak tersampaikan.
Bagi saya, menulis itu membebaskan, melegakan. Karenanya saya belajar untuk menganjurkan putri saya menulis, sejak ia masih berusia lima tahun. Bukan karena saya ingin ia jadi penulis dan dikenal, melainkan agar ia kelak bisa membebaskan dan merayakan masa lalunya yang mungkin terlupakan.
(hlm. 60)
Judul: Resep Membuat Jagat Raya (Sehimpun Puisi)
Penulis: Abinaya Ghina Jamela
Desain sampul: Yopi Setia Umbara
Lukisan sampul: Jagat Raya dan Sayembara Menyanyi karya Abinaya Ghina Jamela
Lukisan isi: Abinaya Ghina Jamela
Tata letak: Kun Andyan Anindito
Cetakan V, September 2017
Penerbit: Kabarita (penerbitkabarita@gmail.com)
Resep Membuat Jagat Raya
Ambil sebutir proton
yang sangat kecil
lebih kecil dari pasir
lalu lempar ke tempat jauh
dan meledak lebih hebat
dari letusan gunung merapi
muncul jagat raya kosong
seakan rumah ditinggal penghuni
3 menit kemudian bumi dan
matahari dan planet-planet
dan meteor bermunculan
jatuh di bumi seringkali
tanpa ampun bumi kesakitan
menangis menjadi air laut
dan muncullah bulan
dari debu bumi dan aku tak bisa ke matahari dengan suhu sepuluh miliar derajat.
2016
Anak-anak sangat gemar bercerita. Mereka bisa menceritakan apa saja dengan cara dan gaya yang mereka suka. Cerita-cerita tersebut mereka ramu dari eksplorasi antara imajinasi, fakta, dan pengalaman empiris. Buku ini, adalah jagat raya yang diciptakan Naya dari kacamata anak-anak, tidak hanya untuk dirinya, tapi untuk semua orang.
Advertisement
Puisi-puisi di dalam buku ini ditulis Naya saat usianya 6-8 tahun. Jujur saya takjub ketika membaca puisi-puisinya. Telihat sekali ia memiliki kosakata yang sangat banyak. Daya imajinasinya pun luar biasa. Banyak hal yang ia bicarakan lewat puisi-puisinya. Soal semesta, luar angkasa, hewan-hewan yang ditemui, sampai hal-hal yang mungkin luput dari perhatian orang dewasa tapi bisa ia buatkan puisi dengan sentuhan ajaibnya sendiri.
Seperti yang dituturkan oleh Yona, sebagian puisi yang ditulis putrinya ini berasal dari hasil pemahamannya akan bacaan yang baru diselesaikannya. Seperti puisi berjudul Calon Arang yang ditulis setelah Naya selesai membaca salah satu karya Pramoedya Ananta Toer. Selain terinspirasi dari bahan bacaan, inspirasi puisi juga berasal dari film yang ditonton juga pastinya hal-hal yang dijumpainya dalam keseharian.
Yang membuat buku puisi ini menarik adalah adanya ilustrasi atau gambar hasil karya Naya yang disandingkan dengan tulisan puisinya. Sangat khas anak-anak. Kreatif, lucu, dan indah. Rasanya sungguh menyenangkan bisa membaca puisi-puisi karya Naya. Seperti diajak kembali ke dunia anak-anak yang begitu menyenangkan dan membahagiakan. Kembali diajak berputar-putar di dalam isi kepala seorang anak melalui larik-larik puisi Naya memberi pengalaman membaca yang begitu berwarna.
Dongeng Panjang Literasi Indonesia & Resep Membuat Jagat Raya, buku karya ibu dan anak ini bisa jadi referensi yang menarik memahami lebih jauh soal literasi juga kembali bersenang-senang dengan kegiatan membaca dan menulis. Sangat pas dibaca oleh para orangtua yang ingin memberikan edukasi pada anak untuk lebih cinta membaca dan mendapat banyak manfaat dari kegiatan tersebut dengan cara yang menyenangkan.
- Review: A Little Thing Called Baper (FRIENDSHIP) - @HHONHON
- Review Novel The Chemist – Stephenie Meyer (Penulis Terlaris Seri Twilight)
- Review: Novel One of Us is Lying (Satu Pembohong) - Karen M. McManus
- Review: Novel The Shrunken Head - Lauren Oliver & H.C. Chester
- Review: Happy Yummy Journey Karya Eje Kim
(vem/nda)