Bila beberapa waktu lalu dunia dihebohkan dengan foto penangkapan kucing besar-besaran yang kabarnya dijadikan masakan restoran, kini terjawab pertanyaan dikemanakankah bulu kucing disingkirkan.
Skandal penggunaan bulu hewan dalam industri pakaian memang bukan hal yang baru lagi. Sudah beberapa kali bahkan advokasi hewan di Jerman menemukan bulu-bulu hewan yang dijadikan pakaian. Beberapa waktu lalu, bulu kucing yang dijadikan pakaian sempat menjadi kasus heboh, setelah diatasi dan pelaku penjual dan pembuatnya ditangkap, kini ada kasus yang lebih baru lagi.
Bulu kucing tak hanya sekedar dijadikan mantel, namun ditemukan di sebuah clothing retailer, ada topi rajut dengan hiasan bulu kucing di bagian atasnya. Bulu ini asli, bukan buatan, dan dijual dengan harga yang cukup mahal.
Advertisement
Setelah ditelusuri, bulu-bulu tersebut diperkirakan diimpor dari China.
Seperti dikutip dari Yahoo Shine, perdagangan bulu hewan sebenarnya sudah ditutup dan dilarang oleh pemerintah uni Eropa sejak 2009 lalu. Namun karena dinilai cukup menghasilkan keuntungan besar, masih ada orang yang diam-diam menyelundupkan bulu-bulu kucing ini sebagai bahan pakaian.
"Seringkali labelnya diubah dan diwarna ulang sehingga pihak bea cukai kerap dikelabui. Apakah itu bulu kucing atau bulu anjing asli, hanya bisa diketahui lewat tes DNA yang memakan waktu. Kenyataan ini menunjukkan bahwa bulu kucing dan anjing di China dijual dengan harga sangat murah, bahkan dilabeli sebagai bulu palsu untuk bisa lolos dijual di luar negri," ungkap vice presiden PETA, Jerman, Harald Ullmann.
Hingga kini, hal ini masih terus ditangani dan penyelundup serta penjualnya ditangkap. Industri pakaian seharusnya tidak memperbolehkan penggunaan bulu hewan yang aturannya sudah ditulis pada undang-undang. Para desainer baju terkenal juga sebaiknya tidak memasukkan bulu-bulu hewan sebagai salah satu bahan pakaian yang didesain, sehingga penyiksaan hewan khususnya di Asia dan China bisa ditanggulangi.